Mohon tunggu...
Junjung Widagdo
Junjung Widagdo Mohon Tunggu... Guru - Guru SMAN 1 METRO, LAMPUNG

Untuk saat ini menulis

Selanjutnya

Tutup

Love Pilihan

Pesan kepada Laki-Laki

23 Agustus 2022   21:17 Diperbarui: 23 Agustus 2022   22:12 268
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
https://www.popbela.com/career/inspiration/rosita-meinita/lucu-banget-10-potret-korek-api-ini-disusun-bak-di-kehidupan-nyata/10

Kalau anda terlahir laki-laki, maka siapkanlah hati anda untuk menjadi hati yang luas dan dalam sedalam samudra dan seluas mata memandang. Kalau anda terlahir laki-laki, maka siapkanlah hati anda, jadi hati yang kokoh sekokoh karang. 

Menjadi laki-laki itu tidak mudah, ada banyak tanggung jawab yang tersampir di pundak, ada banyak kepala yang harus ditopang di dada. Jadi laki-laki itu harus multitalenta, ya sabar, ya kuat, ya jago memimpin, jago agama, jago bela diri, jago matematika, jago nyuci, jago nyari duit jago nyapu dan lain-lain. 

Kenapa harus demikian? Karena laki-laki jika nanti sudah berumah tangga akan menjadi panutan, menjadi contoh bagi istri dan anak-anaknya. 

Berkewajiban memberikan nafkah, menyediakan sandang, papan, pangan yang baik untuk keluarganya. Apalah mau dikata jika laki-laki menjadi laki-laki yang tidak bertanggung jawab? hancur. 

Rumah tangga akan hancur jika sosok suami yang seharusnya menjadi panutan, memberikan nafkah tidak menjalankan fungsinya dengan baik. Generasi yang akan dihasilkan pun generasi yang gagal, karena contoh kegagalan ada pada sosok ayah yang seharusnya menjadi panutan yang baik bagi anak-anaknya. 

Mengapa harus menyiapkan hati sedalam samudra seluas mata memandang? tentu harus, karena saat laki-laki menikah pasti akan hidup bersama dengan seorang wanita, dan wanita ini adalah "makhluk yang tidak pernah salah". 

Coba kita tengok saat berada di jalan, siapa yang jadi "raja jalanan", sudah pasti jawabannya adalah emak-emak. Sudah nyata-nyata nge sen ke kiri , e beloknya ke kanan, ketika ditanya apa jawabannya? " perasaan uda nge sen ke kanan", hehehe. 

Benar, perempuan memang lebih banyak mengikuti perasaan, dan perasaan ini lah yang menjadi biang kerok dari rumah tangga pada awalnya. Dengan mudahnya seorang perempuan tanpa ada angin hujan petir atau apalah, tanpa ada masalah apapun tiba-tiba ngambek dan tanpa kata, yang kadang kita sebagai laki-laki tidak mengerti ada masalah apa sebenarnya. 

Penulis juga pernah merasa bingung setelah mengajak istri makan mie ayam di luar, tiba-tiba istri menangis setelah makan, dan penulis pun bingung apa yang sebenarnya terjadi, telisik punya telisik akhirnya penulis tahu kenapa istri menangis, karena apa coba? hanya masalah kecil saudara-saudara, pada suapan terakhir istri meminta untuk disuapkan ke dirinya,  tapi malah suapan terakhir itu masuk langsung saya telan dengan lahapnya, dan alhasil istri berurai air mata dan sepanjang perjalanan pulang diam seribu bahasa. 

Saya pikir masalah yang tadi, masalah suap menyuap suapan terakhir adalah perkara yang sepele, owalah.. ternyata tidak bagi kaum istri, suapan terakhir bagi mereka adalah penghormatan dan bentuk kasih sayang, maka bisa jadi justru sangat dinanti, sangat kecil sekali bukan masalahnya bagi kita kaum laki-laki. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Love Selengkapnya
Lihat Love Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun