Mohon tunggu...
Kartika E.H.
Kartika E.H. Mohon Tunggu... Wiraswasta - 2020 Best in Citizen Journalism

... penikmat budaya nusantara, buku cerita, kopi nashittel (panas pahit kentel) serta kuliner berkuah kaldu ... ingin sekali keliling Indonesia! Email : kaekaha.4277@yahoo.co.id

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Rezeki Anak Saleh | Uang 100 Juta Dalam Plastik di Tempat Sampah

13 Maret 2021   21:51 Diperbarui: 13 Maret 2021   22:00 11935
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Tumpukan Uang Pecahan 100 ribu | tribunjabar.id

"Alhamdulillah, habis balon daganganmu nak?" Tanya ibunya ketika Usman mulai menyandarkan sepeda onthel tanpa standart itu ke tiang belakang kanopi masjid tidak jauh dari rumah mereka.

Penjual Balon | banjarmasinpost.co.id
Penjual Balon | banjarmasinpost.co.id

"Maafkan Usman bu, semua dagangan Usman hilang waktu ditinggal shalat di Masjid At Taubah tadi. Jadi,sekarang Usman sama sekali tidak membawa uang untuk berbuka puasa kita semua". Usman menghampiri ibu dan neneknya dan langsung mencium tangan keduanya secara bergantian sambil berusaha menyembunyikan kesedihan dan kegetiran hatinya.

"Ya Sudah, yang sabar dan ikhlas ya nak, Allah SWT pasti punya rencana besar yang jauh lebih baik dari yang sekedar kita pikirkan dan inginkan saat ini." Ibu dan nenek mencoba menenangkan Usman dengan membelai-belai kepala satu-satunya lelaki dalam kelurga yang terlihat lebih tua sebelum saatnya, sejak ditinggal pergi abahnya untuk selama-lamanya lima tahun silam. Beberapa hari setelah kelahiran si bungsu.

Tiba-tiba dari dalam rumah keluar si-bungsu Rahma yang merengek-rengek minta minum dan makan, karena merasa tidak kuat lagi untuk melanjutkan puasanya, beruntung nenek langsung menggendong dan menenangkan gadis kecil yang sebenarnya memang baru belajar berpuasa bedug alias puasa setengah hari saja, tapi karena memang tidak ada apa-apa untuk sekedar membatalkan puasa, akhirnya dimotivasi ibu dan juga kakak-kakaknya untuk sekalian belajar puasa penuh sampai Maghrib.

"Baiklah bu, izinkan Usman berikhtiar lagi keliling kampung untuk mencari rezeki halal apa saja untuk kita berbuka puasa sore ini" Demi melihat tangisan sang adik, Usman merasa tidak tega untuk berdiam diri, apalagi ikut-ikutan bersedih gara-gara hilangnya pintu rezeki, balon-balon dagangannya.

Baca Juga :  Rezeki Anak Saleh | "Berkah" Digigit Anjing                        

Segera Usman bergegas mengayuh sepedanya, sesaat setelah berpamitan kepada semua perempuan dalam rumah yang beberapa tahun terakhir telah menjadi tanggungannya itu. 

Sambil terus beristighfar dan berdoa meminta keberkahan atas semua yang telah dan akan dilakukannya kepada Sang Khaliq, Usman terus mengayuh sepedanya menyusuri jalanan kampung tanpa tujuan yang jelas, sampai tiba-tiba Pak Haji Sidik kepala kampung memanggilnya dari kejauhan. 

Beliau minta tolong dibuangkan sampah bekas acara peringatan Isra Mi'raj dirumahnya tadi malam. Syukur Alhamdulillah, ternyata Haji Sidik juga memberinya sekantong makanan dan beberapa rupiah untuk beli es, persis seperti bisikan sidin ditelinga Usman ketika hendak meninggalkan halaman rumah yang masih terlihat banyak berdiri tenda-tenda bekas acara tadi malam.

Selesai membuang semua sampah Haji Sidik di TPS yang berada di ujung kampung, Usman sudah hendak bergegas pulang ketika tiba-tiba kakinya hampir saja menginjak plastik hitam yang terlihat masih baru dan isinya berbentuk kotak persegi, teronggok begitu saja diantara tumpukan sampah warga yang setiap sore memang selalu terlihat menggunung. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun