Namun seiring berjalannya waktu, makna sebuah keris bergeser ke arah makna profan dan fungsi asesoris dalam kelengkapan pakaian adat Jawa. Tingkat pendidikan warga masyarakat yang semakin tinggi menyebabkan orang untuk berpikir rasional. Oleh karena itu, pada akhirnya sebagian masyarakat memandang sebuah keris hanya sebagai benda warisan budaya maupun benda antik warisan leluhur yang memiliki nilai ekonomi relatif tinggi atau sebagai bagian dari kelengkapan pakaian adat Jawa.
    Kemudian berkembangnya pemahaman ajaran agama Islam yang masuk dan anggapan mempunyai keris dianggap syirik karena dianggap bersekutu dengan jin juga turut andil dalam pergeseran makna ini. Maraknya tayangan TV Indonesia yang selalu menyangkut pautkan keris terhadap hal klenik dan santet turut serta membuat keris dipandang menjadi sesuatu yang negatif. Pembumihangusan keris atas nama agama pun marak dilakukan oknum-oknum yang minim literasi.