Mohon tunggu...
Juniar Zenetialeyda Dwiningrum
Juniar Zenetialeyda Dwiningrum Mohon Tunggu... Lainnya - Mahasiswa Ilmu pemerintahan

Mahasiswa Aktif

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Pengaruh Body Shaming terhadap Kesehatan Mental

18 April 2021   22:11 Diperbarui: 18 April 2021   22:54 247
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Tubuh adalah jati diri seorang manusia yang paling pertama dinilai, karena terlihat langsung secara kasat mata. Bentuk tubuh manusia yang bermacam-macam menjadi pembeda bagi tiap-tiap individu. Kondisi ini menyebabkan manusia semakin mudah dipengaruhi oleh iklan yang membahas tentang penilaian tubuh ideal di masyarakat. 

Penilaian tubuh ideal ini menyebabkan individu banyak yang mengalami body shaming. Body shaming sendiri mempunyai pengertian yaitu "kegiatan mengkritik dan mengomentari secara negatif fisik atau tubuh diri sendiri maupun orang lain."

Perkembangan media dan teknologi yang semakin pesat memungkinkan berbagai informasi dan budaya-budaya baru masuk ke berbagai penjuru dunia. 

Secara terus-menerus, keadaan ini kemudian memengaruhi standarisasi dan nilai-nilai dalam berbagai bidang kehidupan di masyarakat, tidak terkecuali citra mengenai bentuk tubuh ideal bagi kaum wanita maupun pria. 

Bagi sebagian besar negara di dunia terutama negara maju dan berkembang termasuk Indonesia, standar bentuk tubuh ideal adalah tubuh yang memiliki keserasian antara berat dan tinggi badan. Persepsi ini semakin berkembang dan kuat di kalangan masyarakat seiring dengan maraknya konfrontasi melalui berbagai media yang memperlihatkan wanita maupun pria dengan sosok dan bentuk tubuh idaman.

Media yang terus-menerus menggambarkan bahwa tubuh kurus adalah tubuh yang ideal dan diidamkan oleh semua manusia membuat muncul stereotip baru. Munculnya progam-progam diet dan gaya hidup sehat yang berlebihan membuat munculnya gangguan pada pola makan. 

Penyakit-penyakit yang timbul seperti contohnya Anoreksia nervosa yaitu " Kelainan pola makan yang membuat seseorang melakukan tindakan menurunkan berat badan secara berlebihan."

Nilai-nilai dan standarisasi yang berkembang di masyakat mengenai citra tubuh ideal secara tidak langsung memberikan sugesti yang kemudian diinternalisasi oleh individu dalam kelompok masyarakat sebagai suatu paradigma. Tidak jarang individu yang mendukung standarisasi masyarakat mengenai citra tubuh ideal menjadikan nilai-nilai tersebut sebagai suatu tuntutan yang harus dipenuhi dengan tujuan untuk memperoleh pengakuan dan penghargaan dari lingkungan sekitar. Hal ini terjadi tidak terkecuali pada masa remaja. Remaja sangat membutuhkan pengakuan atas dirinya sendiri, seperti contohnya penampilan yang didukung oleh tubuh yang indah dan ideal.

Body shaming tentu saja berpotensi dialami oleh semua orang, bahkan dapat dialami seorang artis. Seperti yang terjadi dengan artis Hollywood, Kareena Kapoor. Manajer Kareena mengunggah sebuah foto diri atau selfie dari Kareena Kapoor di bawah sinar matahari, Namun tanpa disangka-sangka foto tersebut malah mendapat banyak komentar negatif yang mengarah ke body shaming dikarenakan muka Kareena yang tampak lebih tua. Hal ini tentu saja menjadi bukti bahwa artis saja yang bisa dikatakan "ideal" dapat menjadi korban dari body shaming.[3]

Efek yang ditimbulkan dari body shaming tentu tidak main-main khususnya terhadap mental korban. Seperti yang disebutkan pada website idntimes[4] tentang dampak dari body shaming, yaitu :

  • Korban menjadi insecure dan tidak percaya diri
  • Kata-kata yang mengarah kepada fisik walaupun tidak di maksudkan mengejek seperti "gendutan", ternyata bisa menjadi kata-kata yang menyakitkan bagi seseorang, walaupun dengan maksud bercanda. Korban menjadi tidak percaya diri dan takut untuk menerima bentuk tubuhnya sendiri.
  • Korban menjadi tertutup kepada orang lain
  • Rasa takut yang diakibatkan oleh perkataan orang lain membuat korban menjadi takut juga untuk berinteraksi. Tertutupnya diri korban membuat masalah yang dihadapi sulit untuk selesai karena dukungan orang lain menjadi faktor penting untuk membantu korban menyelesaikan masalah.
  • Menghambat perkembangan korban 
  • Motivasi menjadi faktor penting dalam perkembangan seseorang menuju yang lebih baik. Tanpa motivasi sangat sulit tubuh tergerakan untuk berkembang. Dengan adanya body shaming motivasi dapat terhambat karena perkataan menjelekan atau negative dari orang lain membuat kita tidak percaya diri dan takut untuk bergaul dengan sesama.
  • Memperbaiki bentuk fisik dengan hal ekstrim
  • Operasi plastik menjadi tren dikalangan masyarakat khususnya perempuan. Wajah ideal yang diidam-idamkan oleh semuanya menjadi faktor utama orang nekat mengoperasi wajah. Biaya besar dan keberanian menerima resiko dari operasi plastic tentu menjadi pertimbangan. Namun tetap saja banyak orang yang tetap mau melakukan operasi plastik.
  • Perilaku menyakiti diri sendiri bahkan sampai bunuh diri
  • Gangguan mental dapat terjadi karena tekanan tentang tubuh ideal. Jiwa yang ditekan sebagaimana mestinya dapat rusak. Contoh dari gangguan mental tersebut adalah self harm atau self injury. Self harm atau self injury sendiri mempunyai pengertian yaitu tindakan melukai diri sendiri dengan disengaja tanpa maksud untuk sampai kehilangan nyawa.
  • Selain self harm atau self injury, hal yang paling berbahaya adalah kecenderungan untuk bunuh diri. Bunuh diri sendiri adalah pilihan terakhir bagi orang-orang yang mengalami tekanan contohnya adalah bagi korban body shaming. Diri yang tertutup tidak memungkinkan korban untuk bercerita keluh kesahnya. Sehingga dia akan menahan beban tersebut sendirian dan dapat berakhir dengan bunuh diri.

Tentu saja stress yang dialami karena body shaming dapat diminimalisir dengan yang dinamakan coping. Coping sendiri adalah bentuk perilaku yang dimaksudkan untuk mengurangi stress (Weiten, 2016). Coping bermacam-macam contohnya, seperti menonton film, mendengarkan musik, bahkan olahraga. Lebih detailnya seperti yang dijabarkan pada website cermati, yaitu:

  • Menghirup udara yang segar
  • Menghirup udara yang segar dapat menjadi salah satu kegiatan positif  bagi orang yang sedang stress. Karena udara yang segar membuat pikiran kita menjadi lancar dan tidak terlalu beban.
  • Minum air putih yang banyak
  • Air putih juga mempunyai efek yang positif bagi tubuh. Tubuh yang sehat membuat pikiran menjadi positif dan terarah.
  • Meditasi
  • Meditasi menjadi pilihan tepat bagi orang yang mengalami stress karena meditasi menenangkan pikiran dan membuat kita dapat menyelesaikan segala masalah dengan lebih tenang.
  • Olahraga
  • Olahraga adalah media untuk melupakan beban stress yang sudah dilalui sepanjang hari. Olahraga seperti basket, futsal, badminton adalah salah satu cara bagi orang yang ingin melepaskan penat.
  • Diet rendah kalori
  • Stress dapat berdampak kepola makan yang menjadi salah. Kita akan lebih sering menyantap hidangan tinggi kalori yang membuat tubuh tidak sehat. Sehingga pikiranpun menjadi ikut tidak sehat.
  • Tidur yang cukup
  • Tidur menjadi faktor penting dalam meminimalisir stress. Dengan tidur kita dapat melupakan beban kita walaupun sejenak.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun