Kalian boleh kecewa. Kalian boleh tak rela. Kalian juga boleh tidak percaya. Tapi kalian pun harus tahu, ini fakta!
Kalian boleh bersuara. Kalian boleh mengajak semesta bicara. Meyakinkan bahwa hasil quick count itu tidak benar adanya. Memviralkan dukungan berupa tanda pagar. Atau bahkan berkoar-koar di atas mimbar. Silakan!
Tapi, tolong! Hargailah kami, silent voters.
Kaum slowers. Yang sejak awal tak mau riuh berkicau seenaknya. Semata-mata demi menjaga keutuhan bangsa dan negara. Sebab, kami sadar inilah namanya dinamika.
Kami juga berhak bersuara. Kami juga berhak menikmati suasana gembira. Tolong, mari menahan diri dan saling mengendalikan nafsu angkara. Toh, belum selesai penghitungan suara
Tidakkah kalian bersyukur atas pemilu damai dalam harmoni? Tidakkah kalian sabar menunggu sampai real count diumumkan secara resmi? Jangan bilang kalian tidak paham makna demokrasi, lalu seenaknya saja kalian memaknai kegaduhan yang kalian ciptakan sebagai wujud partisipasi.
Sungguh tindakan kalian sangat memalukan! Kekanak-kanakan! Mencoreng prestasi pemilu yang begitu dinantikan. Menafikan apresiasi semua kalangan yang tulus ikhlas menyampaikan pujian dan kekaguman
Kalian mengadu kepada orang lain, ingin meminta bantuanpenyelidikan? Sungguh kalian tak sadar ini jebakan. Merugikan. Kalian dimanfaatkan! Berkedok dukungan tuk mengungkap fakta. Nyatanya hanya untuk mencuri dataÂ
Yaaa... mencuri data. Ingat! mencuri itu dilarang agama. Apapun dalihnya pastilah untuk pembenaran saja. Apa kalian tak takut dosa?
Kalau tak sepakat, tunggulah hingga diumumkan hasil yang akurat. Jangan buat pemilu ini seolah-olah cacat hingga pantas digugat. Sabar, itu semua ada aturannya. Jangan membabi buta.
Mari percayakan pada yang berwenang. Mereka yang berhak mengumumkan pemenang. Tunggulah dengan tenang. Kami pun akan menunggu dengan tenang. Semoga hasilnya membuat kita semua senang.
Jws. Rizki Sitompul