Baca: KompasÂ
Sebelumnya hipotermia menyebabkan  seorang pendaki bernama Deko Avriansa (21), mahasiswa asal Sukaraja, Kabupaten Seluma, Bengkulu, meninggal dunia  saat mendaki Gunung Dempo. Insiden ini terjadi di Tebing Tali Cadas, Jalur Rimau, pada Kamis  2 Januari 2025 malam.Â
Baca:  Media Hub Polri. Â
Kalau begitu apa gejala rekan atau diri kita mengalami hipotermia? Ratih Citra Sari menyebutkan gejala  hipotermia yang perlu diwaspadai ialah menggigil terus-menerus, kulit pucat, bibir biru, kebas pada jari tangan dan kaki. Itu tingkat ringan.
Untuk hipotermia sedang memberikan gejala kebingungan, bicara tidak jelas, lemas, kehilangan koordinasi.
"Hipotermia berat: Tidak menggigil lagi yang justru merupakan tanda bahaya, napas lambat, detak jantung lemah, kehilangan kesadaran," tuturnya lebih lanjut.
Kalau begitu apa yang harus dilakukan jika rekan Anda mengalami hipotermia? Untuk penanganan darurat penderita hipotermia  pindah ke tempat yang lebih hangat atau lindungi dari angin, seperti masuk ke tenda atau buat perlindungan darurat.
"Lepas pakaian basah dan ganti dengan pakaian kering, tambahkan jaket windproof, pakaian berbahan fleece, atau kantong tidur, memberi minuman hangat dan manis untuk membantu metabolisme menghasilkan panas. Bungkus korban dengan emergency blanket untuk mempertahankan panas," terang  Ratih.
Untuk mencegah terkena hipotermia, sebelum mendaki tingkatkan massa otot: Rancanglah program latihan rutin yang dapat meningkatkan massa otot sehingga dapat menghasilkan panas tubuh yang lebih banyak saat dingin.
Layering pakaian: Pakai lapisan dasar (base layer) yang menyerap keringat, lapisan tengah (mid layer)Â seperti fleece/wool, dan lapisan luar (outer layer) tahan angin dan air.
"Bawa perlengkapan ekstra: Sarung tangan, kaos kaki tebal, topi, dan rain cover. Â Hidrasi cukup dan Konsumsi makanan berkalori tinggi untuk menjaga energi tubuh," pungkas Ratih.