Mohon tunggu...
kaekaha
kaekaha Mohon Tunggu... Wiraswasta - Best in Citizen Journalism 2020

... penikmat budaya nusantara, buku cerita, sepakbola, kopi nashittel, serta kuliner berkuah kaldu ... ingin sekali keliling Indonesia! Email : kaekaha.4277@yahoo.co.id

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Sepenggal Kenangan dengan Si Raja KPR Indonesia

25 Februari 2019   09:32 Diperbarui: 25 Februari 2019   09:56 571
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Buku bukti setor angsuran KPR-BTN 2001-2010 (Foto : @kaekaha)

Tentang KPR-BTN

Sejak Menteri Keuangan Ali Wardhana, melalui Surat Menteri Keuangan Nomor B-49/MK /IV/1974 tertanggal 29 Januari 1974 menunjuk dan menugaskan BTN untuk mengucurkan pembiayaan atau kredit bagi pembeli rumah yang akhirnya terealisasi mulai tahun 1976, maka sejak itu pula istilah KPR (Kredit Pemilikan Rumah) produk kredit kepemilikan rumah original dari BTN yang istilahnya sendiri digagas oleh  Asmuadji, Direktur BTN (1988-1994) ini dikenal masyarakat Indonesia.

Uniknya, sampai detik ini ketika BTN tidak lagi menjadi single fighter di pasar KPR, brand awareness Bank BTN sebagai bank penyalur kredit pemilikan rumah (KPR) tetap kuat. Maka tidak mengherankan bila mendengar istilah KPR, masyarakat kita  pasti selalu mengidentikannya dengan BTN. Bahkan di masyarakat kita, istilah KPR-BTN dalam perkembangannya seolah telah menjadi kosakata atau semacam idiom yang cukup populer.

Piramida Brand Awareness (slideshare.net)
Piramida Brand Awareness (slideshare.net)
Situasi ini bisa dimaklumi, selain karena BTN merupakan pemilik asli sekaligus penggagas pertama dari produk perbankan bernama KPR, sejarah panjang BTN sebagai bank pembiayaan perumahan rakyat, mempunyai andil besar dalam membentuk goodwill BTN, khususnya untuk produk KPR. 

Maka tidak heran dengan dukungan infrastruktur, teknologi dan SDM yang mumpuni, menjadikan BTN penguasa pasar KPR alias Raja KPR di Indonesia  dengan menguasai 24% pangsa pasar KPR plus 95% KPR bersubsidi.

Saat ini posisi KPR BTN dalam Level of Brand Awareness adalah di posisi Top of Mind, dimana pelanggan/masyarakat akan mengingat KPR-BTN sebagai yang pertama kali  muncul di pikiran (identik) saat mendengar atau berbicara mengenai kategori produk dari merek tersebut. Disini, posisi BTN ini mirip posisi Honda ketika menyebut sepeda motor, Sanyo untuk menyebut mesin air atau Aqua untuk menyebut air minum dalam kemasan.

Skripsi yang mempertemukan saya dengan BTN (Foto : @kaekaha)
Skripsi yang mempertemukan saya dengan BTN (Foto : @kaekaha)
Kenanganku dengan Si-Raja KPR

Kesan pertama begitu menggoda, selanjutnya terserah saya...he...he...he...

Perkenalan saya dengan BTN alias Bank Tabungan Negara, Si Raja KPR Indonesia terjadi di akhir 90-an, ketika saya memutuskan untuk menulis skripsi atau tugas akhir kuliah saya di jurusan Manajemen dengan tema sentral dunia perbankan dengan judul, Analisis Hubungan Antara Penawaran Multi Atribut Jasa Bank Dengan Kebutuhan Nasabah Dalam Memilih Lembaga Perbankan Di KOTATIF JEMBER. Saat itu, BTN menjadi salah satu dari sekitar 10 bank yang "mengijinkan" nasabahnya menjadi obyek penelitian saya, dari total sekitar 20 permohonan yang saya ajukan kepada lembaga perbankan yang beroperasi di Kota Jember, Jawa timur.

Alhamdulillah, akhir dari penelitian saya yang berujung pada ujian pendadaran, yaitu pengujian teori plus karya tulis ilmiah saya di hadapan 3 (tiga) orang dosen penguji berakhir manis! Saya lulus dengan nilai maksimal A. 

Seperti janji saya di lembaran proposal yang saya kirimkan kepada semua lembaga perbankan yang nasabahnya saya jadikan obyek penelitian, maka setelah naskah skripsi saya dinyatakan sempurna  oleh dosen pembimbing serta dosen penguji, saya menghadiahkan salinan karya tulis ilmiah saya tersebut ke semua lembaga perbankan yang memberikan ijin saya untuk meneliti masing-masing nasabahnya, termasuk BTN. 

Selain sebagai kenang-kenangan, harapan saya hasil penelitian saya yang berbasis pada pendekatan perilaku konsumen ini, setidaknya memberi wacana bermanfaat bagi pihak lembaga perbankan dalam menyusun strategi pemasaran berbagai produk miliknya, termasuk KPR.

Alhamdulillah, semua lembaga perbankan merespon positif hasil karya tulis saya. Bahkan karenanya, beberapa diantaranya menawari saya untuk ikut bergabung! Bangganya hati saya saat itu, disaat krisis ekonomi masih begitu terasa dan pekerjaan relatif susah dicari oleh muka-muka baru seperti saya, lha saya kok malah ditawari kerja oleh bank-bank ternama!


Menjadi Lelaki Idaman Calon Mertua!

Pertemuan saya dengan BTN secara lebih intensif, akhirnya kembali terjadi sekitar 2 (dua) tahun berikutnya ketika saya telah bekerja di sebuah perusahaan nasional yang berkedudukan di Kota Udang, Sidoarjo. 

Kebetulan, perusahaan tempat saya kerja saat itu tengah mempersiapkan  program perumahan untuk karyawan bekerja sama dengan BTN melalui produk pembiayaan KPR.

Mulai dari tahapan persiapan, posisi saya  yang saat itu di bagian Human Capital & General Affair mengharuskan saya terus berkomunikasi secara intensif dengan pihak BTN, baik terkait legalitas kerjasama-nya maupun kelayakan dan  kelengkapan data-data karyawan berikut payroll system-nya. Alhamdulillah, dari komunikasi intensif ini tanpa disengaja dan tanpa diduga, akhirnya saya justeru menemukan "belahan jiwa" yang selama ini saya cari-cari! 

Data KPR-BTN saya Tahun 2001-2010 (Foto : @kaekaha)
Data KPR-BTN saya Tahun 2001-2010 (Foto : @kaekaha)

Perjumpaan saya dengan "Si-belahan jiwa" inilah yang dikemudian hari, memberi pengaruh besar dalam perjalanan hidup saya. Kehadirannya, sedikit banyak ikut merubah haluan hidup saya! Sejak saat itu, saya yang masih bujangan dan sama sekali belum berpikir untuk membangun rumah tangga apalagi membangun atau membeli rumah, "tiba-tiba" jadi tertarik dengan seluk beluk KPR -BTN dan semua mencapai klimaksnya ketika akhirnya saya memutuskan untuk membeli rumah dengan fasilitas KPR dari BTN diusia 23 tahun, disaat belum menikah.

Keputusan membeli rumah melalui KPR-BTN diusia muda, masih bujang dan belum berpikir serius untuk menikah ini, merupakan salah satu keputusan terbesar dalam perjalanan hidup saya. Dari segi nilainya yang hampir menyentuh angka 100 juta, menjadikan proses  transaksi ini sebagai transaksi dengan nilai terbesar pertama yang pernah saya lakukan. Sedangkan dari sisi psikologisnya, keputusan ini menjadi keputusan strategis pertama saya yang tergolong paling nekat dan paling berani. 

Bukti Setoran via transfer (Foto : @kaekaha)
Bukti Setoran via transfer (Foto : @kaekaha)
Pasalnya, jujur saja gaji saya sebagai staff dengan masa kerja relatif baru, hitungannya pas saja untuk membayar cicilan angsuran rumah! Lantas untuk keperluan lain gimana dong? Inilah yang disebut orang sebagai dahsyatnya the power of kepepet! 

Dengan kepepet, ternyata alam bawah sadar saya menuntun untuk lebih kusyuk beribadah, lebih disiplin dan lebih kreatif untuk menggali berbagai potensi terpendam yang saya miliki dan ketika semuanya berhasil digerakkan secara selaras dan koordinatif, hasilnya memang luar biasa! 

Akhirnya,  untuk menambah penghasilan, saya kembali mengaktifkan hobi menulis yang sempat off sejak bekerja. Alhamdulillah, masih banyak surat kabar dan majalah yang mau menerima naskah cerpen, artikel sosial, budaya serta pariwisata yang saya kirimkan, sehingga dapur si-Bujang masih tetap ngebul meskipun gaji bulannanya habis dipotong untuk bayar cicilan KPR-BTN! 

Selain menulis, saya juga memulai lagi usaha yang pernah saya rintis ketika masih sekolah dan kuliah dulu, yaitu membuat berbagai souvenir unik berbahan dasar dari plywood atau triplek. 

Saya membuat berbagai kreasi jam dinding, poster, miniatur mobil, kaligrafi, gantungan kunci, kotak pensil dan banyak lagi yang lainnya. Semua saya kerjakan sendiri! Mulai dari desain, produksi dan juga pemasarannya. Usaha ini masih saya geluti sampai saat ini, dengan bendera "Pernik Banua"


Saya benar-benar mensyukuri keputusan saya untuk mengikuti saran "belahan jiwa" saya, membeli rumah di Kota Sidoarjo dengan cara kredit melalui KPR-BTN, dengan cicilan sebesar Rp.500.000-an/bulan yang akhirnya lunas pada tahun 2010 yang lalu. Meskipun awalnya terasa agak  berat dan perlu perjuangan, ternyata "keputusan besar dan tergolong nekat" ini menjadi pintu  keberkahan yang tidak pernah saya duga-duga sebelumnya. 

Pertama, keputusan saya membeli rumah dengan fasilitas KPR-BTN sebelum menikah ini, diluar dugaan  mendapat apresiasi luar biasa dari orang tua dan calon mertua saya alias orang tua "si-belahan jiwa" saya. Bahkan, karenanya saya ditahbiskan sebagai pria  idaman calon mertua lho! He...he...he.... Siapa yang tidak bangga hayo!?

Kedua, ketika saya menikah dua tahun berikutnya, Alhamdulillah kondisi ekonomi semakin membaik seiring jabatan saya di kantor yang juga ikut naik. Uniknya, disaat ekonomi membaik tersebut cicilan KPR saya justeru semakin turun dan double berkahnya saat itu adalah sebagai pengantin baru, saya tidak lagi dipusingkan oleh urusan tempat tinggal dan ini yang terpenting, tidak harus tinggal di Pondok Mertua Indah. Jadinya,  saat itu every day is Honey moon-lah!  He...he...he...

Ketiga, sekarang rumah hasil kredit melalui KPR-BTN itu telah menjadi aset (tabungan) bagi keluarga saya dan yang paling menarik, nilai rumah itu sekarang sudah berlipat hampir 400%. 

Berakit-rakit ke hulu, berenang-renang kemudian! Bersakit-sakit dahulu, bersenang-senang kemudian! 

Bukti Setor angsuran secara kolektif melalui bendahara perusahaan (Foto : @kaekaha)
Bukti Setor angsuran secara kolektif melalui bendahara perusahaan (Foto : @kaekaha)
Dari sepenggal kronologi kenangan saya dengan Si-Raja KPR alias Bank Tabungan Negara diatas, tentu anda juga sepakat dengan saya! 

Bagaimana mungkin saya bisa melupakan BTN?

Untuk itu, sepertinya tidak berlebihan jika saya merasa perlu untuk  mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada Allah SWT yang telah menuliskan skenario besarnya yang begitu indah, mempertemukan saya dengan "belahan jiwa" saya, sosok dinamis nan mempesona yang mempertemukan saya dengan KPR-BTN. 

Khusus untuk BTN, selamat ulang tahun yang ke-69 ya! Semoga, kedepannya bisa menjadi sahabat terbaik bagi generasi digital dan milenial Indonesia!

Terima kasih untuk kesan pertamanya yang begitu menggoda! Kebersamaan kita selama 10 tahun yang penuh dengan dinamika, terbukti ikut mewarnai perjalanan hidup saya dalam upaya menata masa depan yang lebih baik dan yang pasti, mempunyai andil besar menjadikan saya sebagai kebanggaan orang tua serta idaman calon mertua! He...he...he... 

Terima kasih BTN!

(Grafis : Facebook BTN)
(Grafis : Facebook BTN)

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun