Mohon tunggu...
irvan sjafari
irvan sjafari Mohon Tunggu... penjelajah

Saat ini bekerja di beberapa majalah dan pernah bekerja di sejumlah media sejak 1994. Berminat pada sejarah lokal, lingkungan hidup, film dan kebudayaan populer.

Selanjutnya

Tutup

Bandung Artikel Utama

Hidupkan Teras Cihampelas, Bukan Membongkarnya

3 Juli 2025   23:26 Diperbarui: 7 Juli 2025   09:55 1284
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Teras Cihampelas Agustus 2023- Tampak Terbengkalai-Foto: Irvan Sjafari

Kemacetan bukan disebabkan oleh Teras Cihampelas, tetapi memang kota Bandungnya macet akibat volume kendaraan berbanding populasi. Jumlah kendaraan bermotor pribadi di Kota Bandung menurut Badan Pusat Statistik (BPS) hingga Februari 2025 total 1,543.517.

Tom Tom Trafic Index (laporan perusahaan navigasi tingkat global) menobatkan Bandung sebagai kota termacet nomor 12 di dunia (nomor satu di Indonesaia) dengan waktu tempuh 10 kilometer selama 33 menit pada 2024 dan bertambah 30 menit dibanding 2023.

Dari jumlah itu sekitar 70 persen adalah sepeda motor. Itu belum termasuk kalau kendaraan di luar Bandung masuk dan week-end dari Jakarta serta kota lain. Betapa sumpeknya jalan di kota Bandung, terutama jalur pariwisata.

Memang salah satu hal yang kurang diperhatikan Ridwan Kamil adalah memperbaiki transportasi umum, agar para pemilik kendaraan beralih. Tetapi itu kan bukan hanya persoalan Bandung, tetapi juga sejumlah kota lain. 

Bandung tidak memungkinkan untuk membuat LRT melayang seperti di Jakarta-apalagi kereta bawah tanah-kondisi geografisnya tidak memungkinkan.

Baca: Bandung Bergerak

Jadi ada atau tidaknya Teras Cihampelas, Bandung tetap akan macet. Bukan itu sebabnya. Solusi untuk mengatasi macet di Bandung perlu diskusi yang lebih panjang.

Sekarang kembali ke Teras Cihampelas, fungsi awalnya mengakomodasi pedagang kaki lima dan menghidupkan UMKM. Saya menikmati suasana berjalan-jalan di area lapang dengan stand-stand UMKM menawarkan kuliner hingga pakaian, didukung musala dan toilet di masa kepemimpinan Ridwan Kamil. Seperti halnya berjalan-jalan di alun-alun, saya berasa berada di kota-kota Eropa.

Sayangnya pandemi Covid-19 menguburkan impian Teras Cihampelas menjadi ikon yang gemerlap, yang terjadi mangkrak, banyak stand tutup, ditambah ketika Bandung mengalami darurat sampah. Setelah itu tidak pernah bangkit lagi seperti masa awalnya.

Saya terakhir berkunjung ke Teras Cihampelas pada Agustus 2023 makan siang yang telat di salah satu stand tersisa, pedagang menceritakan kondisi yang sepi. Waktu kondisinya lumayan bersih.

Di dalam benak saya Teras Cihampelas masih bisa diselamatkan, apa untungnya membongkar ikon yang didirikan dengan biaya puluhan miliar. Biaya pembongkarannya besar dan biaya menata lagi Jalan Cihampelas juga besar.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bandung Selengkapnya
Lihat Bandung Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun