Office Boy kantor  bernama Eko Riyadi tidur di kamar loteng dan di bawah ada dua Satpam berjaga.  Jadi benar-benar sepi.  Ada reporter yang sebetulnya bertugas di kawasan pinggiran Jakarta Timur untuk mencari tahu soal fenomena dentuman yang akhir-ahir ini kerap terjadi dan seorang lagi ikut tim buser kepolisian mengintai di bekas pergudangan yang terbengkalai di utara Jakarta, kerap tempat geng motor nongkrong dan  berbuat ulah.
Aku dan Sundari sebetulnya ikut Grup WA yang menamakan dirinya After Midnight yang hanya terdiri belasan anggota. Â Kenal di media sosial. Â Kami adalah orang yang kerap kerja melewati tengah malam hingga pagi baik shift maupun menetap, mengindap insomina hingga mereka yang bermasalah kejiwaan.
Ada yang menamakan dirinya Jam Siji, seorang penyair dan cerpenis di Kota Yogyakarta bernama Chandra Sugiharto. Disebut Jam Siji karena memang insomnia, mulai posting pada jam seperti itu. Biasanya berupa petikan puisi atau cerpennya. Inspirasinya selalu muncul lewat tengah malam.
Yang paling miris adalah seorang remaja bernama Lukman, korban perundungan oleh teman-teman SMA-nya. Â Hanya saja dia tidak mau memberitahu siapa yang merudungnya, seolah di mana, karena takut pada anak bernama Berti yang katanya anak pejabat tinggi dengan kawanannya yang banyak. Perudungan membuatnya selalu terjaga tengah malam akibat mimpi buruk, hingga dia kurang tidur keesokan harinya.
Padahal aku akan menjadikannya berita di Membaca Indonesia, karena keluhannya sudah mengarah ke kriminal daripada kenakalan biasa dan aku khawatir akibat psikisnya ketika dewasa.
Tiba-tiba WA aku menyala. Dia menghubungi secara pribadi.
Mas, aku dikurung di gudang tua. Berti dan teman-temannya membawa aku secara paksa. Â Aku dikunci di ruangan gelap di gudang yang katanya angker. Â 00:00.
Sudah sejak mahgrib. 00:01
Dia menghubungiku lewat WA. Keterlaluan tengah malam begini, itu sudah penculikan dan penyekapan. Â
Kamu tahu posisinya di mana? Â 00:01.
Dekat Kota Tua Jakarta. 00:02.