Namun, di tengah hiruk pikuk emosi negatif tersebut, satu suara muncul menenangkan, membawa pesan yang jauh lebih penting daripada hasil akhir pertandingan.
Suara itu datang dari salah satu pemain yang paling disorot dan dicintai, yaitu Jay Idzes. Sebagai salah satu pilar di lini belakang, kehadirannya membawa dampak besar, namun juga ia turut merasakan beban kekalahan ini.Â
Jay Idzes memilih untuk tidak diam. Ia menggunakan platformnya untuk berbicara kepada jutaan penggemar Indonesia.
Pesan yang ia sampaikan sangat jelas dan menyentuh. Ia mengakui rasa sakit dan kegagalan yang dialami tim. Ia tidak menutupi betapa sulitnya menerima bahwa impian besar mereka terhenti di babak kualifikasi. Namun, ia menekankan satu hal penting: persatuan.
Pesan Menyentuh Jay Idzes: Pentingnya Solidaritas
Melalui unggahan di media sosial, Jay Idzes menuliskan kalimat-kalimat yang datang dari hati. Ia memulai dengan mengakui betapa sulitnya menggambarkan perasaannya saat itu.Â
"Aku tidak tahu harus mulai dari mana. Impian kami untuk bermain di panggung terbesar di dunia telah berakhir," tulisnya, mengakui kekalahan itu dengan jujur.
Ia kemudian menyinggung tentang perjuangan yang telah dilakukan tim. Mereka telah bekerja keras untuk waktu yang lama. Kegagalan ini, baginya, terasa sangat berat. Namun, Jay Idzes memilih untuk fokus pada hal-hal positif yang ia lihat sejak bergabung dengan Timnas Indonesia.
Jay Idzes mengungkapkan kekagumannya terhadap ikatan khusus yang ada di tim. Ia menyebut bahwa sejak pertama kali tiba, ia merasakan adanya hubungan yang istimewa di antara para pemain dan staf. Ikatan ini, katanya, juga terjalin kuat antara para pemain dengan para pendukung.
Baginya, dukungan dari para suporter adalah energi terbesar. Ia secara tulus mengucapkan terima kasih kepada jutaan pendukung yang selalu ada, baik saat menang maupun kalah. "Tanpa kalian semua, kami bahkan tidak akan berada di posisi ini," kata Jay Idzes, mengakui peran besar suporter.
Pesan inti Jay Idzes kemudian disampaikan dengan tegas. Ia meminta para suporter untuk menghormati dan mendukung semua pemain dan staf. Kalimat ini adalah intisari dari seruannya. Ia melihat gelombang kritik dan tuduhan yang terjadi.