Mohon tunggu...
irvan sjafari
irvan sjafari Mohon Tunggu... Jurnalis - penjelajah

Saat ini bekerja di beberapa majalah dan pernah bekerja di sejumlah media sejak 1994. Berminat pada sejarah lokal, lingkungan hidup, film dan kebudayaan populer.

Selanjutnya

Tutup

Nature Pilihan

Petani Milenial Bandung Barat: Perlu Kolaborasi dengan Senior

13 November 2021   17:27 Diperbarui: 15 November 2021   16:15 392
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi-Foto: Dokumentasi Sarah Apriliani Nurjanah

Jajat bukan orang baru di dunia pertanian. Dia menggelutinya sejak 2017.Di lahan seluas hampir 1 hektare, Jajat menanam berbagai jenis tanaman seperti lettuce, koriander, dan tanaman lainnya. Dia mengaku tertarik pada Program Petani Milenial, sejak diresmikan namun hingga akhir Mei 2021, dia belum merasakan dampak positif dari program tersebut.

Sebetulnya katanya, program ini positif kalau  pemerintah sudah mampu memunculkan keinginan para generasi muda untuk melirik dunia pertanian sebagai profesi yang menjanjikan lantaran mengusung konsep "smart farming". Dia menduga pemerintah kurang mendalami permasalahan pertanian di lapangan.

Jajat mengajukan usulan yang mirip diungkapkan Sarah di atas bahwa perlu kolaborasi antara dua genarasi, senior dan junior. Bahwa program pertanian juga harus melibatkan petani senior, karena mereka yang membangun sektor pertanian.  Keduanya harus bersama-sama membangun sektor ini.

Jajat juga  menyebut ada sedikit secercah dampak positif dari program tersebut. Misalnya penggunaan teknologi  untuk efisiensi kinerja petani yang bakal bermuara pada peningkatan kualitas dan kuantitas produksi.

Di antaranya menggunakan sensor siram tanaman otomatis, lalu hidroponik. Dua teknologi itu mengurangi 50 persen tenaga kerja dan keberhasilan tanaman meningkat sampai 90 persen.

"Karena kita tahu di pertanian itu banyak kendala terutama garapan di lahan terbuka," ucap Jajat seperti dilansir https://news.detik.com/berita-jawa-barat/d-5508996/kisah-milenial-bandung-lawan-stigma-petani-hidup-susah

Meskipun demikian Jajat berupaya mandiri menghidupi usahanya. Seperti membuat sendiri pupuk untuk tanaman hingga langkah mengedukasi petani muda lain yang tergabung dalam kelompok tani gagasannya.

Dia membimbing mereka agar berhasil sebagai petani. Jajat juga berupaya memutus rantai penjualan ke bandar dan tengkulak. Dia juga berjuang membuat kontrak dengan perusahaan penyalur produksi tani untuk pasar lokal dan ekspor

Sementara pada September lalu, Pelaksana Tugas (Plt) Bupati Bandung Barat Hengki Kurniawan mengatakan, petani dan peternak milenial ini merupakan program Pemerintah Provinsi Jawa Barat. Pemda KBB, turut serta mensukseskan program tersebut. Dia menjanjikan kesiapan mencetak petani dan peternak milenial yang bisa membangkitkan roda perekonomian daerah.  Bagaimana hasilnya? Waktu akan menjawabnya.


Irvan Sjafari

 Sumber lain

satu, dua

 Foto-foto: Dokumentasi Sarah Apriliani

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Nature Selengkapnya
Lihat Nature Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun