Mohon tunggu...
irvan sjafari
irvan sjafari Mohon Tunggu... Jurnalis - penjelajah

Saat ini bekerja di beberapa majalah dan pernah bekerja di sejumlah media sejak 1994. Berminat pada sejarah lokal, lingkungan hidup, film dan kebudayaan populer.

Selanjutnya

Tutup

Nature Pilihan

Petani Milenial Bandung Barat: Perlu Kolaborasi dengan Senior

13 November 2021   17:27 Diperbarui: 15 November 2021   16:15 392
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Salah satu program Gubernur Provinsi Jawa Barat Ridwan Kamil yang cukup menarik dan saya kira memberikan inspirasi kepada daerah lain ialah Petani Milenial 4.0. Program ini sudah berjalan sejak akhir Maret 2021 dimulai di perkebunan milik Pidi Baiq di Lembang. Kabupaten Bandung Barat.

Pria yang karib disapa Kang Emil ini  menyampaikan program ini merupakan salah satu cara pemerintah untuk menciptakan lapangan kerja yang terus berkurang sejak terjadinya pandemi Covid-19.

Ketika diluncurkan pada waktu itu alumni Asitektur, ITB ini mengklain telah menerima 8.000-an berkas pendaftaran dari anak muda di daerahnya yang tertarik pada gerakan Petani Milenial. Pertanyaannya apakah gerakan ini realisasi mendapat sambutan dari kalangan milenial di Jawa Barat?

Sarah Apriliani  Nurjanah, seorang anak muda dari Desa Pasirlangu, Kecamatan Cisarua masih dalam wilayah Kabupaten Bandung Barat menjawa lantang" Iya, dia tertarik kepada dunia pertanian. Hanya saja perempuan kelahiran 9 April  1992 memilih berada di sektor hilir, alias menjual sayur mayur produksi desanya ke pasar Jabodetabek.

Dengan Brand Sobat Veggie, alumni Jurusan Biologi, Universitas Al Azhar Indonesia menyerap kiriman 2-3 ton sayur mayur per pengiriman dari desanya. Bahkan dia juga menyerap  produk petani dari kawasan Lembang lainnya, Kabupaten Cianjur, Kabupaten Sukabumi bahkan menembus Kabupaten Bogor.

Mantan Guru Biologi di sebuah SMA swasta di kawasan Jakarta ini mengungkapkan  selain akses pasar yang "profitable" dan tidak teratur, kendala di pertanian tentunya banyak, terkait kurangnya teknologi mempengaruhi kapasitas produksi. Petani juga menghadapi kendala modal untuk tanam.

Sobat Veggie menampung berbagai jenis sayuran di atas 100 produk. Pasarnya terdiri dari dua jenis yaitu B2B dan B2C.

"Untuk pemasaran segmen B2B, Sobat Veggie menggunakan platform daring, market place dan horeka. Sementara untuk B2C dijual reatail ke perumahaan melalui keagenan," ujar Sarah dalam wawancaranya melalui Whatsapp kepada saya, 10 November 2021, yang saya juga muat di Majalah Peluang

Usahanya dimulai jauh sebelum Kang Emil mengumumkan Gerakan Petani Milenial, yaitu pada 2019.  Berkantor di Menara 165, Jakarta Selatan, Sobat Veggie mampu meraup omzet antara Rp350 juta hingga Rp500 juta per bulan.

Dokumentasi Sarah Apriliani Nurjanah
Dokumentasi Sarah Apriliani Nurjanah

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Nature Selengkapnya
Lihat Nature Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun