Mohon tunggu...
Junjung Widagdo
Junjung Widagdo Mohon Tunggu... Guru - Guru SMAN 1 METRO, LAMPUNG

Untuk saat ini menulis

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Artikel Utama

Menikah dengan Bijak: Catatan untuk Para Jomlo

11 Februari 2024   12:15 Diperbarui: 12 Februari 2024   15:00 757
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber Gambar: KOMPAS.com dari SHUTTERSTOCK 

Ada sebuah prinsip bijak dari budaya Jawa yang mengatakan "bibit, bebet, bobot". 

Bibit mengacu pada garis keturunan seseorang, bebet mengacu pada status sosial ekonomi, dan bobot mengacu pada karakter dan kompetensi yang dimiliki oleh pasangan. 

Prinsip bijak ini seharusnya tetap menjadi pertimbangan bagi siapa pun yang akan menikah. 

Pasalnya, pernikahan bukanlah hal yang sederhana karena akan membawa konsekuensi untuk hidup selamanya dengan pasangan tersebut, termasuk dengan kondisi genetisnya, keluarganya, dan kedewasaannya.

Dalam era modern saat ini, calon pasangan dapat dengan mudah memeriksa kondisi genetis dan kelainan genetis masing-masing untuk menjaga keturunan agar tidak terdampak oleh kelainan genetis yang diwariskan. 

Selain itu, juga penting untuk mempertimbangkan status keuangan pasangan, karena kondisi ekonomi yang stabil dapat menjadi salah satu faktor penting dalam menjaga kebahagiaan hubungan.

Pendewasaan diri dan kompetensi juga sangat penting. Kemampuan untuk menghadapi berbagai ujian hidup, baik dalam hal keuangan maupun hubungan percintaan, akan membantu menjaga kestabilan hubungan. 

Mendidik anak juga memerlukan pengetahuan, keterampilan dan kedewasaan.

Oleh karena itu, sebelum memutuskan untuk menikah, sangatlah penting untuk menggunakan logika dan pertimbangan yang matang, bukan hanya karena alasan cinta semata. 

Dengan demikian, diharapkan pernikahan dapat tetap membawa kebahagiaan dan menghasilkan anak-anak yang berkualitas.

Evaluasi Kondisi Keuangan

Karena cinta saja gak bikin kenyang, hehehe, saya menyindir, tapi memang benar, satir ini mencerminkan bahwa cinta semata tidaklah cukup. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun