Mohon tunggu...
resista hakares
resista hakares Mohon Tunggu... Administrasi - sederhana mensyukuri apa adanya

bisa jadi apa saja

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Keluarga Ribut Bahagia

3 Agustus 2022   06:10 Diperbarui: 3 Agustus 2022   06:11 165
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

"Iya, tadi lembur, di jalan pun macet". Jawab Sevlia yang tengah menatap cermin bersama makeup dan lamunannya. "Ayah cari tambahan kek, makin lama pengeluaran kita makin banyak".

Panji menghela nafas, berdiri mematung, ia kembali harus menjelaskan posisinya sebagai orang yang tak punya penghasilan. "Iya sayang, Aku juga sedang berusaha. Kamu kan tahu setelah aku resign aku sedang serius menulis buku, tapi maaf belum ada penerbit yang mau menerima" Panji mencoba menjelaskan dengan pelan.

"Memangnya berapa penghasilan kalo buku itu berhasil di terbitkan?"

"Engga gede-gede juga sih, penulis best seller saja dapat fee 2 juta sebulan sudah bagus" Jawab Panji mengira-ngira, tanpa memiliki informasi yang pasti.

"Makanya dari itu, cari tambahan lain, karena uang segitu tidak cukup untuk menghidupi kebutuhan kita". Sevlia pusing menterjemahkan isi kepala suaminya. "Utang rokok Kamu di warung sekitar 300 Ribu sebulan, berhenti merokok dulu Yah, Keuangan Ibu lagi tipis".

Kamar ini tiba-tiba sunyi mencekam. Tak jelas siaran televisi membicarakan apa, seperti bising suara alien. Jauh di dalam

Tiba-tiba keheningan mencekam. Perang urat syaraf, masing-masing menjadi fokus dengan fikirannya sendiri. Salah ucapan atau prilaku, dapat mengubah keadaan.

Duh, koq jadi runyam begini. Tak mungkin berhenti merokok di saat seperti ini, yang ada malahan berhentinya kreativitas saat bekerja. Uang memang seringkali menjadi sumber masalah. Uang sialan, Kagak ada aja diributin! "Kalo emang Kamu keberatan bayar utang di warung, yaudah enggah usah di bayar, biarin aja, nanti juga akan lunas sendiri. Dan kalo memang detik ini Ayah belum ada rezeki, trus Ayah bisa apa?"

"Bukan itu masalahnya. Ayah sebagai kepala keluarga, seharusnya Ayahlah yang mencari nafkah dalam keluarga ini. Kaya ceramah yang tadi siang Ibu Share lewat Instagram". Sevlia mencoba bersabar, mencoba menurunkan gas emosi yang ada dalam ruang ini. "Itu menurut Al-Quran loh"

Untuk kesekian kalinya Panji dibenturkan antara Al-Quran dan pencarian nafkah. Dan hal ini hanya menjadi simpang-siur belaka. Karena menurut Panji, Sevlia kekurangan bukti yang autentik, hanya katanya dan suara oranglain saja yang di forward. Kalau memang Istrinya banyak paham tentang Al-Quran seharnya, istrinya sering bicara tentang ayat-ayat lainnya.

 "Ah, dari sekian banyak ayat Al-Quran, Ibu seneng banget pake Ayat itu? gak ada yang lain apa?". Kata Panji. Ayat ada ribuan, ituuuu mulu yang dipake. Panji membatin. "Asal Ibu tau ya. Singa Betina yang mencari makan di habitatnya sana. Singa Jantan tugas nya keamanan dan bekembang biak."

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun