Oleh karena itu, intervensi terhadap stunting di masa depan harus bergeser dari pendekatan yang hanya berfokus pada gizi menjadi intervensi holistik yang menempatkan stimulasi perkembangan sebagai pilar utama. Digitalisasi bukan hanya sarana teknis, melainkan paradigma baru dalam kebijakan pembangunan manusia. Dengan mengintegrasikan teknologi, edukasi, dan budaya pengasuhan, Indonesia dapat mempercepat langkah menuju generasi emas yang sehat, cerdas, dan berdaya saing.
Dalam konteks pencapaian SDGs 2030, digitalisasi intervensi perkembangan anak stunting merupakan investasi strategis jangka panjang. Ia bukan hanya soal menyelamatkan tinggi badan anak, tetapi tentang menyelamatkan masa depan bangsa. Anak yang tumbuh sehat dan berkembang optimal hari ini adalah jaminan keberlanjutan ekonomi, sosial, dan kemanusiaan Indonesia di masa depan.
Tentang Penulis:
Dorce Sisfiani Sarimin adalah Mahasiswa Program Doktoral Ilmu Kesehatan Masyarakat Universitas Hasanuddin. Fokus kajiannya meliputi transformasi digital kesehatan, tumbuh kembang anak, dan kebijakan publik berbasis bukti.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI