Mohon tunggu...
Jun Joe Winanto
Jun Joe Winanto Mohon Tunggu... Koki - Chef

Menulis sebagai rangsangan untuk sel-sel otak agar terus berbiak. La Cheo Joe, banyak menulis buku, tetapi tidak untuk diterbitkan secara komersial. Buku-buku tersebut diperuntukkan untuk proyek Departemen Pendidikan Nasional dari beberapa penerbit. Lebih dari 100-an judul buku telah ditulisnya. Lahir pada 9 Juni di “Bumi Sepucuk Jambi Sembilan Lurah”, sebagai anak keempat dari enam bersaudara. Cita-citanya berbelok seratus delapan puluh derajat dari yang diidam-idamkan menjadi Dokter Kandungan. Kuliah pun sebenarnya tak diinginkan oleh kedua orang tuanya karena sesuatu dan lain hal. Cerita berkata lain, diam-diam Sang Guru Bimbingan Karier (BK) SMA-nya memberikan berkas lembaran sebagai Mahasiswa Undangan ke Universitas Indonesia dan Universitas Gadjah Mada. La Cheo Joe sempat merenungi keputusan saat jari-jemarinya menjentikkan pulpen mengisi titik-titik bernama. Perjalanan kariernya di beberapa perusahaan, mengantarkannya untuk berkeliling daerah di Indonesia. Mulai dari Sumatera, Jawa, Sulawesi, dan Kalimantan. La Cheo Joe sebagai penyuka olahraga selam, masak,icip-icip makanan, traveling, dan naik gunung ini, bercita-cita punya “tempat makan” sendiri dan ingin segera merampungkan salah satu bukunya yang sempat tertunda lama. Untuk mengenal lebih jauh dengannya, dapat dihubungi via email: junjoe.gen@gmail.com atau di nomor telepon 0857 1586 5945.

Selanjutnya

Tutup

Travel Story Pilihan

“Crazy Food” with High Tasty Waroeng Mee, Semacam Tempat Nongkrong

1 Juni 2016   20:58 Diperbarui: 1 Juni 2016   21:10 184
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Waah, penggila kuliner, rugi banget kalau kalau tidak mencoba tempat yang satu ini, terkhusus untuk makanannya. Setelah Hendy Hartono sukses dengan Baba Rafinya yang didirikan pada 2003, kini dia merambah bisnis makanan baru lagi dengan cita rasa yang aduhai. Dia beri nama tempat nongkrongnya itu Waroeng Mee, dengan tagline Semacam Tempat Nongkrong.

Konsep yang diusung pun tak jauh-jauh dari bentuk kafe. Tetapi, bukan kafe yang ala kadarnya. Disuguhkan dengan nuansa menarik, berkelas, modern, dan nyaman untuk siapa saha yang ingin hang out, baik bersama teman atau keluarga.

Mee Ovomacheese yang beda. Foto: Dok. Pribadi
Mee Ovomacheese yang beda. Foto: Dok. Pribadi
Keunikan Waroeng Mee ini ada pada varian/jenis makanan yang disajikan. Sajian makanan atau cemilannya itu up to date banget kata orang alias kekinian. Mau tahu contohnya? Kalau selama ini mie identik dengan  anak kost yang disajikan hanya dengan sawi, telor, atau kornet, dan sambal, tetapi di tempat ini, mi instan disulap dengan cita rasa tinggi beragam isian.

Spaghetti Samat rasa nikmat. Foto: Dok Pribadi
Spaghetti Samat rasa nikmat. Foto: Dok Pribadi
Mungkin sebagian orang sudah tak asing dengan mi yang di”cempluningin” macam-macam isian tersebut. Tapi di Waroeng Mee, itu bisa dipilih. Pilihannya relatif banyak. Kalian bisa milih dengan topping smoked beef, keju, kiki. Rasanya pun beragam, mau manis, sedap, hingga pedas. Menu lain yang tak kalah menarik adalah roti bakar bermacam isian plus minuman segar yang waaw nikmatnya.

Yuk ah kulik sedikit tentang kapan Waroeng Mee ini nongol untuk pertama kalinya. Pertama kali Waroeng Mee ini brojolterletak di Jalan Blora No. 36 Jakarta Pusat. Tempat itu tak jauh dari Stasiun Sudirman. Lahirnya sekitar tahun 2015. Waktu itu, menu utama yang disajikan berupa Mie Instan, baik yang rebus maupun goreng. Nah, yang uniknya, isian dari mie-nya itu bisa dipilih, mau kikil, iga cabe hijau, sosis lada hitam. Pangsit goreng hitam, dan sebagainya.

Mee Chessy Ball yang nampol. Foto: Dok. Pribadi
Mee Chessy Ball yang nampol. Foto: Dok. Pribadi
Kita akan mengatakan seperti ini, “Laper nih, belum makan nasi”. Artinya apa. Ya, memang orang , Indonesia itu terciri sekali. Akan  bilang belum makan, kalau perutnya belum terisi nasi, padahal  sudah makan yang lain-lainnya. Ya… tak salah lagi, Waroeng Mee melihat ini sebuah peluang bagus. Oleh karena itu, Waroeng Mee juga menyediakan nasi dengan beragam lauk pauk yang khas dan lezat tentunya.

Nasi Goreng Gila tapi harga normal. Foto: Dok. Pribadi
Nasi Goreng Gila tapi harga normal. Foto: Dok. Pribadi
Nah, jika kalian perhatikan dengan saksama, di bawah tulisan Waroeng Mee itu ada  kata seperti tagline  “Semacam Tempat Nongkrong”. Apa sih makna tagline itu? Nah, cerita punya cerita ternyata, itu mengindikasikan bahwa  di Waroeng Mee, banyak  juga menyediakan pilihan camilan yang  up to date alias kekinian dengan cara-cara Waroeng Mee hadirkan. Itu semua semata-mata untuk memanjakan lidah pengunjung dan betah berlama-lama Nongkrong.

Nasi Kebuli harganya tak bikin ngebul. Foto: Dok. Pribadi
Nasi Kebuli harganya tak bikin ngebul. Foto: Dok. Pribadi
Untuk kalian yang ga begitu suka makan berat, Waroeng Mee memberikan ruang tersendiri bagi  ngemiler (bahasa saya untuk pengemil).So, apa saja cemilannya? Untuk yang suka cubit-cubitan, itu ada kue cubit. Bukan cubit kulit asli manusia lho ya. Jadi, kue cubit yang dihadirkan di Waroeng Mee ini unik banget. Ada taburan cokelat juga ada siraman green tea (pastinya rasa green tea ya, bukan cokelat, hahaha), terus Churros, bahkan yang  biasanya di jual di pinggiran jalan sama abang-abang gerobak, kini naik kelas di Waroeng Mee, mau tahu apa? Ya… Cireng. Cireng ala Waroeng Mee. Hebat yaa!

Kue cubit aneka rasa. Tapi harga ga nyubit. Foto: Dok. Pribadi
Kue cubit aneka rasa. Tapi harga ga nyubit. Foto: Dok. Pribadi
Waaw… ini dia yang sangat spesial di Waroeng Mee. Mungkin, kalian tidak pernah membayangkan untuk melahap atau menyantap makanan sebesar bayi baru lahir. Nah, ada namanya Submarine Long Bread. Jadi, Submarine Long Bread ini berupa roti yang dipanggang, terus di dalamnya diisi dengan irisan lettuce, bawang Bombay, smoked beef, telur goreng mata sapi, saos sambal, saos tomat yang panjangnya mau tau berapa? Hampir 60 cm. Setengah meter lebih, tepatnya 57 cm.

Kebab Gandum yang buat gandrung. Foto: Dok. Pribadi
Kebab Gandum yang buat gandrung. Foto: Dok. Pribadi
Rotinya ini spesial, ada sedikit rasa manis. Ketika dimakan dalam satu kesatuan dengan isi yang ada di dalamnya, semua bercampur jadi satu di dalam mulut. Rasa manis jadi seimbang . Karenanya, pedas, asin, semuanya rata, bahkan mencapai titik sempurna gurih. Edaaan!!  Saya coba merasakan tiap gigitan roti, isi, dan saos yang dipadupadankan di dalamnya. Hmm… benar-benar nampol dan berasa di lidah.

Xl Burger, tapi harga ga lebar. Foto: Dok. Pribadi
Xl Burger, tapi harga ga lebar. Foto: Dok. Pribadi
Kalau burger yang selama ini kita makan, mungkin paling besar yang pernah ditemui sekitar 15cm, tapi di Waroeng Mee, kita bisa makan yang lebih besar lagi, namanya XL Burger dengan besar mencapai 20 cm. Bayangin deh! Roti burgernya pun spesial dengan isi terdiri dari daging asap, telur mata sapi, irisan lettuce, juga bawang Bombay, tentunya saos sambal dan tomat. Rotinya agak kering tetapi tidak membuat sedak di tenggorokan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun