buat Riri Septianna Fajarwati
Â
Mulut-mulut bergelantungan di langit-langit pendidikan
bagai buah anggur yang diendapkan.
Hidup sekadar memeluk sunyi
seperti kalimat dalam buku mata pelajaran tentang mimpi.
Sebaik-baiknya kata adalah "pulang"
menutup lembaran-lembaran halaman
yang kelak akan kamu temukan sebagai selimut gorengan,
kedinginan.
Rasanya situasi telah membunuh harga diri
menggantungkannya di depan pintu kamar. Depresi.
Apakah kita masih bisa menikmati puisi
dengan masa depan yang kian ke sana, ke mari?
 18 Oktober 2019
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!