Mohon tunggu...
Junanto Herdiawan
Junanto Herdiawan Mohon Tunggu... Jurnalis - Kelompok Kompasianer Mula-Mula

Pemerhati Ekonomi, Penikmat Kuliner, Penulis Buku, dan Pembelajar Ilmu Filsafat. Saat ini bekerja sebagai Direktur Departemen Komunikasi BI dan menjabat sebagai Ketua Ikatan Pegawai BI (IPEBI). Tulisan di blog ini adalah pandangan personal dan tidak mencerminkan atau mewakili lembaga tempatnya bekerja. Penulis juga tidak pernah memberi janji atau menerima apapun terkait jabatan. Harap hati-hati apabila ada yang mengatasnamakan penulis untuk kepentingan pribadi.

Selanjutnya

Tutup

Hobby Artikel Utama

Meningkatkan Motivasi Hidup dengan Demotivasi

15 September 2021   07:13 Diperbarui: 23 Mei 2022   23:50 3009
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Judul buku: Kumpulan Kalimat Demotivasi II: Panduan Hidup Bahagia untuk Medioker
Pengarang: Syarif Maulana
Penerbit: Buruan & Co
Tebal Halaman: 98 hal + xiv

Dalam sebuah diskusi virtual saya dengan beberapa kawan milenial, ada satu topik menarik yang diangkat. Salah satu peserta bercerita bahwa sejak kecil ia diajari semangat dan motivasi untuk menggapai kesuksesan. Hidupnya kemudian termotivasi untuk sukses. Hal itu ditandai dengan berbagai pencapaian dan prestasi, baik secara akademis maupun organisasi. Sejak SD hingga kuliah, ia mengejar nilai tinggi, juara, dan lulus memuaskan. 

Setelah itu, ia bekerja di perusahaan atau lembaga ternama. Segala hal yang ia perjuangkan sejak kecil, telah diraih. Namun, ia kini justru mengalami semacam kehilangan makna, karena kembali diburu oleh motivasi-motivasi untuk terus berprestasi. 

Dengan ketatnya persaingan karir di kantor, seolah kesuksesan ini belum cukup. Ia merasa harus terus menerus berlari mengejar sukses dan karir.

Di sisi lain, beberapa waktu lalu, media sosial juga ramai diisi pencapaian anak-anak muda sukses. Ada yang telah menjadi CEO di bawah usia 30 tahun, ada yang mengunggah pencapaiannya meraih Rp100 juta di usia 25 tahun dan sejenisnya.

Para motivator kemudian berlomba menebarkan virus motivasi untuk berpikir positif, yakin pasti bisa, dan berbagai ajaran lain untuk memotivasi anak-anak muda agar sukses seperti contoh di atas.

Bagi sebagian anak muda, apalagi yang hobinya rebahan dan berulang kali mengalami kegagalan, baik dalam nilai kuliah, melamar kerja, hingga cinta ditolak, hal itu tentunya semakin memukul mental. Tekanan untuk sukses, malah menjadikan hidup bagai sebuah kesengsaraan.

Di tengah kondisi tersebut, hadirnya buku "Kumpulan Kalimat Demotivasi II" karya Syarif Maulana, seolah menjadi sebuah oase penyegar, dan pengingat bagi kita semua. Bahwasanya, kaum medioker, remaja sekte rebahan, anak muda yang sedang-sedang saja, juga bisa hidup bahagia. 

Kebahagiaan tak melulu dikaitkan dengan berbagai pencapaian material. Pemikiran di buku ini betul-betul seperti angin segar di tengah hiruk pikuk kerasnya tuntutan dunia modern.

Syarif Maulana adalah seorang pengajar di Fakultas Filsafat, Universitas Katolik Parahyangan, dan saat ini juga kandidat Doktor Filsafat di Sekolah Tinggi Filsafat Driyarkara. Ia juga inisiator Kelas Isolasi, sebuah kelas filsafat yang rutin melakukan diskusi dan kelas secara daring. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Hobby Selengkapnya
Lihat Hobby Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun