Mohon tunggu...
Mas Anto
Mas Anto Mohon Tunggu... Psikolog - Bak seorang ordosentri, pagi selalu datang merampas kebebasanku untuk bermimpi.

Anggap saja argumen ini tidak lebih dari sekedar dalih klise semata.

Selanjutnya

Tutup

Analisis

Berakhirnya Paradoksal Sosial Karena Dikotomi Covid-19 (Corona Virus Disease-19)

10 April 2020   11:34 Diperbarui: 11 April 2020   08:12 99
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Pendidikan merupakan kebutuhan primer di era sekarang. Melalui pendidikanlah negara menyiapkan generasi muda yang berkualitas sebagai pengganti generasi yang sudah rapuh. Tujuan pendidikan Indonesia tercantum dalam UU No. 2 Tahun 1989, yaitu "Mencerdaskan kehidupan bangsa dan mengembangkan manusia Indonesia seutuhnya, yaitu menusia yang beriman dan bertakwa terhadap Tuhan yang Maha Esa dan berbudi pekerti luhur, memiliki pengetahuan dan keterampilan, kesehatan jasmani dan rohani, kepribadian yang mantap dan mandiri serta tanggung jawab kemasyrakatan dan kebangsaan". Untuk mewujudkan tujuan tersebut, dibutuhkan pendidik yang berkualitas bukan hanya pendidikan untuk menggugurkan kewajiban bersekolah selama 9 tahun.

Di tengah kondisi darurat, dimana negara sedang menghadapi wabah Covid-19, pemerintah mengeluarkan kebijakan physical distancing, yaitu pembatasan jarak antar individu dengan tujuan agar menghentikan mata rantai penyebaran virus. Beberapa tempat umum terpaksa untuk ditutup sementara, salah satunya adalah sekolah dan berbagai bidang usaha.

Menindaklanjuti kebijakan tersebut, Pemerintah Pusat dan Daerah melalui surat edarannya menghimbau kepada seluruh tempat umum seperti sekolah, rumah peribadatan, kantor, pabrik, dan pusat keramaian lainnya untuk melaksanakan kegiatan dari rumah masing-masing. Situasi ini jelas berpengaruh pada kondisi sosiologis dalam semua lingkup fungsi dan . Ditengah kondisi seperti ini, banyak peran yang tidak dapat menjalankan fungsinya dengan baik. Baik peran antagonis maupun peran protagonis dalam kehidupan nyata. Ini menandakan adanya disfungsi sosial. Disfungsi sosial adalah suatu kondisi dimana seseorang atau kelompok masyarakat tertentu tidak dapat menjalankan fungsi sosialnya sesuai dengan status sosial yang dimilikinya.

Kebijakan ini tidak berpengaruh pada sektor usaha jasa pengamanan. Saat ini, bidang pekerjaan utama yang harus tetap beroperasi adalah sektor kesehatan dan pengamanan. Pada sektor kesehatan tidak akan saya ulas lebih detail, namun pada sektor pengamananlah yang harus benar-benar kita perhatikan. Hal ini terkait pekerjaan mereka sebagai garda terdepan untuk mensortir orang yang diduga terpapar Covid-19 dengan cara sederhana yaitu pengecekan suhu tubuh. Pekerjaan mereka sering dipandang sebelah mata. Harus berhadapan langsung dengan semua orang yang kondisi kesehatannya belum jelas diketahui.

Jika ditinjau dari perspektif struktural fungsional, dimana tenaga keamanan merupakan suatu kesatuan dalam suatu instansi untuk menciptakan keseimbangan dengan adanya peran dan fungsi yang berjalan baik, maka jelas disfungsi dalam pelaksanaannya dapat berpengaruh pada keadaan anomie. Untuk itu, perlu adanya intervensi sosial dari semua pihak untuk menindaktegas para oknum pelanggar yang dalam praktiknya menyimpang dari kebijakan yang telah dibuat. Dengan adanya intervensi ini, diharapkan dapat memperbaiki tatanan moral setiap individu, baik didalam satu komunitas maupun dalam bersosial-masyarakat.

Dilain pihak, menghadapi puncak penyebaran corona yang menurut prediksi terjadi pada bulan Mei, usaha peternak kambing juga mulai resah, pasalnya, bukan hanya Jakarta yang akan menerapkan pembatasan sosial berskala besar(PSBB) pada hari ini. Bogor sebagai lahan hijau yang subur sebagai penyedia rerumputan segar juga kalang kabut, pasalnya banyak jenis rumput yang saat ini sudah mulai menerapkan social distancing, yang notabene hal ini menyebabkan pertumbuhan rumput menjadi jarang. Jenis rumput yang sudah melakukan penerapan SD antara lain rumput gajah, rumput balungan, suket teki dan suket jepang.


Perekonomian dunia terus mengalami kelemahan, demikian juga perekonomian Indonesia. Rencana Pemerintah memotong  gaji menteri, direksi, komisaris BUMN, juga pegawai negeri membuktikan Indonesia sedang mengalami pelemahan ekonomi.

Menyongsong era digital yang semakin maju, teknologi sangat membantu untuk keperluan pekerjaan. Terlebih, adanya ketersediaan internet dalam bidang teknologi yang sangat membantu proses pekerjaan dalam berbagai bidang, termasuk para peternak kambing di Desa Susuk, Kecamatan Ngombol, Kabupaten Purworejo. Selain untuk keperluan mencari referensi penjualan hewan ternak dan cemendil untuk pupuk tanaman, ternyata juga sangat bermanfaat untuk keperluan harian mereka, seperti proses work from home dengan teknik cara menggembala kambing dari rumah. Harapannya, dengan adanya peningkatan ini peternak Purworejo mampu berkembang dan bersaing dengan daerah lain.

Tidak semua peternak kambing mengalami dan merasakan perkembangan teknologi saat ini di karenakan keadaan ekonomi, status sosial dan lain sebagainya. Sebagai kaum grass roots tentunya kurang memahami dengan perkembangan teknologi yang kian pesat ini. Namun, beberapa kendala tersebut bukanlah alasan untuk bermalas-malasan, jika signal internet lemah mau tidak mau harus tetap mengaritkan suket.

Akhir kata, epilog tentang perjalanan manusia adalah berawal dari paradoksal sosial dan berakhir dengan dimensi individual, tanpa menafikkan sublimasi virtual. Ketika sosok manusia pragmatis telah punah, ketika itulah peradaban manusia baru menunggu dilahirkan.
Saya tidak akan menyerah terhadap dikotomi corona yg nihil premis ini, jika pada akhirnya saya berhasil ditungganginya.

Kita tidak tahu sampai kapan pandemi Covid-19 ini akan berakhir. Sudah saatnya semua elemen dari berbagai strata sosial bersatu padu mencari alternatif-alternatif solusi terbaik. Hindari ego dan ketimpangan persepsi, kuatkan imajiner dan mulai ambil peran masing-masing.

Salam ngarit,


Mas Anto

[Anti feodal namun gemar berkebun]

Mohon tunggu...

Lihat Konten Analisis Selengkapnya
Lihat Analisis Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun