Mohon tunggu...
Jujun Junaedi
Jujun Junaedi Mohon Tunggu... Penulis dan Pendidik dari Bandung 31324

Pendidik dan pemerhati lingkungan. Aktif mengedukasi di sekolah berwawasan lingkungan di Kota Bandung sejak 1997

Selanjutnya

Tutup

Nature Pilihan

Memanen Listrik dari Gunung Sampah: Proyek Hijau Indonesia Jadi Magnet Baru Investor

14 Oktober 2025   09:24 Diperbarui: 14 Oktober 2025   09:24 55
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Kondisi sampah yang menumpuk di Pasar Kemiri Muka, Beji, Depok pada Senin (27/5/2023). | KOMPAS.com/M Chaerul Halim

Kita semua tahu bahwa masalah sampah sudah menjadi pemandangan sehari-hari, terutama di kota-kota besar. Kita bisa melihat gunung-gunungan atau tumpukan sampah di mana-mana. Hal ini terlihat jelas, khususnya tumpukan sampah organik di sekitar pasar-pasar tradisional. Sampah-sampah ini tidak hanya menimbulkan bau tidak sedap dan merusak pemandangan, tetapi juga menjadi masalah lingkungan yang sangat serius dan mendesak untuk diselesaikan.

Volume sampah di Indonesia terus meningkat dari waktu ke waktu. Setiap hari, kota-kota besar menghasilkan ribuan ton limbah, dan sebagian besar berakhir di Tempat Pemrosesan Akhir (TPA). TPA-TPA ini semakin lama semakin penuh, bahkan ada yang sudah melebihi kapasitas. Contoh yang paling nyata adalah di Jakarta, yang produksi sampahnya mencapai sekitar 8.000 ton per hari. Tumpukan sampah yang ada sudah mencapai puluhan juta ton, menimbulkan masalah lahan yang sangat besar.

Pemerintah sadar betul bahwa persoalan sampah ini harus diatasi dengan cara yang lebih modern dan berkelanjutan. Tidak bisa lagi hanya mengandalkan sistem kumpul-angkut-buang seperti yang sudah dilakukan selama ini. Diperlukan solusi yang bisa mengurangi volume sampah secara drastis, sekaligus memberikan manfaat ekonomi.

Dari pemikiran inilah muncul sebuah ide besar, yaitu mengubah sampah menjadi sumber energi listrik. Konsep ini dikenal sebagai Waste-to-Energy (WTE) atau Pengolahan Sampah Menjadi Energi Listrik (PSEL). Ide ini bukan hanya solusi untuk masalah sampah, tetapi juga menjadi bagian penting dari program energi terbarukan Indonesia.

Proyek ambisius ini dipegang oleh Badan Pengelola Investasi Daya Anagata Nusantara (BPI Danantara). Mereka bergerak untuk mengelola investasi besar demi mewujudkan PSEL di seluruh Indonesia. Proyek ini bertujuan untuk mengatasi dua masalah utama negara ini secara bersamaan: menanggulangi krisis sampah dan menambah pasokan energi listrik bersih.

Skala Proyek dan Potensi Investasi Jumbo

Proyek mengubah sampah menjadi energi ini bukanlah rencana kecil, melainkan inisiatif berskala nasional. BPI Danantara merencanakan pembangunan fasilitas PSEL di total 33 kota di seluruh Indonesia. Ini menunjukkan bahwa program ini benar-benar serius dan menyasar hampir seluruh wilayah urban utama di negara ini.

Untuk menjalankan program besar ini, dibutuhkan dana yang sangat besar. Total investasi yang diestimasi untuk proyek PSEL di 33 daerah tersebut diperkirakan mencapai angka Rp 91 triliun. Jumlah ini merupakan investasi yang sangat besar dan menunjukkan betapa pentingnya proyek ini bagi masa depan Indonesia.

Tahap awal pelaksanaan proyek ini akan difokuskan pada 10 kota besar yang dinilai paling siap. Kota-kota ini dipilih berdasarkan beberapa kriteria penting, seperti jumlah volume sampah harian yang tinggi, ketersediaan lahan, dan kesiapan pemerintah daerah setempat.

Beberapa kota yang menjadi fokus awal antara lain Jakarta, Tangerang, Bandung, Yogyakarta, Semarang, Surabaya, Bali, dan Makassar. Pemilihan kota-kota ini tidak lepas dari volume sampah yang mereka hasilkan setiap harinya. Misalnya, Jakarta yang menghasilkan 8.000 ton sampah per hari, sangat membutuhkan minimal tiga sampai empat titik PSEL.

Setiap fasilitas PSEL yang akan dibangun dirancang untuk memiliki kapasitas yang cukup besar. Setiap stasiun PSEL minimal mampu mengolah sebanyak 1.000 ton sampah per hari. Bayangkan jika puluhan fasilitas ini beroperasi, berapa banyak sampah yang bisa dihilangkan setiap harinya.

Tujuan utama dari proyek ini adalah untuk mengubah sebagian besar sampah di kota-kota besar menjadi energi listrik dalam waktu dua tahun ke depan setelah proyek berjalan. Ini adalah target yang sangat ambisius, tetapi juga memberikan harapan besar untuk solusi masalah sampah yang sudah akut.

Bukan hanya masalah sampah dan listrik, proyek ini juga membuka peluang besar untuk penciptaan lapangan kerja baru bagi masyarakat Indonesia. Dari mulai tahap konstruksi hingga operasional fasilitas PSEL, akan ada banyak tenaga kerja yang terserap.

Pemerintah Indonesia melalui BPI Danantara menyatakan bahwa proyek ini akan dilakukan melalui proses tender yang terbuka dan transparan. Proses lelang ini direncanakan akan dimulai dalam waktu dekat, menunjukkan keseriusan pemerintah untuk segera merealisasikan rencana ini.

Secara keseluruhan, proyek Rp 91 triliun ini menjadi sinyal kuat bahwa Indonesia serius dalam mengatasi masalah lingkungan sambil menggenjot sektor energi terbarukan. Skala dan nilai investasinya menempatkan proyek ini sebagai salah satu yang paling menarik di Asia Tenggara saat ini.

Daya Tarik Kuat di Mata Investor Globa

Skala investasi yang sangat besar ini secara alami menarik perhatian investor, baik dari dalam negeri maupun dari luar negeri. Proyek waste-to-energy Indonesia terbukti menjadi magnet baru bagi perusahaan-perusahaan global. Banyak perusahaan asing melihat peluang besar, bukan hanya untuk mendapat keuntungan, tetapi juga untuk berkontribusi pada solusi lingkungan.

Salah satu alasan mengapa proyek ini sangat diminati adalah karena ini adalah proyek hijau atau green project. Perusahaan-perusahaan dunia, terutama yang berorientasi pada isu keberlanjutan atau sustainability, kini sedang gencar mencari peluang investasi di energi baru dan terbarukan (EBT).

Banyak perusahaan sudah berkomitmen untuk mengurangi jejak karbon mereka dan berinvestasi di proyek-proyek ramah lingkungan. Proyek PSEL di Indonesia ini menawarkan kesempatan untuk memenuhi tujuan tersebut, yaitu berinvestasi di EBT yang sekaligus membantu memecahkan masalah sosial-lingkungan.

Minat dari luar negeri tidak hanya datang dari satu atau dua negara saja. Banyak pihak telah menyatakan ketertarikan mereka. Sebagai contoh, ada perusahaan-perusahaan dari wilayah Asia lainnya yang menunjukkan ketertarikan kuat pada proyek pengolahan sampah menjadi energi ini.

Kepentingan dari perusahaan-perusahaan ini tidak hanya terbatas pada pembangunan fasilitas pengolahan sampah saja. Mereka juga tertarik pada proyek-proyek terkait lainnya, seperti skema carbon credit storage atau transfer. Ini menunjukkan bahwa investasi yang masuk sifatnya komprehensif, mencakup teknologi dan juga aspek finansial lingkungan.

Bahkan, BPI Danantara mencatat bahwa respons dari calon investor sangat luar biasa. Terdapat ratusan perusahaan, baik lokal maupun internasional, yang telah mendaftar dan menyatakan minat untuk berpartisipasi dalam program PSEL yang baru saja diumumkan ini.

Jumlah perusahaan yang mendaftar dan menunjukkan minat ini jauh melebihi ekspektasi awal. Hal ini membuktikan bahwa Indonesia memiliki peluang yang sangat besar di sektor energi terbarukan dan pengelolaan sampah yang modern.

Pemerintah juga menyambut baik minat dari pihak luar ini. Ditekankan bahwa pemerintah tidak bisa menjalankan proyek sebesar ini sendirian. Oleh karena itu, kolaborasi dan kemitraan dengan pihak swasta, baik lokal maupun internasional, sangat dibutuhkan dan sangat terbuka.

Minat investasi yang tinggi ini memberikan kepercayaan diri bagi Indonesia. Ini menunjukkan bahwa program pengelolaan sampah yang terintegrasi dengan produksi energi listrik adalah pilihan yang tepat dan layak secara bisnis di mata dunia.

Manfaat Ganda untuk Lingkungan dan Ekonomi 

Penerapan teknologi waste-to-energy membawa manfaat ganda yang sangat signifikan. Manfaat pertama, dan yang paling jelas, adalah mengatasi masalah lingkungan yang disebabkan oleh tumpukan sampah yang tidak terkendali.

Dengan fasilitas PSEL, volume sampah yang berakhir di TPA akan berkurang drastis, mungkin hanya menyisakan residu yang sangat sedikit. Ini akan memperpanjang usia TPA yang ada, atau bahkan mengurangi kebutuhan akan lahan TPA baru yang selalu sulit didapatkan. Lingkungan kota akan menjadi lebih bersih dan sehat.

Manfaat kedua adalah kontribusi terhadap ketahanan energi nasional. Sampah yang selama ini dianggap sebagai barang buangan, kini dapat diubah menjadi sumber daya yang berharga, yaitu listrik. Listrik yang dihasilkan dari sampah ini akan menambah pasokan listrik bersih di jaringan nasional.

PSEL masuk dalam kategori energi baru dan terbarukan. Artinya, proyek ini sejalan dengan komitmen Indonesia dan global untuk mengurangi penggunaan energi fosil dan beralih ke sumber energi yang lebih ramah lingkungan. Ini adalah langkah maju dalam menghadapi perubahan iklim.

Proyek ini juga memberikan nilai tambah ekonomi yang besar. Selain menciptakan lapangan kerja, proyek ini menggerakkan roda perekonomian di daerah yang menjadi lokasi PSEL. Sampah yang tadinya biaya, kini berubah menjadi aset yang menghasilkan. Ini adalah konsep ekonomi sirkular yang sangat bermanfaat bagi pembangunan daerah.

Kesimpulan 

Proyek Pengolahan Sampah Menjadi Energi Listrik (PSEL) yang diinisiasi oleh BPI Danantara dengan total investasi Rp 91 triliun adalah solusi yang cerdas, terpadu, dan visioner bagi Indonesia. Proyek ini tidak hanya secara fundamental mengatasi masalah sampah yang membebani kota-kota besar, tetapi juga mengubahnya menjadi peluang investasi hijau yang sangat menarik di mata investor global. 

Dengan puluhan kota yang menjadi target dan antusiasme tinggi dari perusahaan-perusahaan besar, proyek ini merupakan langkah nyata Indonesia menuju lingkungan yang lebih bersih, pasokan energi yang lebih berkelanjutan, dan ekonomi yang lebih sirkular di masa depan.

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Nature Selengkapnya
Lihat Nature Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun