Mohon tunggu...
Kadir Ruslan
Kadir Ruslan Mohon Tunggu... Administrasi - PNS

PNS di Badan Pusat Statistik. Mengajar di Politeknik Statistika STIS. Sedang belajar menjadi data story teller

Selanjutnya

Tutup

Money Artikel Utama

Efektivitas Subsidi Pupuk

6 Februari 2021   11:29 Diperbarui: 6 April 2021   16:15 623
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi pupuk bersubsidi dari pemerintah Republik Indonesia (Dok. Humas Kementan) via Kompas.com

Hasil SOUT menunjukkan bahwa banyak petani di Jawa yang menggunakan lebih dari 500 kg Urea untuk satu hektar penanaman padi dalam satu musim tanam. Praktik ini tentu saja melebihi batas yang direkomendasikan sekitar 200-300 kg per hektar per musim tanam.

Jika ketergantungan pada pupuk kimia dan penggunaan secara berlebihan tersebut terus berlanjut, degradasi  kualitas alamiah tanah tidak dapat dihindari. Hal ini termanifestasi dalam bentuk menipisnya unsur hara dan mineral penting tanah yang secara alami ditemukan di tanah subur. 

Celakanya, hasil Survei Pertanian Terintegrasi (SITASI) yang dilakukan di Jawa Barat, Jawa Timur, dan Nusa Tenggara Barat tahun lalu menunjukkan bahwa produksi pertanian di tiga provinsi tersebut tidak berkelanjutan dalam hal penggunaan pupuk. 

Sekitar 60 persen lahan pertanian di tiga provinsi tersebut menggunakan pupuk tanpa mempertimbangkan dampaknya terhadap lingkungan, seperti degradasi tanah. Karena itu, kita harus secara bertahap mengurangi penggunaan pupuk kimia secara ekstensif dan mempromosikan penggunaan pupuk organik untuk menjaga kesuburan tanah. 

Untuk itu, meningkatkan komersialisasi pupuk organik dengan mendorong industri produksi pupuk organik dalam negeri menjadi sangat vital. Bersamaan dengan itu, pemerintah harus meningkatkan kesadaran petani akan pentingnya beralih dari pupuk kimia intensif ke penerapan pupuk organik dan anorganik berimbang. (*)

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun