Mohon tunggu...
irvan sjafari
irvan sjafari Mohon Tunggu... Jurnalis - penjelajah

Saat ini bekerja di beberapa majalah dan pernah bekerja di sejumlah media sejak 1994. Berminat pada sejarah lokal, lingkungan hidup, film dan kebudayaan populer.

Selanjutnya

Tutup

Analisis Pilihan

Sejarah Membuktikan Munculnya Presiden Indonesia Tak Terduga

6 Desember 2021   11:30 Diperbarui: 6 Desember 2021   11:39 258
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi: liputan6.com

Bisa jadi nama Prabowo Subianto, Anies Baswedan, Ganjar Pranowo, Ridwan Kamil, Sandiaga Uno, Kofifah Indar Parawansa, Basuki Tjahja Purnama, Puan Maharani, Airlangga Hartarto dan nama lain yang disebut dalam berbagai survei, mau di urutan berapa, kemungkinan bisa jadi jadi capres/cawapres 2024. Nama-nama itu kera jadi polemik di media massa.

Setidaknya ada  kelompok Siap Ganjar Pranowo (Sigap), Relawan Kawan Sandi (RKS) Pulau Lombok dan Cimahi, Jawa Barat, Aliansi Nasional Indonesia Sejahtera (ANIES) mendeklarasikan dukungan untuk Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan, ada juga deklarasi Prabowo-Puan, ada juga nama Ketum PKB Muhaimin Iskandar.

Tetapi saya kira akan muncul calon yang tidak terduga dan bukan media darling pada saat ini. Muka baru yang justru diinginkan publik.   

Mungkin dia tokoh yang biasa-biasa saja, bisa dari TNI, anggota DPR, Menteri, tetapi kiprahnya baru tampak pada 2023 bahkan 2024. Bukan tokoh yang beredar di media massa saat ini yang masih tiga tahun lagi. 

Kalaupun paling cepat 2022, ada berapa nama tiba-tiba mencuat,  apalagi kalau terjadi hal yang luar biasa, bukan saja didorong oleh kejadian di dalam negeri tetapi juga global. Misalnya konflik Tiongkok dengan AS serta sekutunya masing-masing memanas.  Apakah pergantian kekuasaan 1966/1967 dan diikuti 1998 tidak terkait dengan situasi global? Saya kira terkait.

Begitu juga dengan penyelesaian pandemi juga bisa mempengaruhi situasi politik hingga pemulihan ekonomi.      

Kemungkinan ada tokoh yang muncul momentum akan selalu ada.  Kalau stabil saja, polarisasi politik sampai saat ini  kemungkinan nama-nama yang muncul akan mengerucut menjadi dua pasangan saja, sesuai polarisasi saat ini yang berakar pada 2014 dan 2019. 

Paling banyak tiga pasangan, kalau ada sejumlah parpol mencoba pasangan alternatif. Itu kalau parpol tidak oportunis dan pragmatis. Meskipun ada kemungkinan lain, yaitu polarisasi berubah. Bisa jadi ada kompromi antara kubu yang tadinya berseberangan dengan Jokowi malah bersekutu dengan pendukung Jokowi sekarang,  mengajukan capres/cawapres.

Apa pun itu menurut saya masih terlalu pagi untuk buat survei dan melakukan deklarasi sekalipun untuk membentuk opini.  Apa yang terjadi pada 2022 dan 2023 akan lebih menentukan. Termasuk jika kandidat sekarang ini, baik pada Anies Baswedan, Ganjar Pranowo atau siapa saja waktu itu dizholimi justru akan membuat pendukungnya mengeras. Apalagi dengan memakai kata  yang melekat dengan nama "binatang" untuk melabelkan pendukungnya, sangat tidak elok dan membuat situasi terus memanas.  

 Irvan Sjafari  

 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Analisis Selengkapnya
Lihat Analisis Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun