Lapang pandang (visual field) didefinisikan sebagai totalitas ruang angkasa yang dapat dipersepsi oleh mata saat posisi kepala dan mata tetap. Ini mencakup area visual yang diproyeksikan ke retina, terdiri dari dua komponen utama: "lapang pandang sentral" yang memfasilitasi ketajaman penglihatan tinggi, dan "lapang pandang perifer" yang penting untuk deteksi gerakan dan orientasi spasial.
Perkembangan lapang pandang merupakan proses neurologis yang progresif. Pada neonatus, lapang pandang monokuler (satu mata) terbatas sekitar 30 secara horizontal dan vertikal. Seiring dengan "mielinisasi jalur visual" dan pematangan korteks visual, lapang pandang meluas secara signifikan. Pada usia dua bulan, lapang pandang binokuler (dua mata) meluas menjadi sekitar 90, dan pada usia empat bulan, mencapai hampir 180, menyerupai lapang pandang orang dewasa. Pematangan ini memungkinkan integrasi informasi visual dari kedua mata untuk membentuk persepsi kedalaman (stereopsis).
Patologi Defisit Lapang Pandang
Defisit lapang pandang atau kerusakan lapang pandang (visual field defect) adalah hilangnya sebagian atau seluruh area lapang pandang akibat disfungsi pada sistem visual. Etiologinya dapat bersifat pada okuler (mata), optik (saraf optik), atau neurologis (otak).
1. Glaukoma
Glaukoma adalah optik neuropati progresif yang ditandai oleh degenerasi sel ganglion retina (RGCs) dan kerusakan serabut saraf optik. Mekanisme patofisiologis utama seringkali terkait dengan peningkatan tekanan intraokular (TIO) yang berlebihan. Peningkatan TIO menekan kepala saraf optik, mengganggu aliran aksonal dan suplai darah, yang pada akhirnya menyebabkan apoptosis RGCs. Pola kehilangan lapang pandang pada glaukoma biasanya dimulai dari lapang pandang perifer dengan pola defek arkuata, yang secara bertahap menyempit menuju lapang pandang sentral, seringkali tanpa disadari oleh pasien (asimtomatik) pada tahap awal.
2. Retinitis Pigmentosa (RP)
Retinitis Pigmentosa adalah sekelompok retinopati herediter yang menyebabkan disfungsi dan degenerasi sel fotoreseptor, terutama sel batang yang bertanggung jawab untuk penglihatan skotopik (dalam cahaya redup). Proses degenerasi ini dimulai dari perifer retina, menyebabkan penyempitan lapang pandang progresif yang dikenal sebagai tunnel vision. Penyakit ini juga sering bermanifestasi dengan nyctalopia (rabun senja) karena disfungsi awal sel batang. Seiring waktu, degenerasi dapat meluas ke sel kerucut, menyebabkan kehilangan lapang pandang sentral dan buta permanen.
3. Neuropati Optik
Neuropati optik adalah istilah umum untuk kerusakan saraf optik, yang dapat disebabkan oleh berbagai etiologi.
Neuropati Optik Iskemik: Terjadi akibat gangguan suplai darah ke saraf optik, seringkali berhubungan dengan aterosklerosis atau arteritis. Ini menyebabkan infark pada saraf optik, mengakibatkan kehilangan lapang pandang mendadak dan permanen.
Neuritis Optik: Merupakan peradangan demielinasi saraf optik, seringkali terkait dengan penyakit autoimun seperti sklerosis multipel (MS). Ini menyebabkan kehilangan penglihatan dan defisit lapang pandang yang bervariasi, seringkali dengan skotoma sentral atau paracentral.
Neuropati Optik Toksik/Nutrisional: Terjadi akibat paparan racun (misalnya metanol) atau defisiensi nutrisi (misalnya vitamin B12), yang merusak serabut saraf optik dan dapat menyebabkan defisit lapang pandang bilateral simetris.
4. Gangguan Kortikal dan Jalur Visual
Kerusakan pada jalur visual pasca-kiasme optik (posterior to the optic chiasm) dan pusat penglihatan di korteks serebral juga dapat menyebabkan defisit lapang pandang.