Mohon tunggu...
irvan sjafari
irvan sjafari Mohon Tunggu... Jurnalis - penjelajah

Saat ini bekerja di beberapa majalah dan pernah bekerja di sejumlah media sejak 1994. Berminat pada sejarah lokal, lingkungan hidup, film dan kebudayaan populer.

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Siapa Korban Ketujuh Ken Dedes?

30 Oktober 2022   20:57 Diperbarui: 30 Oktober 2022   21:08 964
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi-Gambar kasar Irvan Sjafari

"Oh," kata anak itu.

Dia pun membawa satu panci air, juga kayu-kayu. Pandu yang mahir.  Dia  menjerang air dan kemudian memasukan jahe yang sudah dipotong dengan rempah-rempah.

Cantik, unik, sekaligus menakutkan. Itu kesan saya terhadap dia.

"Kamu bawa-bawa dia berburu kami?"  tanya Gunadi.

"Iya, lah anakkku. Bapaknya pergi entah kemana! Justru karena anak ini ada, Londo-londo macam kalian tidak curiga!"

"Keparat.  Teman-temanku keparat! Aku juga keparat! Berarti anak itu jadi saksi pembantaian kami!"

"Yuup. Didik bersembunyi di balik batu melihat ibunya dan temanku Ratna diseret. Itu yang membuat aku makin marah Londo bangsat!  Aku kemudian berenang ketepian dan anakku menolong melempar tali dari tas panduku."

Saya pun menitik air mata tidak tahan lagi. Gunadi juga meraung. Pantas saja, anak itu tidak peduli dengan tubuh Bintang yang tergeletak.

"Ntar, sudah minum wedang jahenya, lanjutkan ceritanya apa yang terjadi pada dua kawanmu yang lain," papar Kemala.

Sejam kemudian wedang jahe sudah jadi.  Saya dan Gunadi masing-masing  diminumkan secangkir kecil kaleng wedang jahe.  Kemudian kami disuapin singkong bakar. Sementara Didik asyik mengunyah sendiri.

"Jadi kapan Londo ini ditembak Bu?" cetus Didik dengan tenang.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
  11. 11
  12. 12
  13. 13
  14. 14
  15. 15
  16. 16
  17. 17
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun