Mohon tunggu...
Kartika E.H.
Kartika E.H. Mohon Tunggu... Wiraswasta - 2020 Best in Citizen Journalism

... penikmat budaya nusantara, buku cerita, kopi nashittel (panas pahit kentel) serta kuliner berkuah kaldu ... ingin sekali keliling Indonesia! Email : kaekaha.4277@yahoo.co.id

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Artikel Utama

Sisi Unik Tradisi Nisfu Syaban di Kota 1000 Sungai

28 Maret 2021   11:19 Diperbarui: 29 Maret 2021   02:57 818
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi berdoa di malam Nisfu Sya'ban via Freepik.com oleh Jaynothing

Masyarakat suku Banjar di Kalimantan Selatan sejak dulu dikenal mempunyai tautan budaya yang begitu kuat dengan peradaban budaya Islam yang lebih dulu lahir dan berkembang di jazirah Arab.

Sejarah interaksi di antara masyarakat Banjar dengan Agama Islam sebagai tatanan kehidupan yang paripurna diyakini para sejarawan telah dimulai jauh sebelum berdirinya Kesultanan Banjar, kesultanan pertama di pulau Kalimantan yang menjadikan Islam sebagai agama resmi negara, sekitar 5-6 abad silam.

Baca Juga: Masjid Sultan Suriansyah, Monumen Berdirinya Kota Banjarmasin

Tidak heran jika kemudian, secara emosional Urang Banjar seperti menyatu dengan Islam berikut segala atribut yang dibawanya, seperti digambarkan oleh antropolog Judith Ann Nagata, Profesor Emeritus dan Antropologi dari York University, Toronto, Kanada.

Suasana Malam Nisfu Syaban Sebelum Pandemi Covid-19 di Masjid Raya Sabilal Muhtadin, Banjarmasin. | Dokumentasi @kaekaha
Suasana Malam Nisfu Syaban Sebelum Pandemi Covid-19 di Masjid Raya Sabilal Muhtadin, Banjarmasin. | Dokumentasi @kaekaha

"Di mana Suku Banjar merupakan salah satu suku di Indonesia yang identitas kesukuannya bertumpang tindih dengan identitas keagamaan, "Agama ya suku, suku ya agama".

Sejak saat itu, Islam dengan segala pernak-pernik budayanya menjadi identitas spiritual dan kultural masyarakat suku Banjar. Sampai sekarang, jejak-jejak kedekatan d iantara keduanya masih tampak jelas, baik dalam bentuk ritus (personal maupun komunal), falsafah kehidupan, tradisi dan juga berbagai peninggalan fisik seperti arsitektur masjid, surau dsb.

Salah satu tradisi keislaman masyarakat Banjar yang sampai sekarang masih terpelihara dengan baik adalah terkait ritus peringatan nisfu syaban di pertengahan bulan syaban yang dalam perjalanannya terbukti membentuk sebuah tatanan kehidupan sosial yang unik dan khas di lingkungan komunal masyarakat Banjar di Kalimantan Selatan yang sepertinya tidak akan bisa ditemukan di tempat lain di Indonesia. 

Sebagian parkir sepeda motor di belakang masjid yang sudah penuh | @kaekaha
Sebagian parkir sepeda motor di belakang masjid yang sudah penuh | @kaekaha
Amaliah menyambut nisfu syaban dimulai sejak memasuki tanggal 15 Syaban atau sore hari saat berkumandangnya Azan Maghrib yang menjadi pertanda pergantian hari dalam kalender Islam Hijriah dan diakhiri esok harinya dengan menjalani puasa nisfu selama sehari.

Baca Juga: Ketika Orang Banjar Naik Haji

Pada sore hari atau biasa disebut sebagai malam nisfu itu, biasanya masyarakat muslim di Kota 1000 Sungai dan Kalimantan Selatan pada umumnya akan berbondong-bondong menuju masjid untuk mengikuti ibadah shalat Maghrib berjamaah dan disusul selanjutnya dengan beberapa amaliah malam nisfu syaban yang dilaksanakan setelahnya sampai selesai yang biasanya diakhiri dengan shalat Isya berjamaah.

Situasi ini menjadikan semua masjid di banua biasanya penuh sesak oleh jamaah, tuha-anum (tua-muda), lakian-binian (laki-laki-perempuan), kakanakan (anak-anak), kai-nini (semua hadir di masjid). 

Suasananya mirip dengan riuh-ramainya shalat hari raya Idul Fitri maupun Idul Adha, tapi dengan background alam di senja dan malam hari. Inilah fenomena keunikan pertama, rangkaian tradisi Nisfu Syaban di Kota Banjarmasin!

Jamaah bisa meluber sampai sampai teras depan masjid | Dokumentasi @kaekaha
Jamaah bisa meluber sampai sampai teras depan masjid | Dokumentasi @kaekaha
Keunikan berikutnya adalah fenomena yang terjadi pada keesokan harinya! Ini biasanya yang akan membuat para pendatang akan kebingungan sekaligus geleng-geleng kepala saking herannya, persis seperti yang saya alami ketika pertama kali menginjakkan kaki di Kota 1000 Sungai lebih dari dua dekade silam.

Biasanya, setiap nisfu syaban tiba, suasana siang hari jalanan baik di kota maupun di desa-desa jauh lebih sepi dari biasanya. Selain karena sebagian besar masyarakat Banjar terbiasa melakukan puasa, sehingga mengurangi aktivitas di luar rumah pada hari itu. 

Sebagian besar masyarakat memang lebih memilih menutup toko dan beragam jenis usaha yang ada, termasuk angkutan umum dan moda transportasi masa lainnya, maka jangan heran jika siang di nisfu syaban denyut aktivitas masyarakat seperti terhenti sejenak. 

Baca Juga: Munculnya Belungka Batu, Pertanda Kota Banjarmasin Memulai Ramadan

Bila sudah seperti itu, jangan harap Anda akan mendapatkan warung makan, kedai atau bahkan rumah makan yang buka dan mau melayani pembeli, terlebih warung atau rumah makan milik asli Urang Banjar. 

Semuanya menutup pintu rapat-rapat! Mereka akan buka kembali paling cepat setelah waktu shalat Ashar berlalu atau telah mendekati waktu terbenamnya matahari untuk melayani masyarakat yang akan berbuka puasa. 

Inilah keunikan kedua dari rangkaian nisfu syaban di Kota 1000 Sungai yang dulu juga pernah membuat saya kebingungan, karena tidak siap membawa bekal makan untuk makan siang di kantor. 

Bagaimana tidak bingung, semua warung, kedai, dan rumah makan semuanya tutup, bahkan saat itu suasana siang di jalanan juga sepi layaknya kota yang tengah tidur siang.

Tertarik ingin merasakan sensasinya falsafah desa mawa cara negara mawa tata ala Kota 1000 Sungai yang satu ini, yuk maen ke Banjarmasin!

Semoga Bermanfaat!

Salam dari Kota 1000 Sungai, Banjarmasin nan Bungas!

Kompasianer Banua Kalimantan Selatan | Dok KOMBATAN
Kompasianer Banua Kalimantan Selatan | Dok KOMBATAN

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun