Dia menerima buku yang aku serahkan, berbalik cepat menuju pintu keluar. Seorang laki-laki sudah menunggunya di sana. Bersamaan kedua sosok itu menghilang, wajah berlipat muncul dari balik pintu itu.
"Ayo, Bang, anak-anak sudah ngomel-ngomel minta makan sate di Panorama."
Aku tersenyum dan mengangguk tanpa membantah. Meninggalkan meja dan ruangan. Dengan ringan aku mengikuti langkah perempuan yang selama ini menemaniku, walau dengan segala ocehan-ocehannya yang tidak pernah habis.
Dan jauh di lubuk hatiku saat ini, aku bisa tersenyum mengingat kau. Dia ada, dan tidak melupakan kisah kalian.
***
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!