Mohon tunggu...
Adi Hermansyah
Adi Hermansyah Mohon Tunggu... Dosen - Dosen

Suka baca, apa saja asal segar...

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Pilihan

Frugal Bukan Brutal Living

6 Maret 2024   12:17 Diperbarui: 6 Maret 2024   12:50 113
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Lyfe. Sumber ilustrasi: FREEPIK/8photo

Suatu malam pada sebuah resto di Jogja..

"Yah, kok uang gaji bulanan sering gak sampai pertengahan bulan ya??" Tanya sang istri disela-sela menunggu pelayan membawa list menu makanan.

"ya udah hidup frugal apa??" tantang suami tanpa pikir panjang, karena sering membaca trend hidup hemat di tajuk-tajuk berita online akhir-akhir ini, walau dia hanya baca tag line nya saja, karena selain berita kriminal dan politik yang lain tak menarik minat bacanya.

" Aku sih sanggup aja, kamu bisa gak??" istri balas menantang.

Percakapan selanjutnya berkutat seputar pengeluaran dan pemasukan mereka, dari pengeluaran wajib sampai pengeluaran rutin serta pengeluaran tak terduga, mengurai ketidak seimbangan antara masuk dan keluar.

"ya kan buat anak-anak sudah pasti gak bisa ditawar-tawar, kayak uang sekolah, uang  les dan top up jajan abang dipesantren" si istri menghitung pengeluaran bak menejer keuangan, maklum suami seringnya tau tentang cara mencari nafkah, namun jarang hafal tentang pengeluaran dan lain sebagainya, lha harga barang saja lupa walau baru keluar dari mini market...


"di hitung-hitung kayaknya cukup, walau gak lebih banyak, tapi kok kurang" suami balas bertanya keheranan.

"ya ga tau juga kok kurang aja tiap bulan??" istri memancing suami untuk ikut menghitung angka-angka rupiah, dan ini hal paling berat bagi suami, apa lagi ditanya uangnya tadi segini untuk apa saja, ini pertanyaan lebih berat dari pertanyaan ujian disekolahan, bahkan lebih berat dari ujian doktor..

"jangan-jangan buat belanja on line ya??" suami kehabisan jurus, dan memulangkan pada si Istri yang punya hobi baru, belanja on line, niatnya untuk berbagi beban pikiran dari pada harus mengurai angka-angka pengeluaran sendiri.

" ya gak, belanja on line kan paling popok bayi, malah lebih hemat dari pada beli di minimarket, apa lagi diskon 50% dan free ongkir lagi" jawab istri membela list belanjanya

"yang lain-lain juga belanja buat kebutuhan anak2, kalau dihitung-hitung malah lebih hemat dari pada belanja rutin di toko, kalau pun aku beli baju sekali-kali itupun sripil-sripil uang belanja dan lagian harganya juga gak ada yang mahal" jawab istri panjang dengan logat jawa campur sumatra, dan itu di iyakan dalam benak si suami mengenai prilaku istrinya yang sebenarnya sering menuntut hidup hemat pada sang suami.

"lalu kok sering gak cukup??" suami berguman pelan, sambil berharap dengan bertanya dalam hati "ni pelayan kemana saja sih, apa gak jualan?? lamanya cuma sekedar mencatat pesanan" pikir si suami heran, karena kehabisan ide mendebat istrinya..sampai kemudian pembicaraan mereka disela oleh si pramusaji.

"maaf menunggu, mau pesan apa pak??" Tanya si pelayan setelah memberi list menu

"kamu apa ma?" Tanya suami, yang terlihat lebih bersemangat saat melihat list menu

"aku ayam bakar, nanti berdua saja sama adek" si pelayan sigap mencatat

"aku sama abang nasi goreng ayam, satu pedas yang satu tanpa cabe" jawab suami menjelaskan..

"baik, minumnya apa pak??" Tanya pelayan sambil menuntun kami memilih list aneka minuman yang mereka sediakan

"kamu apa ma??" Tanya suami mendahulukan..

"aku minta teh manis panas kamu saja" jawab istri mengunci pesanan minuman sang suami

"ya udah mas, tambah jeruk hangat dua buat anak-anak" tambah suami

"ada lagi pak??" Tanya pelayan memastikan

"oya, tambah air putih dua mas" jawab suami

"tapi air putihnya air mineral kemasan pak" jelas si pelayan

"ya udah satu saja mas!" tegas istri singkat

"udah dua aja mas, takut gak cukup" tambah suami dengan perkiraan lebih baik lebih dari pada kurang..

"satu aja mas nanti kalau kurang pesen lagi" timpal si istri

"udah dua aja biar gak bolak balik" suami balik menimpali

Piker si suami biar gak repot bolak balik, si istri memandang suaminya dengan wajah sedikit sewot, dalam hatinya sepertinya  si suami seketika lupa kalau dihadapkan pada list makanan, disatu sisi dia sadar, sang suami memang apa-apanya pengen anak dan keluarganya tercukupi, namun disisi lain, sebenarnya pengeluaran tanpa perhitungan walau kecil-kecil, namun saat ditumpuk inilah yang menjadi salah satu sumber pemborosan mereka...namun itulah suaminya.

