Mohon tunggu...
Junaidi Husin
Junaidi Husin Mohon Tunggu... Guru - Aku menulis karena aku tidak pandai dalam menulis. Juned

Gagasan seorang penulis adalah hal-hal yang menjadi kepeduliannya. John Garder

Selanjutnya

Tutup

Healthy

Jangan Abai Wabah Belum Usai

15 Februari 2024   08:27 Diperbarui: 15 Februari 2024   08:32 72
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Tidak mudah untuk bersembunyi dan berlari dari wabah serta dampak yang ditimbulkannya, kemungkinan peluangnya sangatlah kecil, tapi disamping itu juga peluang untuk menekan dan memukul mundur virus ini bukan berarti tidak ada, tapi sangatlah terbuka lebar. Semuanya tergantung dari pribadi masing-masing, maju dan hadapi adalah pilihan terbaik saat ini yang harus dilakukan, dengan mengikuti kebijakan pemerintah. Sikap apatis hanya akan berdampak buruk bagi dirinnya, keluarga dan orang lain.

Istilah bergandengantangan dan semangat gotong royong masyarakat Indonesia, sudah tidak asing lagi terdengar dan bahkan istilah itu sangat identik dan tersemat dalam kata Indonesia. Tapi apakah itu masih ada dan berlaku? Tanpa ada kekompakan dari pemerintah pusat dan daerah, baik itu dinas maupun kementerian, sebaik apapun kebijakan tidak akan membuahkan hasil yang lebih baik. Begitu juga bagi masyarakat luas, baik itu organisasi maupun masyarakat biasa. Yang mana, sebaik dan sebagus apapun peraturan/ kebijakan yang ditetapkan pemerintah, untuk mengendalikan wabah ini hanya akan sia-sia jika masyarakat acuh, apatis dan abai terhadap protokol kesehatan.

Virus ini tidak datang dan pergi begitu saja tanpa sebab. Allah berfirman: "telah nampak kerusakan di darat dan di lautan disebabkan karena perbuatan tangan manusia, sehinga akibatnya, Allah menjadikan mereka merasakan sebagian dari (akibat buruk) perbuatan mereka, supaya mereka kembali ke jalan yang benar."(QS. Ar-Rum: 41). Kata fasad dalam ayat tersebut mengandung banyak cakupan makna dan pengertian yang luas, seperti kerusakan, kebinasaan, kebathilan dan kekejaman. Ada juga yang memaknai kata fasad dengan kemaksiatan dan kezhaliman. (Tafsir al-Qurtubi jilid 14)

Di samping itu juga kehadirannya banyak membawa hikmah dan pelajaran bagi manusia yang memikirkanya. Memang tidak mudah bagi yang kehilangan harta, pekerjaan, uang dan jabatan bahkan nyawa. Akan tetapi itu semata-mata bertujuan untuk mengingatkan manusia supaya untuk lebih bersyukur dan bersabar.

Dan tidak akan lebih sulit bagi yang menyadari, semua yang ada pada makhluk adalah titipan, dan Allahlah pemilik sepenuhnya, yang mengambilnya kembali kapan dan bagaimanapun caranya. Semuanya itu bisa menjadi teguran, ujian, bahkan azab bagi sebagian hambah-Nya. Dan itu bukanlah bagian yang terburuk yang akan dan telah manusia alami, tapi yang terburuk itu ketika manusia tidak bertaubat dan tidak kembali taat pada-Nya dari balik teguran virus kecil tersebut. Ingat datangnya karena ulah tangan manusia (kemaksiatan) dan perginya pun juga karena sebab tangan manusia (ketaatan). Jangan abai terhadap prokes dan jangan lalai terhadap Allah SWT.

Sebetulnya tulisan yang telah anda baca ini telah diterbitkan 2 tahun lalu, namun menurut penulis permasalahan yang ada serta solusi yang dituangkan masih sangat relevan dengan keadaan saat ini,  diketahui bahwa kehadiran virus ini belum seutuhnya hilang bahkan ada yang memberitakan hadirnya virus baru.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun