Mohon tunggu...
Hendrika Junior
Hendrika Junior Mohon Tunggu... Mahasiswa - TUGAS ARTIKEL BAHASA INDONESIA

KELOMPOK 4 Hendrika Junior Gabriel Umbas Gabriela Pakasi Enggelina Tangel Apriando Mintje Detris Fransiska

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Pengaruh Tayangan Sinetron di Televisi terhadap Moralitas Remaja

28 Oktober 2021   11:53 Diperbarui: 28 Oktober 2021   12:07 2268
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

PENDAHULUAN

Latar belakang

Banyak dari kita yang tidak menyadari pentingnya fungsi menonton televisi terhadap perilaku kita dalam kehidupan sehari-hari. Seharusnya, televisi bisa menjadi sarana pembelajaran bagi penontonnya, namun yang terjadi justru sebaliknya. Tayangan televisi sebenarnya berdampak buruk terhadap perilaku masyarakat. Banyak perilaku dalam program televisi yang sangat tidak pantas untuk ditiru atau diterapkan dalam kehidupan sehari-hari. Seperti yang kita ketahui, televisi merupakan media yang tergolong paling unik dalam sejarah penemuan media saat ini.

Jalur komunikasi yang menggabungkan dua elemen yaitu audio dan visual membuat media ini lebih mudah dinikmati dibandingkan dengan media lain yang hanya menggabungkan satu jalur komunikasi. Orang lebih tertarik menonton televisi daripada membaca koran yang hanya bisa dinikmati secara visual dengan membaca, atau radio yang hanya bisa dinikmati dengan audio. Jika kita menengok ke belakang, stasiun televisi memang mengalami kemajuan dari tahun ke tahun.

Masyarakat semakin menunjukkan respon positif terhadap tayangan di televisi. Pengaruh televisi terhadap perkembangan zaman sangatlah besar. Tapi di sinilah kekhawatiran kita dimulai. Di era globalisasi ini, banyak sekali tayangan televisi yang memiliki fungsi menghibur. Menghibur di sini bisa digambarkan sebagai penghilang stres, tawa, pengisi waktu saat bersantai, dan lain sebagainya. Namun fungsi ini hanya berhenti pada titik "menghibur", tidak sampai pada tujuan mendidik.

Alhasil, banyak tayangan hiburan yang justru menyimpang dari nilai dan norma yang ada di masyarakat. Acara televisi yang ada justru dianggap tidak rasional, karena tidak sesuai dengan kehidupan nyata. Bagi anak di bawah umur dan remaja, tayangan ini bisa menjadi contoh dan panutan (buruk). Karena anak-anak yang masih dalam masa pertumbuhan akan cenderung melakukan hal-hal yang mereka lihat dalam kehidupan sehari-hari (dalam hal ini adalah televisi).

Anak-anak dan remaja akan cenderung meniru apa yang mereka lihat di televisi. Misalnya sinetron remaja. Tingkah laku remaja dalam sinetron tidak mencerminkan bagaimana seharusnya remaja. Kita bisa melihat secara langsung bagaimana penampilan remaja di sinetron (seragam yang tidak rapi, baju yang dilepas, rok yang sangat pendek, sepatu yang tidak hitam polos, kaos kaki warna-warni, memakai aksesoris yang berlebihan, perilaku siswa yang tidak sopan kepada guru, siswa). yang suka teriak-teriak, konfliknya terlalu berlebihan dan tidak rasional), tentu ini sangat jauh dari perilaku remaja yang seharusnya. Cepat atau lambat, anak-anak dan remaja akan meniru gaya ini.

Bagaimana remaja saat ini berperilaku, bagaimana ibu berbicara dalam pergaulan, bagaimana anak muda berperilaku dalam pergaulan, semua itu akan merusak moral masyarakat. Memang tidak semua tayangan televisi memberikan dampak negatif bagi masyarakat umum, namun sebagian besar tayangan tersebut cukup menjadi mimpi buruk bagi kelangsungan hidup masyarakat. Beberapa komunitas menunjukkan respons terhadap acara yang lebih bermanfaat. Kebanyakan dari mereka terlalu terhipnotis dengan hiburan yang mengundang tawa yang sebenarnya tidak menguntungkan mereka.

Andai saja stasiun televisi bisa memberikan kesempatan untuk menayangkan program-program televisi yang bermanfaat dan mendidik, mungkin dampak buruk televisi tidak akan separah ini. Masih banyak kesan bermanfaat yang bisa kita pertimbangkan. Misalnya, acara yang mendalami budaya dan keindahan Indonesia, acara pendidikan baik untuk pelajar maupun masyarakat umum, acara kesehatan, acara keluarga, acara inspiratif, acara tentang perkembangan dunia, dan lain sebagainya. Kita bisa saja menyiarkan acara ini dengan kemasan yang menarik, tentunya dengan tim kreatif yang memiliki niat besar untuk meningkatkan moral masyarakat. Bayangkan saja, jika tayangan televisi yang saya sebutkan di atas benar-benar bisa ditayangkan, tentu anak-anak, remaja, dan masyarakat umum akan belajar darinya. Televisi dapat menjadi sarana bagi orang tua untuk mendidik anak-anaknya. Televisi dapat menjadi tayangan yang menghibur sekaligus mendidik dan menambah pengetahuan. Dengan begitu, moral dan pengetahuan penonton akan meningkat. Sudah saatnya kita memberikan respon positif terhadap program-program televisi yang bermanfaat dan mendidik. Semakin banyak tanggapan terhadap pertunjukan, semakin berkembang. Hasil penelitian ini akan dituangkan dalam bentuk skripsi yang berjudul:

"PENGARUH PELAYANAN TELEVISI TERHADAP MORALITAS REMAJA"

Media massa merupakan salah satu bentuk media yang sering digunakan untuk menyampaikan pesan kepada masyarakat. Media massa memiliki peran penting dalam masyarakat. Media massa dapat membentuk perilaku masyarakat dari apa yang mereka katakan dan media massa juga dapat mengubah sikap masyarakat. Media massa sendiri memiliki ciri dan ciri tersendiri, dengan berbagai kelebihan dan kekurangannya. Dari semua bentuk media massa, televisi adalah media yang paling kontroversial.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun