Mohon tunggu...
KA Widiantara
KA Widiantara Mohon Tunggu... Dosen - Praktisi dan Akademisi Komunikasi-Media

Praktisi dan Akademisi Komunikasi-Media

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Feminisme: Peluang dan Tantangannya di Era Digital

19 April 2021   09:41 Diperbarui: 19 April 2021   09:57 703
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Foto: Ilustrasi Femenisme. sumber: net

Seperti halnya dua sisi mata uang, teknologi selalu membawa dua dampak yang saling bertentangan. Perkembangan teknologi digital media di satu sisi dapat menyebarluaskan nilai-nilai kesetaraan gender yang diperjuangkan oleh kaum feminis. 

Para feminis memperoleh keuntungan dari digital media yang menjadikan public sphere sebagai ruang tanpa batas yang dapat diakses kapan pun dimanapun. 

Ruangruang tersebut dapat diisi oleh pehamanan-pemahaman tentang maksud dan tujuan feminisme dan pejelasan mengapa gerakan
feminisme memerlukan dukungan tidak saja oleh perempuan, akan tapi juga oleh laki-laki. Secara lebih detail, perkembangan digital media
membuka peluang terhadap penyebaran nilai-nilai feminisme.

Terbukanya akses yang sangat luas bagi feminis untuk menyampaikan pesan dan ideologi of femininity dalam beragam format digital seperti
video, vlog, online news, blog, online discussion, social networking dan lain-lain. 

Hal ini tentunya tidak hanya akan meningkatkan aksesabilitas namun juga memperluas jangkauan pesan yang disampaikan. Digital media menjadi medium yang cukup efektif untuk menyebarluaskanideology of femininity karena digital media bersifat public, siapapun boleh berekspresi asalkan tidak melanggar aturan-aturan yang telahditetapkan oleh masing-masing platform.

Melalui digital media kelompok aktivitis perempuan dapat dengan bebas membuat kampanye mengenai program-program yang memperjuangkan perempuan tanpa perlu khawatir mendapat sensor berlebih dari pihak-pihak yang anti feminisme. 

Misalnya kelompokaktivis dapat menyampaikan aspirasinya tentang lebih rendahnya upah buruh pekerja perempuan dibandingkan dengan laki-laki dalam bentuk video yang kemudian dapat disebarkan melalui youtube dan facebook tanpa merasa khawatir video tersebut disensor oleh pihak
pengusaha atau pemilik pabrik. 

Power atau kekuasaan adalah kemampuan untuk mempengaruhi, sementara power relations adalah bagaimana hubungan antar individu
berdasarkan kekuasaan. Power juga senantiasa berkaitan dengan kontrol, seseorang yang memiliki power tentunya ia akan lebih mudah
memegang kendali akan kontrol sehingga ketika berbicara mengenai power relations maka secara otomatis juga akan membahas siapa
dikontrol atau dikendalikan oleh siapa.

Kesenjangan power relations dapat terjadi mulai dari lingkup tingkat paling rendah yaitu keluarga sampai dengan tingkat tertinggi
seperti dalam ruang lingkup politik dan pemerintahan. Contohnya, power relations antara orang tua dan anak, orang tua memiliki power
relations yang lebih dominan terhadap anaknya karena seorang anak, terutama yang belum dewasa, masih bergantung baik secara material
dan immaterial kepada orang tuanya. 

Oleh karena itu orang tua memiliki power yang lebih kuat untuk mengarahkan, menentukan, mengambil keputusan terbaik untuk anaknya ketika si anak belum dewasa dan belum dapat bertanggungjawab atas dirinya sendiri.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun