Mohon tunggu...
Hasan Aspahani
Hasan Aspahani Mohon Tunggu... Jurnalis - Jurnalis, Penulis, Penyair.

MM Strategis dari Universitas Prasetiya Mulya. Berkarir di Jawa Pos Grup. Lahir di Sei Raden, Samboja, Kutai Kartanegara, Kaltim, 1971. Menulis novel (a.l. "Persimpangan", Gagasmedia, 2019), nonfiksi (a.l. "Chairil Anwar" sebuah Biografi, Gagasmedia 2016), puisi (a.l. "Aviarium", Gramedia, 2019), story developer (a.l. untuk skenario "Bumi Manusia", Falcon, 2019). Kerjasama hubungi www.kreatorkonten.com.

Selanjutnya

Tutup

Inovasi Pilihan

Situs Jaringan Pemberitaan Pemerintah dan "Error 404 Page Not Found"

10 Agustus 2019   11:30 Diperbarui: 10 Agustus 2019   12:00 151
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Image by Hannes Edinger from Pixabay

PERNAH membaca berita di situsweb JPP alias Jaringan Pemberitaan Pemerintah? Saya baru tahu. Padahal ini situs pemberitaan milik pemerintah yang mengemban tugas penting.

 JPP dibuat berdasarkan Inpres No. 9 Tahun 2015, tentang pengelolaan komuniksai publik. Instruksi ditujukan oleh presiden kepada para menteri hingga bupati.  Termasuk juga institusi tentara dan badan intelijen. Surat Instruksi dikeluarkan pada 25 Juni 2015.

Di laman "Tentang Kami" situsweb ini dijelaskan bahwa JPP  dirancang untuk meningkatkan ketersediaan narasi tunggal pemberitaan yang komprehensif tentang government affairs bagi publik.

Siapa yang melakukan tugas itu?  Kementerian Komunikasi  dan  Informatika.

Bagaimana tim JPP? JPP berfungsi sebagai newsroom yang memproduksi berita yang mengangkat government affairs, baik berupa program ataupun kebijakan yang dilakukan pemerintah dan sangat berdampak bagi publik.

Saya menelusuri isi situs web ini. Berita pertama muncul pada 3 November 2016. Artinya, setahun setengah setelah instruksi presiden. Waktu yang pantas, mengingat banyak persiapan yang harus dilakukan untuk menyelenggarakan sebuah situsweb, dan mengingat rumitnya koordinasi yang harus dilakukan. 

Pada hari pertama ditayangkan 40 berita. Lumayan. Tapi, pada hari berikutnya, sama sekali tak ada berita yang ditampilkan. Saya kira, mungkin pada hari pertama itu baru percobaan. 

Saya mengecek tanggal-tanggal berikutnya pada indeks. Tak ada beritr baru. Baru pada tanggal 14 November 2016 ada tambahan berita, itu pun cuma empat berita. 

Hari berikutnya pada bulan pertamanya itu situs JPP tampil sebagai situs yang tak konsisten. Ada beberapa hari berturut-turut sama sekali tanpa berita, ada yang hanya satu atau dua berita. Ada juga yang menumpuk sampai 20 berita lebih.

Tampaknya, para pengelola situs ini belum matang memikirkan konsep situs berita apa yang hendak mereka hadirkan. Pertanyaan paling sederhana (berapa berita harus ditayangkan setiap hari?) tak terjawab atau terjawab tapi tidak konsisen untuk taat melaksanakan jawaban itu.

Tapi itu hanya terjadi di bulan pertama. Pada bulan dan tahun berikutnya produksi berita di JPP konsisten. Secara rata-rata setiap hari ada sekitar 20 berita. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Inovasi Selengkapnya
Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun