Mohon tunggu...
irvan sjafari
irvan sjafari Mohon Tunggu... Jurnalis - penjelajah

Saat ini bekerja di beberapa majalah dan pernah bekerja di sejumlah media sejak 1994. Berminat pada sejarah lokal, lingkungan hidup, film dan kebudayaan populer.

Selanjutnya

Tutup

Trip Pilihan

Dokumentasi (1) Selusur Sungai Musi 2015

23 Januari 2022   12:10 Diperbarui: 23 Januari 2022   12:14 1273
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Kawan-kawan TX Travel-Foto: Irvan Sjafari

Kami juga melewati rumah berarsitektur Melayu terapung hingga puskesmas terapung sebelum tiba di dermaga Kampung Kapitan. Kami memasuki gang sempit sejauh 100 meter dengan kiri kanan rumah berarsitektur Melayu dari kayu.

Tujuan kami adalah rumah Kapitan Tjoa semua rumah panggung hibrida antara Budaya Melayu dan Tiongkok. Denahnya serupa dengan pola rumah berdinding keliling khas warga Tionghoa, sementara atap dan bahan bangunan tipe lokal Melayu. Hiasan dan ornament interior rumah jelas perpaduan dua budaya ini.

Menurut Johannes Widodo dalam artikelnya "Morfologi dan Arsitektur Komuniats diaspora Cina di Indonesia"dalam buku Masa lalu dan Masa Kini dalam Arsitektur Indonesia yang disunting Van Leur, 2009 unsur Tionghoanya adalah dari Tiongkok Selatan.

Saya melihat bangunan ini memiliki area terbuka di bagian tengahnya yang berguna untuk jalur masuk udara dan cahaya matahari.Di bagian dalamnya, ada meja altar yang berguna untuk beribadah.

Selain itu terdapat foto-foto keluarga Tjoa dan suasana sepertinya Sungai Musi masa lalu. Tinggi panggung sekitar 2 meter dan tinggi trumahnya sendiri dari lantai kayu lebih dari 3 meter. Tampaknya juga ada unsur Rumah Limas.

Rumah Kapiten-Foto: Irvan Sjafari
Rumah Kapiten-Foto: Irvan Sjafari


Keterangan di dalam rumah menunjukkan bahwa rumah ini dibangun Tjoa Haihim pada 1844. Diperkirakan Tjoa yang pertama datang dari era Diansti Ming dari Tiongkok sekitar abad ke 15 bersamaan dengan era Cheng Ho.

Rombongan kami disambut oleh Mulyadi keturunan ke 13 dari Tjoa. Sayang banyak bangunan yang bernilai arsitektur tinggi terbengkalai dalam areal ini yang lebih mirip sisa Pecinan.

Benteng Kuto Besak

Satu bangunan bersejarah yang jadi ikon Kota Palembang dan Sungai Musi adalah Benteng Kuto Besak.  Benteng ini, mungkin hanya sedikit bangunan benteng yang dibangun bukan oleh penjajah Belanda.

Benteng yang berlokasi  tak jauh dari Jembatan Ampera dibangun oleh Sultan Badaruddin pertama (1724-1758), kemudian dilanjutkan oleh Mahmud Badaruddin II (1776-1803). Benteng ini dibangun selama 17 tahun, yaitu sejak 1780 hingga selesai pada 1797.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
Mohon tunggu...

Lihat Konten Trip Selengkapnya
Lihat Trip Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun