Sementara Rektor UIN Satu Profesor Abdul Aziz menyampaikan program ini menjadi bagian dari gerakan kampus hijau  yang dinaman ReliGreen.
Abdul Aziz menyatakan apa yang diraih mahasiswa baru memperkuat komitmen kampus, tetapi juga menjadikan ekoteologi bukan hanya wacana tetapi juga praktik nyata.
Rektor menuturkan penggunaan tong sampah bambu memanfaatkan kekayaan alam Indonesia dan bambu adalah salah satu di antaranya yang ramah lingkungan.
Baca: UIN SatuÂ
Kalau diamati desain yang dibuat oleh mahasiswa baru beragam. Ada yang serupa keranjang sampah umumnya, tetapi ada sudah benar-benar berbentuk tong dengan kerapatan dengan bentuk melingkar dan ada berbentuk segi empat, Â tak kalah dengan tong sampah dari plastik.
Kreativitas pembuatan tempat sampah dari bambu ini  pernah dilakukan dalam Kuliah Kerja Nyata Pengabdian Masyarakat (KKN-PM) Kelompok 20 dari Universitas Malikussaleh pada Juni  2022.  Mereka mengedukasi masyarakat membuat tong sampah dari bambu di Gampong Pucuk Alue.  Mereka mengajarkan masyarakat untuk membuat tong sampah yang dibedakan warnanya organik dan non organik.
Baca: Unimal  Mahasiswa KKN 20 Â
Beberapa penelitian mengakui bambu  memiliki kelebihan sebagai bahan baku karena beratnya ringan, namun kekuatannya tinggi.  Bambu bisa menjadi bagian teknologi hijau  untuk membuat produk ramah lingkungan.
Green Maters mengungkapkan Asia Tenggara dianuegrahi  kekayaan tanaman bambu sebanyak lebihd ari 1.400 spesies. Bambu mudah ditanam tanpa diperlukan bahan kimia pestisida, bahkan pupuk.  Tanaman ini dapat meregenerasi akarnya hingga bisa tumbuh di tanah dangkal dan berbatu.
Bambu bisa dimanfaatkan dalam satu musim tanam. Regenerasinya cepat, ketika ditebang akan tumbuh bambu yang lainnya. Â Bambu relatif lebih mudah diangkut. Dengan demikian bambu merupakan bahan baku berkelanjutan untuk banyak produk yang bisa menggantikan plastik sebetulnya.
Irvan Sjafari