Mohon tunggu...
irvan sjafari
irvan sjafari Mohon Tunggu... Jurnalis - penjelajah

Saat ini bekerja di beberapa majalah dan pernah bekerja di sejumlah media sejak 1994. Berminat pada sejarah lokal, lingkungan hidup, film dan kebudayaan populer.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Dokumentasi Pribadi: Majalah Tourism Netherland India Maret-April 1929

15 April 2024   21:55 Diperbarui: 15 April 2024   21:56 58
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Fotokopian Majalah-Foto: Irvan Sjafari

Fotokopian Majalah-Foto: Irvan Sjafari
Fotokopian Majalah-Foto: Irvan Sjafari

Kelompok lain berkeliling di Yogyakarta, menyambangi Kraton, menikmati pertunjukan wayang orang dan tarian yang menurut penulis perpaduan dari   tarian Siam dan Kamboja.

Di wilayah ini, kelompok wisatawan juga singgah di Candi Borobudur dan Mendut.  Setelah menikmati keindahan kedua candi ini mereka kembali ke Yogyakarta untuk menunjungi pusat kerajinan batik dan pasar rakyat.

Kelompok ini kembali ke Batavia menggunakan sepeda motor ke Semarang untuk kemudian kembali ke Batavia naik kapal.

Majalah itu dipenuhi oleh iklan hotel yang kondang masa itu, seperti The Grand Hotel Villa Dolce Garut, Hotel der Nederland di Weltevreden, Netherland Indie Hotel Co yang meliputi jaringan penginapan seperti Hotel Bellevue Bogor, Grand Hotel Ngamplang, Grand Hotel Tjisoeropan  serta dua hotel di Bromo yaitu Grand Hotel Tosari dan Hotel Nongkodjajar di Lawang, Jawa Timur.

Hotel lain di Bandung tentu saja Grand Hotel Homman, Grand Hotel Preanger, hingga Hotel Salabintanah di Sukabumi.


Informasi lain dari majalah itu memuat peta jalan di Sumatera, yang memberikan informasi jalur bus di Sumatera Barat, Bengkulu, Palembang dan Medan. Daerah Aceh tidak direkomendasikan untuk kunjungan wisata masa itu.

Majalah itu melengkapi literasi saya tentang sejarah pariwisata di Hindia Belanda.  Destinasi yang berkembang pada masa Hindia Belanda Baca: Pangandaran Masa Hindia Belanda  dan kawasan Garut Baca:  Tasikmalaya Garut dan Pendakian Papandayan, Bandung dan Sekitarnya Baca:  Wisata Bandung dan Sekitarnya 

Khusus untuk Jawa Barat saya mendapatkan kesan dari seluruh referensi sumber primer yang saya dapat dari sejumlah tulisan bahwa destinasi wisata sejak masa Hindia Belanda hingga masa kini terutama untuk wisata alam, tidak terlalu banyak bertambah.

Tempat-tempat itu adalah Kebun Raya Bogor, Puncak Pass, Gede Pangrango, wisata alam sekitar Sukabumi, Tangkuban Perahu Situ Patenggang, Situ Bagendit, Ciwidey, Papandayan, Cikuray hingga Pangandaran, dibangun masa Kolonial. 

Hanya saja pada masa itu yang menikmati wisata hanya kalangan orang Eropa dan segelintir bangsawan.  Majalah Tourism Netherland India menambahkan informasi bahwa tur dengan sepeda motor dinikmati wisatawan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun