Mohon tunggu...
irvan sjafari
irvan sjafari Mohon Tunggu... Jurnalis - penjelajah

Saat ini bekerja di beberapa majalah dan pernah bekerja di sejumlah media sejak 1994. Berminat pada sejarah lokal, lingkungan hidup, film dan kebudayaan populer.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Buka hingga Jam 9 Malam, Perpusnas "One Stop Service"?

18 Januari 2020   15:24 Diperbarui: 18 Januari 2020   15:47 347
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Suasana sepi di lantai 8 malam, Kamis 16 Januari 2020-Foto: Irvan Sjafari
Suasana sepi di lantai 8 malam, Kamis 16 Januari 2020-Foto: Irvan Sjafari

Antara jam 6 hingga jam 8 malam saya ada di Lantai 8, hanya ada satu orang menggunakan jasa mikrofilm, ada dua orang remaja cari video dan sedang buat tugas reportase juga entah apa. Lalu naik ke lantai 19, wow, 20-30 orang di sini.  Ada yang bekerja dan ada yang sekadar berselancar.  Di lantai 20-21 sekitar 20 orang juga. 

Menurut keterangan Herdy, petugas lantai 20  sejak buka hingga jam 9 malam, pengunjung rata-rata setelah jam 6 sore sekira 300 orang. Jumlah yang cukup bagus sebetulnya.

Saya juga menemui Talitha, alumni STAN dan PNS yang berkantor di sekitar Perpusnas merasa terbantu dengan dibukanya perpustakana hingga jam 9 malam. Pekerja seperti dia yang ingin membaca selalu terbentur waktu kerja, kini punya waktu leluasa.

"Sudah dua hari ini saya ke tempat ini jam tujuh malam. Lumayan hingga jam sembilan malam," kata Talitha yang mengaku tahu informasi ini dari instagram.

Sebaliknya sepasang mahasiswa dari Sastra Jepang dari Universitas Al Azhar, Chaerul dan Rita malah merasa buka hingga jam sembilan malam kurang.  Keduanya sudah kabur dari kampus dan tiba di perpusnas pada pukul dua siang.

"Gw bisa mengerjakan tugas di lantai 20. Kalau nggak ada bahan tinggal cari buku, lalu masukan data ke laptop. Nggak terasa. Harusnya sampai jam 12 malam nggak apa-apa," ujar Chaerul.

Keduanya menyukai mengerjakan tugas di Perpustakaan dengan laptop masing-masing dan wifi sangat membantu.  Rita malah mengaku kalau sudah di rumah terganggu konsentrasinya dan ingin tidur.  Keduanya tidak takut pulang malam. TransJakarta 24 jam dan MRT hingga tengah malam, hingga ojek atau taksi daring bisa jadi jaminan.

"Seandainya nggak buka jam 9 malam. Saya ngerjakan tugas di McD Thamrin yang 24 jam. Sayangnya keluar uangnya jadi banyak, hingga mahal untuk bisa gunakan Wifi," kata Rita.

Keduanya hanya menyoriti pengunjung lain yang memenuhi meja tetapi digunakan hanya untuk iseng dan mengobrol dengan temannya. Hingga mereka terpaksa berselonjor di lantai dan laptopnya di meja.

"Harusnya lebih banyak meja dengan akses charger hingga bisa kerja sambil cari referensi dan laptop tidak lowbatt," sahut Chaerul.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun