Mohon tunggu...
June
June Mohon Tunggu... Freelancer - nggak banyak yang tahu, tapi ya nulis aja

Pengamat

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Drama Oknum Penimbun Masker dan Hand Sanitizer

3 Mei 2020   19:45 Diperbarui: 3 Mei 2020   19:36 117
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Dok. Humas Pemprov Jateng


Di tengah pandemi covid-19, beberapa waktu yang lalu stok masker medis biasa, alkohol, dan hand sanitizer sempat mengalami kelangkaan. Barang-barang tersebut menjadi sangat sulit dicari. Usut punya usut ternyata sejak berita munculnya wabah corona di Wuhan, serta Indonesia masuk ke tahap awas, membuat banyak penimbun masker dan hand sanitizer.

Alhasil banyak orang yang mencoba mencari masker dan hand sanitizer di toko daring dan e-commerce. Barang-barang tersebut tersedia di sana. Ada banyak penjual daring yang menyediakan barang-barang tersebut. Tapi harga jualnya sangat mahal. Melonjak tinggi dari harga normal. Tetap saja, di mana ada kesusahan, di situ ada kapitalisme. Mirip dengan pernyataan para tokoh marxisme bahwa "di mana ada kemiskinan, di situ ada kantong investasi", miris sekali.

Masker medis abal-abal pun sempat beredar. Berbagai masker tanpa merk ataupun dengan label abal-abal bertebaran. Meski demikian, barang tersebut tetap diburu karena memang dibutuhkan. Terlebih pemerintah yang menganjurkan masyarakatnya agar mengenakan masker saat pergi keluar.

Karena hal tersebut pemerintah mengeluarkan kebijakan akan memberikan sanksi kepada para penimbun dan penjual yang mematok harga tinggi pada barang-barang tersebut. Pihak e-commerce juga bekerja sama dengan memblokir akun-akun penjual yang menjual dengan harga tinggi. Meski ada banyak saja cara yang dilakukan oleh para oknum tersebut untuk menjual barang-barang tersebut dan meraih untung besar.

Namun, seiring waktu stok masker dan hand sanitizer mulai kembali normal di pasar. Hal ini menjadi ancaman bagi para penimbun masker dan hand sanitizer. Kini banyak dari mereka yang menjual barang-barang tersebut dengan harga yang lebih murah dari harga normal. Mereka menambahkan keterangan "jual rugi" agar setidaknya barang-barang tersebut tidak menjadi sampah di gudang. 

Per kotaknya ada yang menjual masker dengan harga sekitar Rp150 ribu. Ini masih tergolong menjual dengan harga tinggi. Normalnya saja satu kotak masker harga jualnya di bawah Rp100 ribu. Kalau ini sih bukan "jual rugi", tapi konsep manipulasi dalam pemasaran.

Dari banyak penimbun yang sudah merasa rugi dan kapok, lantas ada yang memilih untuk mendonasikan barang timbunannya tersebut. Dalam beberapa waktu saja sudah ada banyak oknum penimbun yang ditangkap oleh pihak kepolisian. Para pelaku ini kemudian akan dijerat dengan pasal 98 dan 196 UU Nomor 46 Tahun 2009.

Makanya, jangan menjadi orang jahat ya teman-teman. Salam.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun