"Pencarian Terakhir" versi 2025  dan sekuel dengan judul yang sama apada 2008 merupakan salah satu  film yang paling saya tunggu. Alhamdullilah, saya justru mendapat kesempatan untuk mewakili KOMiK di pressscreening pada 21 Agustus 2025.  Keduanya sama-sama disutrdarai Affadi Abdul Rachman.  Film ini akan tayang di bioskop pada 28 Agustus 2025 mendatang.
Mengapa saya suka? "Pencarian Terakhir" meskipun merupakan film horor tetapi, menghadirkan film yang paling mendekati dunia pendakian gunung, termasuk persaudaraan antar pendaki yang luar biasa, yang sempat  membuat saya menangis.Â
Bukan saja soal mencari orang yang tersayang hilang di tempat yang sepi, tetapi solidaritas sesama pendaki yang tulus, tanpa pamrih, bahkan ikut perkorban materi maupun moril.
Horornya juga menghadirkan sosok 'dunia lain' yang sebetulnya adalah abu-abu, sepertinya arwah manusia-manusia yang tersesat di dimensi lain.
Salah satu yang saya ingat ketika Tito waktu itu diperankan Lukman Sardi yang mulanya enggan ikut mencari seorang pendaki bernama Gancar (Tesadesrada Riza), adiknya Sita (waktu itu diperankan Richa Novisa). Â
Pasalnya Tito trauma ketika dia bersama teman sesama pencinta alam Norman hilang di atas Gunung Sarangan. Hanya saja Tito ditemukan.
Mulanya hanya Oji (Alex Abbad), Bagus (Yama Carlos) dan Sita yang mencari). Â Tiba-tibaTito hadir dan bagi dia kawan-kawan spencinta alam adalah keluarga. Â Di situ saya menangis dan dalam film Gancar ditemukan dan diduga pencarian mereka dibantu oleh sosok Norman. Â
"Pencarian Terakhir" 2008 tampaknya film pendakian pertama di era kebangkitan film Indonesia dan paling realistis memberikan edukasi untuk menghormati kearifan lokal dan menghargai alam, dan pada waktu itu belum fenomena FOMO atau takut ketinggala tren
Sekuel pertama pada 2008, ada tokoh anggota SAR bernama Bernard (Verdi Solaiman). Nah, tokoh ini juga muncul pada sekuelnya 2025. Bersama Tito (kini dimainkan oleh Donny Alamsyah), serta Gancar, Oji dan Bagus dimainkan aktor yang sama.
Tokoh Sita, yang kini diperankan Artika Sari Devi sudah menjadi istri dari Tito dan mereka punya anak bernama Drupadi (Adzana Ashel).
Cerita dibuka dengan mimpi buruk yang dialami Sita, seorang kakek mendatangi anaknya yang masih berusia 10 tahun (ceritanya pada 2017). Dru kecil dimainkan Azkya Mahira.
Kakek bernama Ki Tapa penunggu Gunung Sarangan itu mengancam pilih maneh (maksudnya Sita) atau anak Maneh yang ikut saya. Gelisah, Sita akhirnya memutuskan mendaki Gunung Sarangan sendiri dan dia menghilang setelah meninggalkan sepucuk surat kepada suaminya dengan pesan jaga Drupadi.Â
Bukan main terpukulnya Tito. Kejadian ini membuat Drupadi sedih karena sikap ayahnya menjadi dingin. Walaupun sahabat-sahabat ayahnya Oji dan Bagus, serta pamannya Gancar juga menghiburnya.
Pada 21 Agustus 2024 (surprise film ini bisa ditonton pada 21 Agustus 2025), Drupadi sudah punya geng crossfit (istilah gerakan kebugaran) yaitu pacarnya Raka (Razan Zu), sahabatnya Maya (dinda Mahira) Jamal (Fadi Alaydrus) dan Nurul (Alika Jantina).
Diam-diam mereka mendaki Gunung Sarangan tepat di ulang tahun ke 17 dia, dengan izin kepada Tito Tektok ke Sentul dan Hambalang. Agar hati ayahnya luluh, teman-teman Drupadi menjemput jam 5 pagi sambil mmebuat donat untuk merayakan ulang tahunnya. Tentunya, Tito tidak curiga. Â Â
Bisa dibayangkan ketika Tito mendapatkan telepon dari Pos Jagawana (polisi hutan) dari Gunung Sarangan, anaknya termasuk enam pendaki yang hilang.
Tito, Oji dan Bagus segera berangkat ke Gunung Sarangan dan mereka diminta tetap di pintu gerbang oleh Bernard, kukuh yang dengan apa yang disebutnya sebagai  SOP (standar operasional) dari Basarnas. Walaupun Bernard tahu soal "dunia lain", dia menolak menghadirkan orang pintar dalam pencarian.  Â
"Pencarian Terakhir" pada dua pertiga terakhir berubah menjadi sangat menegangkan, memotret kisah Drupadi dan Kawan-kawannya berhadap dengan "dunia lain" sebangun dengan versi 2008.Â
Drupadi digambarkan memahami ajaran orangtuanya untuk menolak pemberian makan dari sosok yang bertemu di gunung terutama bertemu warung-yang mustahil bisa ada di gunung. Â Dia paham betul, bagaimana jungle survival karena kedua orangtuanya pencinta alam. Â
Lewat adegan Drupadi memberi tahu Raka hingga tetap diam di tempat kalau sudah merasa hilang di punggung gunung,  karena hal itu  memudahkan untuk ditemukan pencari.  Dia juga mengajarkan Raka untuk minum dari mata air di gunung yang aman dengan mencium baunya dulu. Â
Oke, dari kisah pendakian sekuel Pencarian Terakhir lebih meningkat dibanding 2008. Saya jadi tahu istilah SAR kalau kosong atau botol kosong pendaki yang hilang ditemukan meninggal dan botol isi  berarti pendaki yang hilang ditemukan selamat. Â
Saya konfirmasi itu kepada Feby Nugraha, kawan saya dari Wanadri, Bandung membenarkan hal itu. Dia juga membenarkan latihan fisik satu bulan sebelum mendaki diperlukan.
Tentunya ada pertanyaan, kok berani benar keenam remaja dari Generasi Z ini  naik Gunung Sarangan tanpa pemandu. Oh, ya ada warlock (warga lokal) bernama Kang Rohmat (Mohamad Iqbal Sulaiman). Baiklah,  tetapi kan seharusnya ada pemandu yang profesional.
Mungkin Drupadi punya agenda lain berniat mencari ibunya, nah di sini  film yang disutradarai oleh (yang juga menyutradarai sekuel pertamanya)  makin menegangkan terutama ketika Drupadi dan ibunya saling berhadapan. Adegan yang paling saya suka.
Apa yang dipilih Drupadi, emosional kehilangan ibu atau rasionalitasnya di atas gunung yang notabene juga diajarkan ibunya? Â Apakah dia ditemukan dalam pencarian terakhir yang memakan waktu berhari-hari? Â Bagaimana juga nasib teman-temannya.
Sementara di bawah Tito tak bisa menahan diri lagi untuk melanggar perintah Bernard untuk naik. Tiba-tiba ada Gancar yang kedatangannya mengingatkan kedatangan Tito yang traumatis akhirnya  bergabung bersama teman-teman seperjuangannya dalam sekuel pertamanya. Adegan ini mengharukan dan sebeutlnya biasa di kalangan pendaki gunung.
"Kita semua keluarga dan sudah seharusnya saling menjaga," ucap Gancar menguatkan Tito bahwa  bagi dia dan dua kawannya lain Drupadi dan Sita juga keluarga. Sesama pencinta alam bersaudara.
"Pencarian Terakhir" 2025 ini menjawab semua pertanyaan 2008 termasuk siapa sosok  Ki Tapa dan keberadaan kampung gaib di gunung itu.  Jawabannya terkait dengan mitos Prabu Siliwangi dan sejarah Indonesia, menandakan sineas juga melakukan riset.
Film horor ini sebetulnya lebih ke arah drama kemanusiaan dua generasi yaitu milenial dan Z, keduanya punya solidaritas dan persaudaraan dan batas generasi itu menjadi cair di atas gunung. Â
Satu-satunya yang mengganjal dalam pikiran saya kok bisa-bisanya ada  rekan Drupadi ada yang memakai celana pendek dan rok ketika mendaki gunung walaupun sebetulnya target semula hanya air terjun? Nggak kepikiran kalau pacet atau lintah akan berpesta pora dan bukankah dingin?Â
Kalau mandi di air terjun pernah dilakukan kawan-kawan saya waktu kantor di media Kelapa Gading, ketika kami refreshing di kaki Gunung Gede dan pulang-pulang para karyawati perempauannya pada dikerok. Sementara yang laki-laki pakai celana pendek, telanjang dada. Tetapi tetap pakai celana panjang pulang pergi dari air terju.
"Sekalipun di gunung yang aman untuk pemula pun hiking dengan memakai rok dan celana pendek kurang pas sebenarnya. Karena kalau di daerah tropis seperti Indonesia disarankan untuk safety pake celana panjang karena banyak serangga dan pacet. Â Celana panjang melindungi kulit dari tanaman berduri daun gatal. Apalagi kalau kita keluar jalur. Menghangatkan kaki," papar Feby kepada saya pada 21 Agustus 2025 melaui Whatsapp.
Menyorot Fenomena Pendakian Tektok
Mungkin ini fenomena pendakian tektok yang jadi tren sekarang dan kerap menjadi kasus hilangnya sejumlah pendaki akhir-akhir ini. Digambarkan juga dalam film ini membuat konten menjadi tujuan utama para pendaki generasi Z ini termasuk juga tidak curiga menemukan warung di tengah gunung mau direview juga. Bukan main. Â
Saya juga mewawancarai Raymond Y Tungka salah seorang pemeran SAR yang juga mengkritik fenomena pendakian  Tektok yang tidak membawa bekal yang lebih dari waktu yang direncanakan. Â
Kebetulan artis ini juga kerap terlibat kegiatan alam bebas di luar keartisannya. "Naik gunung itu bukan kegiatan main-main dan butuh persiapan khusus," ucapnya.
Pencarian terakhir juga kental edukasi untuk menghargai kearifan lokal dan menjaga tingkah laku di gunung seperti mengucapkan salam, kalau bertemu satu sosok ucapkan kami tidak akan menggangu dan jangan ganggu kami.  Itu nilai lain  di luar soal akurasi Tim SAR dan persaudaraan para pencinta alam.
Dari segi ini- di luar keheranan saya soal busana pemeran dari generasi Z saat  mendaki- film yang diproduseri oleh  Chand Parwez Servia sama berhasilnya dengan "Pendakian Gunung Gede" yang ditayangkan sebelumnya dan sudah saya review.
Baca: Pendakian Gunung Gede Kalau Kisah Pendaki RealistisÂ
Saya tidak terlalu mempermasalahkan horornya, karena kisah ada dunia lain sama misteriusnya dengan cerita Segitiga Bermuda, apalagi  cerita Prabu Siliwangi yang banyak melekat pada sejumlah gunung, seperti Gunung Gede-Pangrango.  Hanya saja saya juga bertanya apakah Gunung Sarangan itu benar ada di wilayah Sukabumi-Bogor atau fiksi?
Saya searching di google tidak ditemukan, hanya ada Telaga Sarangan di Jawa Tengah.
