87% < BOPO ≤ 89%
Kurang Sehat
5
BOPO > 89%
Tidak Sehat
Tingkat BOPO yang tinggi secara terus-menerus dapat menjadi sinyal bahwa bank tidak mampu mengendalikan beban biaya, yang pada akhirnya dapat menurunkan Return On Asset (ROA). Beberapa penelitian menunjukkan bahwa BOPO memiliki pengaruh negatif terhadap ROA, karena semakin besar biaya yang dikeluarkan untuk operasional, semakin kecil laba yang dapat diperoleh dari aset yang dimiliki (Dewanti et al., 2022; Pondaag et al., 2022).
Dengan demikian, BOPO merupakan salah satu indikator kunci dalam mengukur efisiensi dan kinerja keuangan bank, serta menjadi variabel penting dalam analisis pengaruh terhadap profitabilitas perusahaan, khususnya Return On Asset (ROA).
Hubungan Antar Variabel
Penelitian ini mengkaji hubungan antara Net Interest Margin (NIM) dan Biaya Operasional terhadap Pendapatan Operasional (BOPO) sebagai variabel independen terhadap Return on Asset (ROA) sebagai variabel dependen. Ketiga variabel ini merupakan indikator penting dalam menilai kinerja profitabilitas dan efisiensi perbankan.
Hubungan Net Interest Margin (NIM) terhadap Return On Asset (ROA)
Net Interest Margin (NIM) mencerminkan efisiensi bank dalam menghasilkan pendapatan bunga bersih dari aset produktif yang dimiliki. Peningkatan NIM menunjukkan bahwa bank mampu mengelola sumber dana dengan biaya lebih rendah dan menyalurkannya ke aset produktif dengan pengembalian yang lebih tinggi. Rasio NIM yang tinggi menjadi salah satu indikator positif terhadap peningkatan Return On Asset (ROA), karena pendapatan bunga yang meningkat akan memperbesar laba yang dihasilkan dari aset.