Menjadi Lelaki Idaman Calon Mertua!
Pertemuan saya dengan BTN secara lebih intensif, akhirnya kembali terjadi sekitar 2 (dua) tahun berikutnya ketika saya telah bekerja di sebuah perusahaan nasional yang berkedudukan di Kota Udang, Sidoarjo.Â
Kebetulan, perusahaan tempat saya kerja saat itu tengah mempersiapkan  program perumahan untuk karyawan bekerja sama dengan BTN melalui produk pembiayaan KPR.
Mulai dari tahapan persiapan, posisi saya  yang saat itu di bagian Human Capital & General Affair mengharuskan saya terus berkomunikasi secara intensif dengan pihak BTN, baik terkait legalitas kerjasama-nya maupun kelayakan dan  kelengkapan data-data karyawan berikut payroll system-nya. Alhamdulillah, dari komunikasi intensif ini tanpa disengaja dan tanpa diduga, akhirnya saya justeru menemukan "belahan jiwa" yang selama ini saya cari-cari!Â
Perjumpaan saya dengan "Si-belahan jiwa" inilah yang dikemudian hari, memberi pengaruh besar dalam perjalanan hidup saya. Kehadirannya, sedikit banyak ikut merubah haluan hidup saya! Sejak saat itu, saya yang masih bujangan dan sama sekali belum berpikir untuk membangun rumah tangga apalagi membangun atau membeli rumah, "tiba-tiba" jadi tertarik dengan seluk beluk KPR -BTN dan semua mencapai klimaksnya ketika akhirnya saya memutuskan untuk membeli rumah dengan fasilitas KPR dari BTN diusia 23 tahun, disaat belum menikah.
Keputusan membeli rumah melalui KPR-BTN diusia muda, masih bujang dan belum berpikir serius untuk menikah ini, merupakan salah satu keputusan terbesar dalam perjalanan hidup saya. Dari segi nilainya yang hampir menyentuh angka 100 juta, menjadikan proses  transaksi ini sebagai transaksi dengan nilai terbesar pertama yang pernah saya lakukan. Sedangkan dari sisi psikologisnya, keputusan ini menjadi keputusan strategis pertama saya yang tergolong paling nekat dan paling berani.Â
Dengan kepepet, ternyata alam bawah sadar saya menuntun untuk lebih kusyuk beribadah, lebih disiplin dan lebih kreatif untuk menggali berbagai potensi terpendam yang saya miliki dan ketika semuanya berhasil digerakkan secara selaras dan koordinatif, hasilnya memang luar biasa!Â
Akhirnya,  untuk menambah penghasilan, saya kembali mengaktifkan hobi menulis yang sempat off sejak bekerja. Alhamdulillah, masih banyak surat kabar dan majalah yang mau menerima naskah cerpen, artikel sosial, budaya serta pariwisata yang saya kirimkan, sehingga dapur si-Bujang masih tetap ngebul meskipun gaji bulannanya habis dipotong untuk bayar cicilan KPR-BTN!Â
Selain menulis, saya juga memulai lagi usaha yang pernah saya rintis ketika masih sekolah dan kuliah dulu, yaitu membuat berbagai souvenir unik berbahan dasar dari plywood atau triplek.Â