Feby Nugraha dan juga anggoata Wandari bernama Evy bilang tidak pernah mendengar. Begitu juga Ripto Mulyono dari Mapala UI yang saya hubungi juga belum mendengar. Bisa jadi itu gunung kecil? Â Tetapi kalau gunung kecil masa pencarian memakan 7 hari?
Saya menduga  merupakan samaran gunung yang angker seperti Gunung Salak? Kalau mengacu ke Gunung Salak, ya mungkin itu bukan gunung untuk pemula. Â
Dari departemen kasting, tidak terlalu masalah karena sejumlah actor yang senior sudah pernah bermain di Pencarian Akhir 2008 dan Donny Alamsyah juga pas untuk kisah seperti ini. Sementara aktor dan aktris dari Generasi Z ada yang sudah main di Petaka Gunung Gede yang menjadi modal sendiri.
Catatan Sejarah  Pencarian Orang Hilang di Gunung
Alasan terakhir saya suka film "Pencarian Terakhir" ini, karena sebelumnya sudah riset tentang sejak kapan sih dimulainya pencarian orang hilang di gunung  Kapan sih orang hilang gunung di Indonesia mulai menjadi pemberitaan di surat kabar?
Saya menemukan Pikiran Rakjat 28 September 1970 tentang penemuan jenazah dua mahasiswa yang hilang di Gunung Gede Panrango, yaitu Willy Boentaran dan Arif Koesnanto oleh Tim Wanadri dan Tim Mapala UI (dua organisasi pencinta alam tertua di Indonesia). Â Keduanya melakukan ekspedisi ke Gunung Pangarango dan Puncak Gunung Gede.
Pencarian yang dipimpin Danres kepolisian 823 AKBP Sukirman  melibatkan  kepolisian Sukabumi, Sabhara, Hansip selain organisais pencianta alam.  Kedua jenazah ditemukan hanya berjarak dua ratus meter dan jenazah Arief di alam air di sekitar Kadudampit.
Kedua mayat dikisahkan ditemukan sudah membusuk, artinya cukup lama meninggal. Tidak saya temukan laporan cerita tentang dunia lain yang terkait hilangnya kedua mahasiswa itu sampai tulisan ini diturunkan.
Namun pencarian besar-besaran yang bahkan melibatkan ribuan orang adalah hilangnya tiga pelajar HBS (sekarang SMAN 3 Bandung) di Tangkubanperahu pada Juni 1924. Waktu itu mencapai gunung itu tidak semudah sekarang. Â
Ketiganya yaitu  Jan Dirk  Van Deelen Anthony Hendrik Van Deeelen, serta Hendrik Pieter Maasdam  ditemukan meninggal dunia sepekan setelah diumumkan hilang. Jenazah ketiganya ditemukan  di tepi Kawah Ratu.
Artikel yang ditulis Merrina Listiandari di "Bandung Bergerak" menceritakan juga soal rumor bahwa ketiga pelajar itu mendapat gangguan dari dunia lain. Â Jadi bukan hal baru soal dunia lain di gunung.
Baca; Bandung BergerakÂ
Saya langsung melacak sumber berbahasa Belanda dan menemukan di Sumatra Post 14 Juli 1924 bahwa ketiganya bermaksud memotret elang yang telah membangun sarangnya sendiri di puncak Tangkuban perahu yang perkasa. Pemakaman ketiganya dihadiri oleh para murid HBS.
Rotterdam Nieuwsblad  16 Agustus 1924  yang menduga kematian ketiga pelajar itu menurut analis  Taverne dan beberapa rekannya dari Departemen Pertambangan Tangkuban Perahu karena konsentrasi karbondioksida yang tinggi  karena cuaca.
Sekitar 600 gulden telah terkumpul untuk pencarian anak-anak laki-laki yang hilang, yang akan dibagi di antara para anggota perusahaan yang menyelesaikan pekerjaan berbahaya memanjat kanal dan mengevakuasi jenazah.
Sumber Foto:
Irvan Sjafari
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI