Mohon tunggu...
Julius Parhehean Simatupang
Julius Parhehean Simatupang Mohon Tunggu... Wiraswasta - Founder di DAIGO Computer

DAIGO Computer We Connect You to Solution

Selanjutnya

Tutup

Diary

Perintis Bukan Pewaris

24 November 2023   15:16 Diperbarui: 24 November 2023   15:40 131
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Diary. Sumber ilustrasi: PEXELS/Markus Winkler

Perintis bukan pewaris coba kuterapkan dalam hidupku. Dengan adanya skizofrenia yang melekat denganku, hidupku menjadi tidak mandiri. Aku berada di zona nyoman dalam perlindungan orang tua dan keluargaku. Waktu berjalan terus dan orang tuaku pun tidak sekuat dulu lagi dan berharap aku bisa mandiri dan membangun keluarga sendiri. Apalagi keadaaanku sudah semakin baik. Keluargaku adalah caregiverku selama ini terutama ayah.

Hidup ayah penuh pergumulan terutama dalam merawat orang sakit. Mulai dari menemani ibuku yang terserang stroke dan dipanggil Tuhan di usia 53 tahun pada tahun 2000 dan anak-anak belum ada yang menikah memang sangat berat. Namun berkat penyertaan Tuhan, ayah mampu memimpin keluarga ini dengan baik bersama ibu pengganti pilihan ayah. Ayah adalah pahlawan kami.

Setelah abangku yang sulung juga dipanggil Tuhan di usia 53 tahun masih lajang pada tahun 2022 karena serangan jantung betapa berat kesedihan ayah dan keluargaku. Sekarang ayah sudah berumur 77 tahun mulai merasa waktunya tidak lama lagi. Beberapa kali ayah mengungkapkan keinginannya melihat aku mandiri selama sisa hidupnya ini.

Tuhan tidak memberikan kemudahan bagiku dalam segala usaha yang kulakukan. Saat ini tinggal aku yang masih lajang tidak mandiri secara ekonomi dan ayah berharap aku dapat memberikan ayah cucu laki-laki karena belum ada cucu pembawa marga Simatupang pada keturunannnya. Aku sudah mencoba mewujudkan keinginan ayah tetapi belum ada satupun yang jadi.

Aku kesulitan untuk bisa merintis usaha sendiri maupun usaha keluarga. Menulis adalah keinginanku tetapi itupun sangatlah sulit karena pikiranku tidaklah jernih dalam berekspresi. Walaupun ada teknologi AI yang memudahkan namun tidaklah sejalan dengan motivasi dan visiku. Aku ingin jujur dalam menulis dan berekspresi walaupun menguras pikiran dan waktuku.

Usaha dengan nama Daigo Computer juga kurintis namun tetap saja tidak seperti yang diharapkan, sepi job. Usaha komputer ini menjadi lebih untuk menyalurkan delusiku untuk dunia yang lebih baik. Semoga saja ada mukjizat Tuhan mengubah delusi menjadi kenyataan pada akhirnya.

Ayah berkali-kali mengatakan tidak meninggalkan warisan karena ayah telah membekali hidup anaknya dengan sekolah yang baik namun kalau kehendak Tuhan berbeda apa saja bisa terjadi. Aku juga tidak menginginkan warisan duniawi namun aku menginginkan warisan sorgawi dari Tuhan yaitu Kerajaan Sorga.

Walaupun ayah berkata begitu tetapi pada umumnya tetap saja orang tua akan meninggalkan warisan buat anak-anaknya sebagai peninggalan sayang mereka pada keturunannya. Aku bersyukur pada Tuhan untuk apapun itu yang menjadi warisanku dalam merintis untuk hidup yang lebih baik saat ini maupun di masa mendatang. Bersyukur mendapat warisan menjadi perintis, hidup penuh warna dan cerita.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Diary Selengkapnya
Lihat Diary Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun