Mohon tunggu...
Julita Hasanah
Julita Hasanah Mohon Tunggu... Ilmuwan - Masih Mahasiswa

A Long Life Learner

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

"Happydemic" Bersama JNE: Kurma untuk Akung yang Tak Jadi ke Tanah Suci

25 Desember 2020   14:54 Diperbarui: 25 Desember 2020   15:03 971
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Dunia kini punya wajah baru sebagai potret berbagi kebahagiaan. Pandemi mengharuskan kita terus berjarak. Social distancing menjadi wajib untuk saling menjaga diri. Lagi-lagi, cara berbagi kebahagiaan mengalami perubahan. Tak lagi bertatap muka, berbagi kebahagiaan harus dapat dilakukan dari kejauhan. 

Berikut kisahku berbagi kebahagiaan di tengah episode pandemi.

Mengukir Senyum "Akung" dari Kejauhan 

Di tengah gempuran berita kematian dan lonjakan kasus Covid-19, Aku mendapat kabar suatu sore. Sambil sedikit terbata-bata Akung, panggilan untuk Ayah dari Ibu, mengatakan jika beliau sedih karena ibadah umroh yang awalnya dijadwalkan pada Bulan Februari mendatang dibatalkan. Berkenaan dengan pandemi, Pemerintah menyeleksi usia calon jamaah yang boleh diberangkatkan ke tanah suci. Akung yang berumur di atas 50 tahun termasuk golongan lansia yang harus menunda keberangkatan hingga waktu yang tak ditentukan.

Sejujurnya Aku setuju dengan kebijakan tersebut, demi keselamatan keputusan ini memang perlu diambil. Tapi mendengar kekecewaan Akung dari sambungan telepon, hatiku runtuh. Akung adalah satu-satunya orang tua dari Ayah dan Ibu yang masih tersisa, sehingga kesedihan beliau adalah luka bagiku. Jika saja pandemi tak sedang berkecamuk, Aku jelas sudah memesan tiket menuju kampung halaman dan memeluk beliau erat. Namun, hal tersebut tak mungkin Aku lakukan karena sangat berisiko.

Ah... tapi jaman bukannya memang sudah berubah, berbagi kebahagiaan di era milenial dapat dilakukan dengan berbagai cara. Kemudian ide brilian muncul, Aku akan mengirimkan hadiah untuk mengukir senyum beliau yang jauh di sana.

dok. pribadi
dok. pribadi
Kurma dan sebuah lukisan yang menggambarkan keindahan tanah suci Aku pilih sebagai hadiah. Semoga dengan duduk santai sore menikmati kurma sambil menatap lukisan Ka'bah akan menghadirkan ketenangan di hati beliau. Aku berharap hadiah ini juga dapat memelihara harapan bahwa Akung akan tetap berangkat ke Mekkah suatu hari nanti, tentunya dengan kondisi yang lebih aman.

Hadiah yang istimewa ini harus sampai dengan selamat dan tak boleh rusak sedikitpun. Yang harus dipikirkan adalah menentukan jasa pengiriman yang paling amanah. Aku mengingat kembali beberapa catatan jasa pengiriman barang yang pernah Aku gunakan.

"Hanya JNE yang nyaris tanpa catatan buruk. Pengiriman tepat waktu, paket terjamin aman sampai tujuan baik itu mengirim makanan, maupun barang elektronik dan layanan tersebut diperoleh dengan harga yang tidak memberatkan konsumen."

dok. pribadi
dok. pribadi
Tanpa ragu Aku langsung menuju kantor JNE yang tak jauh dari rumah, hanya membutuhkan waktu kurang dari 10 menit untuk sampai. Sesampainya di sana hati semakin tenang karena JNE menerapkan standar protokol kesehatan dengan sangat disiplin. Pengirim paket akan dicek suhu badan dan diwajibkan untuk mencuci tangan terlebih dahulu. Selain itu, semua petugas mengenakan masker dan senantiasa menjaga jarak.

dok. pribadi
dok. pribadi
Dalam waktu kurang dari dua hari, paket telah sampai ke tangan Akung. Melalui sambungan telepon beliau memberi kabar bahwa lukisan dariku sudah nangkring cantik di tembok ruang tamu. Kurma yang Aku kirim juga sudah dimakan bersama teh hangat di sore hari. Sayang sekali, Aku tak dapat menyaksikan kebahagiaan Akung melalu foto atau video karena keterbatasan sinyal internet di desa. Namun, mendengar nada bicara Akung yang berbunga-bunga, itu sudah sangat cukup bagiku.

"Oh ya, kurirnya sangat amanah. Akung masih di sawah ditunggu sampai rumah untuk menerima paketnya lho..."

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun