Mohon tunggu...
Jumiatin Tin
Jumiatin Tin Mohon Tunggu... Guru - GURU SMPN 1 TUREN

Lahir di Dampit Malang Jatim , pernah tinggal di UPT Dadahup Kalimantan Tengah. Sekarang tinggal di Malang Jatim. Penulis adalah anggota tim GGDN dan SGSI

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Di Cafe De Master

12 Februari 2020   11:16 Diperbarui: 12 Februari 2020   11:24 64
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

Demi mendapatkan ilmu, ku iyakan saja arahan Bunda. Aku membalillkan badan ke caf yang dimaksud bunda, ternyata tak ada seorangpun di teras caf itu, suasana sunyi sepi. Ada beberapa kursi yang tersusun rapi seperti disetting untuk  tempat duduk berkelompok.Banyak bunga anggrek warna warni ada kolam ikan yang indah juga di sana, membuatku terhibur dan lupa bahwa  tadi aku sedang  galau menunggu seseorang.

" Assalamualaikum warahmatullahi wabarakutuh" suara itu menyapaku. Aku menoleh dan tersenyum menghampiri, sambil menjawab salamnya " waalaikum salam warhmatullahi wabarakatuh''. Kamipun berpelukan, dan beliau minta maaf karena telah membuatku menunggu lama.

Setelah kami duduk bersama, kuamati wajah guru onlineku itu, ternyata beliau lebih cantik dari fhotonya. Dalam dunia maya, biasanya fhoto lebih cantik dari aslinya, atau bahkan kadang orang menggunakan fhoto orang lain untuk tujuan yang beraneka ragam. Guruku mendehem, aku tidak tahu karena batuk atau karena hal lain, yang pasti hal itu membuatku sadar tujuanku ke sini bukan untuk mengamati wajah beliau.

Aku membuka laptop mempersiapkan pembelajaran, beliaupun duduk dengan nyantainya, mungkin beliau capek karena perjalanan ke Malang memang lumayan jauh. Aku mempersiapakn HP ku, barangkali dibutuhkan maka semuanya telah siap, termasuk buku dan alat tulisku lainnya. Tak ketinggalan kusiapkan juga cemilan dan makanan ringan serta minuman yang tadi aku beli di mini market.

Beliau pamit ke dalam sebentar mungkin ke kamar kecil, akupun tak berani menyatakan kekepoanku. Kubuka google dan siap untuk mencari akunku di Compasiana, aku pingin memposting tulisanku yang gagal tayang beberapa hari lalu. Menjadi penulis masih jauh dari anganku, karena aku sadar bahasa Indonesiaku masih  belepotan. Meskipun teman- teman bilang  aku ini ahli bahasa. Mereka tahu aku mampu menggunakan beberapa bahasa, termasuk bahasa Madura, Banjar, Bugis dan tentu saja bahasa Inggris karena aku admin di grup Guru Melek English yang anggotanya lebih dari seribu lima ratus guru Indonesia itu. Mereka juga  tahu aku owner beberapa grup internasional. Mereka tidak tahu betapa tidak pinternya diriku dalam memahami kaidah bahasa Indonesia yang baik dan benar.

Sudah sepuluh menit aku tetap belum bisa log-in ke Compasiana. Jleb, tiba- tiba hpku mati. Aku lupa tadi malam tidak aku charge. Segera kucari kabel data dan power bank. Alhamdulillah power bank full. Kalau sampai kosong? Pasti malu dan susahlah aku pada bunda. Tak berapa lama, Bundapun muncul bersama seorang gadis yang membawa nampan berisi air minum dan makanan kecil. Oh rupanya tadi bunda pesan makanan dan minuman.

"Tadi saya udah bawa banyak makanan dan minuman kog Bund, itu di kantong hitam Bund"  kataku. " Ya nanti kita makan setelah ini habis, Nyantai aja Jeng" Jawab Bunda kalem. Akupun manut wae, nurut saja. Kumakan kue yang baru pertama kali kunikmati seumur hidupku itu sambil terus berusaha log-in compasiana.

" Jangan masuk lewat Laptop Jeng, enakan lewat hp. Sebentar Jeng tak kirimi link punyaku" Begitu arahan Bunda. Kutengok HPku, Alhamdulillah sudah terisi 10 persen. Kuhidupkan dan kutunggu beberapa saat sambil minta maaf sama Bunda serta kujelaskan alasan kenapa batrei hp-ku kosong. Beliaupun tetap tersenyum dengan santai .

Sekali lagi, Alhamdulillah, setelah beliau mengirimiku Link, segera kubuka. Dengan arahan Bunda akupun berhasil masuk menggunakan akun google, Bunda menyuruhku untuk mulai menulis di sana. Agak canggung juga rasanya, tapi hasrat menulisku terlalu besar dan demi menghurmatinya akhirnya kucoba menulis kategori puisi. Puisi Sonian, itu andalanku. Hasilnya? Tayanglah tulisan pertamaku dengan judul " Suamiku"

Bunda menyuruhku menutup akun compasiana dan menyuruhku istirahat sejenak sambil menikmati sisa kudapan kami. " Berapa ya Jeng karaoke disini perjam? Tanya Bunda. Aku yang memang kuper dan kurang tanggap situasi, tentunya tak bisa berkata lain, kecuali "mohon maaf Bund, saya tak tahu". Coba Jeng Tanya, nanti kalau murah tak traktir karaoke ya?'. " Baik Bund, sebentar saya tanyakan".

Setelah menemui resepsionis dan menanyakan segala sesuatunya tentang karaoke di situ, aku kembali menemui Bunda untuk menjelaskan semuanya. " Oke Jeng, buka laptopnya kita lanjutkan cara merapikan paragraph dan editing naskah, setelah itu kita refreshing ya?" begitu kalimat retoris Bunda. Akupun membuka laptop dan mulai menyentuh deretan key board Yogaku.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun