Mohon tunggu...
Kartika E.H.
Kartika E.H. Mohon Tunggu... Wiraswasta - 2020 Best in Citizen Journalism

... penikmat budaya nusantara, buku cerita, kopi nashittel (panas pahit kentel) serta kuliner berkuah kaldu ... ingin sekali keliling Indonesia! Email : kaekaha.4277@yahoo.co.id

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Mengkaji Manfaat "Efek Samping" dari Niat Berhaji Muda

29 Agustus 2020   17:01 Diperbarui: 29 Agustus 2020   17:03 252
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Berhaji Muda Lebih Optimal | @kaekaha

"Bisa menunaikan ibadah haji (berhaji) di usia muda,  tentu menjadi impian sekaligus tantangan bagi muslim di seluruh dunia".

Rangkaian ritual ibadah haji yang cukup berat dan memerlukan "tenaga", plus perbedaan iklim serta cuaca Arab Saudi dengan Indonesia yang cenderung ekstrim, tentu memerlukan kesiapan dan kesanggupan fisik yang prima agar jamaah bisa menjalani ibadah haji lebih optimal!

Secara umum, daya tahan dan kesanggupan fisik prima, jelas menjadi domain jamaah yang berusia relatif muda, rajin berolahraga serta konsisten mengkonsumsi asupan bergizi seimbang.

Itulah sebabnya, pemerintah melalui Badan Pengelola Keuangan Haji (BPKH) melalui program MINA (Mari tunaikan haji selagi muda) atau gerakan "Ayo Haji Muda!" gencar memberikan edukasi kepada masyarakat Indonesia agar mulai mendaftar haji sejak usia muda, bahkan kalau perlu merencanakannya sedini mungkin.


Inspirasi Berhaji Muda dari Tanah Banjar

Masyarakat Banjar di Kalimantan Selatan sangat familiar dengan ungkapan "Umur Kada Babau", yaitu ungkapan sugestif warisan leluhur untuk selalu "ingat mati", maksudnya menyadari bahwa malaikat maut bisa datang kapan saja!

Ungkapan yang menurut para tetuha (sesepuh ; bhs Banjar) terinspirasi dari hadits Rasululah (HR. Ibnu Majah no. 4259),

Dari Ibnu 'Umar, ia berkata, "Aku pernah bersama Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam, lalu seorang Anshor mendatangi beliau, ia memberi salam dan bertanya, "Wahai Rasulullah, mukmin manakah yang paling baik?" Beliau bersabda, "Yang paling baik akhlaknya." "Lalu mukmin manakah yang paling cerdas?", ia kembali bertanya. Beliau bersabda, "Yang paling banyak mengingat kematian dan yang paling baik dalam mempersiapkan diri untuk alam berikutnya, itulah mereka yang paling cerdas."

secara komunal, ungkapan ini menuntun untuk lebih berhati-hati dalam ber-muamallah (Hablumminannas maupun Hablumminallah) dalam menjalani kehidupan sehari-hari, termasuk mendorong inisiatif untuk selalu menyegerakan/mendahulukan semua niat dan amalan baik, apalagi dalam urusan ibadah seperti sholat, naik haji dan umrah, sesegera mungkin (sebelum ajal menjemput).

Tiga Macam Panggilan Allah untuk Manusia (Grafis : annajah.com)
Tiga Macam Panggilan Allah untuk Manusia (Grafis : annajah.com)

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun