Melesat cepat bak anak panah, menembus lurus relung batin yang belum terjamah, melepaskan belenggu pikiran yang terjajah, terus melangkah tuk hentikan laku yang pongah.
Berbicara tanpa harus mendebat, didengar tanpa merasa paling hebat, menerjemahkan yang tersurat dan yang tersirat, mengembalikan yang salah ke alamat yang tepat.
Kan kuceritakan tentang lalu lalang kendaraan di jalanan. Kan kulukiskan tentang kondisi perekonomian. Pun, kan kugambarkan tentang dinamika perpolitikan. Semuanya kan kurangkum menjadi narasi kehidupan.
Tak ada yang perlu ditakutkan. Kekuasaan, jabatan, bahkan ancaman preman maupun bujuk rayu syaitan, semuanya hanya bagian dari skenario perjalanan. Anggaplah saja itu ujian
Salam perkenalan, hujan kritikan, banjir pujian, semuanya mungkin jadi balasan. Selama tetap di jalan Tuhan, apapun itu bukan patokan.
Tak perlu jejali aku dengan pembenaran yang dibuat-buat. Maaf, aku tak berbakat jadi penjilat. Jadi pengamat lebih terhormat. Berkaca diri sebelum memberi nasehat
Biarkan aku jadi pengamat. Jangan sekali-kali  langkahku dicegat. Cukuplah berusaha melepas jiwa yang terikat. Agar terbebas dari nafsu dan ambisi yang selalu saja menjerat
Padangsidimpuan, 10 Maret 2019