Dan saat pelayan datang membawa baki isi minuman, terlihat si pelayan hanya membawa satu botol air mineral  bersama variasi minuman yang lain., entah dia paham dengan situasi si suami yang dilema antara harus hemat dan gairahnya untuk memenuhi kebercukupan bagi keluarganya atau si pelayan memiliki pengalaman yang sama dengan si suami, karena sama-sama sebagai seorang suami, entahlah yang jelas si istri dimenangkan oleh si pelayan dengan membawa hanya satu botol air mineral kemasan..

Setelah si pelayan menata semua minuman dimeja, saat akan beranjak pergi, si suami yang sedari tadi masih penasaran dengan isi list menu buka suara "mas pesan buah potong satu porsi ya!"

Kemudian buru-buru menjelaskan saat dia tau lirikan tajam istrinya seakan siap memotong-motong si suami seperti buah potong yang baru saja dipesan "buat serat!" jelasnya si suami singkat, namun penjelasan versi panjangnya berlanjut saat pelayan meninggalkan meja mereka, sembari membawa catatan pesanan tambahan.

Tak menunggu terlalu lama yang dinanti telah tersaji di atas meja, semua yang tadi tercerai berai menjelajah resto yang cukup bersahabat untuk anak-anak, pun berkumpul mengelilingi meja, makanan seakan jadi kode untuk menertibkan suasana. Sambil makan, suami dan istri berdiskusi kecil tanpa mebahas yang berat-berat, maklum takut jadi gak selera makan. Selesai menghabiskan semua sajian, sambil menunggu anak-anak yang belum puas bermain, mereka mengingat kenangan masa-masa masih berdua, simpel, mengalir bagai sungai kecil yang ada di depan mereka pemisah saung dan jalan tempat mereka bersantai. Namun kenangan itu saat diurai akhirnya akan sampai juga pada masa-masa dimana sekarang mereka berada, yang menjadi ayah dan ibu. Pembicaraan yang tadinya ringan dan indah menjadi serius kembali sampai disela oleh anak-anak yang kecapean dan mengajak untuk pulang. Setelah memastikan semua sudah pada tempatnya, tidak ada yang tertinggal mereka menuju jalan pulang. Di jalan diskusi masih berlanjut, pasangan ini pasangan yang tak pernah habis kata-kata untuk dibahas, maklum begitu lama saling mengenal sampai berkomitmen mengikatkan diri dengan pernikahan, membuat mereka begitu tebuka akan segala hal, semua bisa jadi bahan pembicaraan dan diskusi, tentang anak, tetangga, kerabat, pekerjaan, teman, semua!! namun begitu berat rasanya saat sampai pada tema pengeluaran.

Malam-malam di Jogja enak untuk dinikmati, maklum kota budaya ini menyajikan atraksi kenangan yang luar biasa bagi mereka-mereka pernah menetap disana, seperti suami istri yang dulu pernah menetap lama di Jogja saat mereka sama-sama kuliah. Namun saat ini saat mereka telah menjadi orang tua hidup tak akan sesimpel saat hanya berdua.

Menikmati syahdu nya melancong malam di Jogja tersela dengan suara anak mereka yang ketiga,

"yaaah adek haus, mau minum!" pinta nya segera

"ada minum gak, tadi yang dari resto ke bawa gak?" Tanya suami

"gak ada kan habis!" jawab istri  "ya udah berhenti saja kalau ada kios!" lanjutnya

Tak lama terlihat kios di pinggir jalan menjual makan-makan ringan dan keperluan dadakan seperti air kemasan, mobil diparkirkan persis di depan kios, saat suami ingin turun belum pintu mobil tertutup rapat, dari dalam terdengar suara istri memberi pesan tegas

"beli air Aqua gelas saja dua, gak usah botol!"

 "Hmmm Aqua gelas ya?" tanya suami lirih

 Sepertinya benar-benar jadi ni frugal living, dan hidup akan terasa sedikit berat bagi si suami yang hanya giat mencari, namun kurang mau tau uang itu keluar kemana saja. Meski bertambahnya tanggungan memaksanya untuk agak berhemat, namun tak terbayang jika dia harus mengulang lagi pengalaman hidup hemat ala anak kos seperti sepenggal tag line yang pernah dia baca tentang Brutal Eh Frugal Living Ala Anak Kos, toh sekarang dia sudah memiliki tanggung jawab, bukan hanya sekedar hemat belaka, tapi mencari solusi mengatur pengeluaran tanpa harus secara brutal mengorbankan kehidupan keluarganya hanya alasan berhemat.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun