Mohon tunggu...
jumaro alhamami
jumaro alhamami Mohon Tunggu... Pendidik
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Belajar sepanjang waktu

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Padang Pasir ? Hantarkan Aku Dalam Gulma Rindu

2 Juli 2019   21:15 Diperbarui: 2 Juli 2019   21:33 21
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Padang pasir ? mungkinkah kau  hantar aku pada rimbun gulma Rindu yang dikelilingi semerbak harum bunga warna-warni ?

Semestinya angin itu  mempertemukan awan pada gersangmu , menyirami dengan rintik hujan hingga kau menangis bahagia dan penuh harap rimbun rumput menghijau dalam pelukan embun di pagi hari.

Kepakan sayap burung , lambaian kupu-kupu, mengiringi tangis bahagiamu dengan nyanyian dan tarian riang yang elok mengiringi gerimis, lalu dari sela-sela gunung bebatuan  menetes deras kilauan air dan tumbuhkan lumut.

Padang pasir ? kapan bukitmu dihiasi dengan pelangi semarak warna di mejiku hibiniu dengan hiasan tarian selendang camar dan kelopak tulip yang warna-warni? Akan ku menjerit dan tangan menjulang serta mengangkat badan dan berlari menjemput paras Ayu bergaun putih dan berselendang merah cinta, yang terkapar dalam pingsan bahagiamu.

 Harapku padamu terlalu , dan mungkinkah? Padang pasir mengusir gersangmu dalam rindu dan cinta berdekap dalam gerimis, diiringi kicau  nyanyian burung dalam bahagia gempita?

 Dan  kini harap kita  nyata , kau menghijau dan rimbun karna doa, rindu , dan cinta, namun   kita kadang  terlena akan Syukur bahagia.

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun