Mohon tunggu...
Jusman Dalle
Jusman Dalle Mohon Tunggu... Editor - Praktisi ekonomi digital

Praktisi Ekonomi Digital | Tulisan diterbitkan 38 media : Kompas, Jawa Pos, Tempo, Republika, Detik.com, dll | Sejak Tahun 2010 Menulis 5 Jam Setiap Hari | Sesekali Menulis Tema Sosial Politik | Tinggal di www.jusman-dalle.blogspot.com | Dapat ditemui dan berbincang di Twitter @JusDalle

Selanjutnya

Tutup

Worklife Artikel Utama

Digitalisasi Industri dan Tantangan dalam Berkarir

25 Oktober 2018   16:40 Diperbarui: 25 Oktober 2018   19:39 2976
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Tantangan bagi para pelaku bisnis adalah bagaimana fokus pada pelanggan. Selain itu, industri juga mesti mengembangkan strategi untuk menangani dampak otomatisasi pada industri mereka. Mengadopsi teknologi digital bisa jadi satu jalan keluar. Namun itu bukan satu-satunya celah yang harus di tutup.

Tantangan lain yang dihadapi industri adalah memacu adopsi digitalisasi secara kultural. Artinya, pada titik ini sumber daya manusia menjadi konsentrasi untuk dibenahi. 

Investasi digitalisasi di sektor sumber daya manusia tak harus mahal. Bahkan bisa dirancang bahkan pra rekrutmen. Strategi ini misalnya kita lihat diterapkan oleh raksasa-raksasa di Silicon Valley. Google, Facebook hingga Apple mentradisikan program internship atau magang untuk membidik SDM unggulan dari berbagai belahan dunia. Apple secara gamblang mengatakan di websitenya bahwa internship merupakan bagian penting dari sebuah kerja tim.

Kultur dari Silicon Valley ini sebetulnya mulai mewabah di tanah air. Sudah banyak perusahaan besar yang lincah mengadaptasi perubahan, membuka program magang bagi mahasiswa maupun sarjana baru. Sebutlah SCG Indonesia.

SCG telah menggelar program Excellence Internship untuk mendukung perkembangan generasi muda Indonesia. Tahun ini,11 mahasiswa terpilih dari berbagai kampus ternama di tanah airberhasil mengikuti program magang ini. Mengutip dari tribunnews.com, 

Country Director SCG Indonesia, Nantapong Chantrakul mengatakan bahwa Excellence Internship bertujuan untuk membantu menyiapkan generasi muda Indonesia untuk bersaing dalam skala regional dan global. Karena memang dalam program internship ini, para peserta mereka boyong ke kantor pusat SCG di Bangkok, Thailand. 

Bagi Google, Facebook, Apple, hingga SCG, program internship ini merupakan momentum bagi mereka membidik SDM terbaik yang siap berkontribusi di industri ketika mereka memasuki dunia kerja. Program magang tersebut ibaratnya sedang menginstalasi program SDM dengan software paling anyar. 

Para peserta Exellence Internship. 11 Mahasiswa asal Indonesia terpilih mengikuti program ini ke kantor pusat SCG, konglomerasi bisnis yang bermarkas di Bangkok, Thailand (sumber : youthmanual.com)
Para peserta Exellence Internship. 11 Mahasiswa asal Indonesia terpilih mengikuti program ini ke kantor pusat SCG, konglomerasi bisnis yang bermarkas di Bangkok, Thailand (sumber : youthmanual.com)
Sementara bagi para peserta internship, program tersebut menjadi gerbang bagi mereka memasuki dunia kerja berbasis pengalaman. 

"Yang terlintas setelah mengunjungi SCG: teknologinya canggih banget! Ini bikin mata aku terbuka bahwa di luar sana dunia sudah jauh berkembang pesat. Bahaya, nih, kalau aku dan anak-anak muda Indonesia lainnya nggak bisa mengejar ketertinggalan dengan berkarya sebaik mungkin di bidang teknologi atau pun di bidang-bidang lainnya," ujar Kallista Asaldila, salah satu peserta SCG Excellence Internship yang merupakan mahasiswa Teknik Sipil UI sebagaimana dikutip dari youthmanual.com.

Program magang merupakan cara efisien dalam melahirkan SDM yang adaptif terhadap lingkungan bisnis yang berubah. Sebab dalam praktiknya, banyak perusahaan yang menggelontorkan investasi jumbo untuk teknologi, namun gagal karena SDM yang tidak siap. Ini misalnya bisa kita lihat di sektor pemerintahan. 

Urusan mendasar warga negara macam KTP elektronik, kartu keluarga atau bahkan pindah domisili yang mestinya bisa tuntas dalam hitungan menit, justru tetap ribet harus diurus secara manual. Padahal peranti-peranti elektronik sudah ada di kantor kecamatan dan kelurahan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Worklife Selengkapnya
Lihat Worklife Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun