Mohon tunggu...
Julius Cesar Hassan
Julius Cesar Hassan Mohon Tunggu... profesional -

Highrise Building Architect from TU Berlin - Germany and Master in Development Management, from Asian Institute of Management, Manila - Phillippines. Married to Rieny Hutami AF, Father of three Children, Moslem, and I like very Much Reading, Travelling and Lecturing, Working as Consultant For People Skills Development by Consulting, Training In Door, as well as Out Door Activities. I am interested in Politics mainly analyzing the phenomenas of this current situation.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Pemimpin, Etika, dan Sindrom Sukses

23 September 2010   21:43 Diperbarui: 26 Juni 2015   13:01 291
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gadget. Sumber ilustrasi: PEXELS/ThisIsEngineering

Ilustrasi shuttercock.com

‘Berbicara tentang seorang Pemimpin mestinya kita menyadari bahwa Ia juga seorang manusia Biasa', Ketika Pemimpin mendapat tekanan yang semakin tinggi dan maka situasinya menjadi semakin kompleks, yang terjadi adalah fokus yang besar pada hasilnya dan bukan pada hubungan yang menjadi semakin efektif. Tanpa menyadari nya seorang Pemimpin secara cepat dapat tegelincir ke jurang disonansi....secara bersamaan pula, Ia cenderung lalai mendengarkan orang - orang yang Ia handalkan dan berada disekitarnya... Dan lebih buruk lagi ketika kemampuan seorang Pemimpin untuk mengelola emosi, sikap dan perilakunya menjadi sangat menurun, justru pada saat - saat keefektifannya benar  - benar dibutuhkan...dalam hal ini sepertinya sang Pemimpin sedang terperangkap dalam situasi " Sindrom dari Kesuksesannya sendiri" Steven Berglas, psikolog Harvard Medical School dan penulis buku  ‘The Success Syndrome' berkata bahwa Orang yang mencapai ketinggian luar biasa tetapi kurang memiliki karakter yang fundamental untuk mendukung mereka mengatasi STRESS, sedang mengarah pada bencana. Ia akan mengalami salah satu atau lebih dari penyakit 4A: arrogance(kesombongan), alones(kesendirian), adventure seeking(suka bertualang secara negatif), atau adultery(perzinahan), masing - masing adalah harga mengerikan yang harus dibayar orang berkarakter lemah. Seorang Pemimpin di level manapun ia berada , dan sedang merasa terkena salah satu penyakit 4A ini, sudah selayaknya sesegera mungkin mencari  bantuan profesional dan jangan pernah mengira bahwa penyakit 4A, ini akan sirna dengan berjalannya waktu, bertambahnya harta ataupun menigkatnya prestise. Bila anda memimpin orang lain, ketahuilah bahwa karakter anda adalah asset yang paling penting. Rasa hormat yang harus mengikuti kepemimpinan menuntut anda agar ETIKA seseorang berada dalam kondisi ‘TAK DIRAGUKAN'. Pemimpin tidak hanya berdiri diatas garis antara ‘Benar dan Salah', tetapi juga harus menghindari ‘wilayah abu - abu' "PERIKSALAH KONDISI KARAKTER ANDA DAN PASTIKAN KATA - KATA ANDA SEJALAN DENGAN TINDAKAN ANDA

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun