Mohon tunggu...
Sulfiza Ariska
Sulfiza Ariska Mohon Tunggu... Penulis - Penulis lepas dan pecinta literasi

Blog ini merupakan kelanjutan dari blog pada akun kompasiana dengan link: https://www.kompasiana.com/sulfizasangjuara 🙏❤️

Selanjutnya

Tutup

Nature Pilihan

Imajinasi Ekologis sebagai Basis Aksi untuk Mewujudkan Masa Depan Lingkungan Suistainable

6 Februari 2024   23:51 Diperbarui: 7 Februari 2024   00:03 251
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Imajinasi ekologis. Sumber: connectingtheculm.com

sungai ada telaganya teluk ada penunggunya 

hutan kekuatan magisnya   

Imajinasi ekologis tersiar pula dalam kearifan lokal sistem masyarakat tradisional Indonesia lainnya; seperti ajaran Samin (Saminisme) yang diyakini masyarakat Samin di pedalaman Blora, Aluk Todolo dalam masyarakat tradisional Toraja, Kaharingan yang diyakini suku Dayak di Kalimantan, hingga Sunda Wiwitan yang dianut suku Baduy di pedalaman Banten.

Kearifan lokal masyarakat tradisional – berbagai suku di Indonesia – meneguhkan bahwa seluruh suku di Indonesia bisa berkolaborasi dalam mewujudkan masa depan lingkungan suistainable.

Aksiku untuk Mewujudkan Masa Depan Lingkungan Suistainable  

Imajinasi ekologis dari kitab suci dan kearifan lokal mendorongku untuk memiliki perilaku yang cenderung terobsesi pada aksi-aksi mewujudkan lingkungan suistainable. Beberapa  aksiku dalam mewujudkan masa depan lingkungan suistainable, antara lain:   

Pertama, tidak memiliki kendaraan bermotor pribadi dan mengutamakan pergerakan non-motor. 

Di akhir tahun 2024, aku akan genap berusia empat puluh tahun. Tetapi, di usia jelang kepala empat tersebut, aku belum memiliki SIM dan tidak piawai mengendarai kendaraan bermotor. Sehari-hari, aku mengandalkan jalan kaki atau bersepeda. Untuk jarak tempuh yang jauh, aku menggunaan kendaraan umum. 

Aksi tersebut membantuku untuk memiliki tubuh yang bugar dan terhindar dari kontribusi dalam aktifitas penggunaan energi yang menghasilkan emisi karbon

Kedua, menjalani pendidikan daring

Menurutku, rutinitas pendidikan formal ‘luring’ (tatap muka) berkontribusi besar dalam kerusakan lingkungan. Nyaris setiap hari jutaan pelajar dan mahasiswa mengendarai kendaraan bermotor sebagai alat transportasi ke kampus atau sekolah. Kemudahan dalam kepemilikan kendaraan bermotor memicu peledakan populasi kendaraan bermotor di Indonesia. Fenomena tersebut menyebabkan penggunaan bahan bakar fosil besar-besaran dan kerusakan alam khususnya polusi udara.  

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
Mohon tunggu...

Lihat Konten Nature Selengkapnya
Lihat Nature Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun