Mohon tunggu...
irvan sjafari
irvan sjafari Mohon Tunggu... Jurnalis - penjelajah

Saat ini bekerja di beberapa majalah dan pernah bekerja di sejumlah media sejak 1994. Berminat pada sejarah lokal, lingkungan hidup, film dan kebudayaan populer.

Selanjutnya

Tutup

Nature Pilihan

Semeru-Bromo hingga "The Beach" Leonardo DiCaprio

8 Oktober 2023   15:36 Diperbarui: 8 Oktober 2023   15:58 211
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Pihak pengelola melarang wisatawan berenang dan membuat trotoar baru untuk  mencegah pengunjung menginjak-injak ekosistem pesisir yang rapuh.

"Ketika Maya Bay akhirnya dibuka kembali pada awal  2022, jumlah pengunjung berkurang dari sebelumnya sekitar 7000 menjadi sekitar 400 per hari, kata Thon Thamrongnawasawat, kepala tim restorasi.

Lanjut Thamrongnawasawat kebijakan ini  adalah salah satu aksi kelautan paling sukses selama bertahun-tahun, tidak hanya bagi Thailand tapi juga bagi seluruh dunia.

Bhutan Naikan Biaya bagi Wisatawan

DW juga mengungkapkan kesadaran pentingnya pariwisata berkelanjutan  membuat Kerajaan Kecil Bhutan di Hilmalaya menginvestasikan pendapatan pajak untuk konservasi dan keberlanjutan melalui penanaman pohon, pembersihan dan pemeliharaan jalan setapak, serta listrik transportasi.

Biaya tersebut telah membantu Bhutan menjadi satu-satunya negara dengan karbon negatif di Asia Selatan karena hutan lindungnya terus menyimpan lebih banyak karbon daripada emisi negara tersebut.


Bhutan juga memperkenalkan  Biaya Pembangunan Berkelanjutan (SDF) sebesar USD65 per wisatawan  sekitar tiga dekade lalu untuk membatasi pariwisata massal di negara pegunungan tersebut.

Dana tersebut juga digunakan untuk mengatasi kerentanan yang tinggi terhadap perubahan iklim, yang dampaknya berkisar dari kekeringan parah hingga pencairan gletser.

Bahkan pada 2022, pemerintah Bhutan menaikkan biaya harian menjadi USD200 dolar per orang ketika pariwisata dibuka kembali setelah pandemic. Uang tunai tersebut akan digunakan untuk mengimbangi emisi pariwisata.

Namun kenaikan tarif tersebut memukul jumlah wisatawan dan mengakibatkan kerugian di seluruh sektor. Pada Agustus 2023, Bhutan mengurangi separuh jumlah tersebut menjadi USD100 untuk menstimulasi pariwisata seiring dengan upaya menjaga keseimbangan antara perlindungan iklim dan perekonomian lokal.

Memang bukan hal mudah menyeimbangan kepentingan ekonomi dan lingkungan di dunia pariwisata.

Irvan Sjafari

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Nature Selengkapnya
Lihat Nature Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun