Daun teh itu kemudian dimasukkan ke dalam teko atau gelas. Air yang digunakan harus benar-benar mendidih, langsung dari ceret panas. Suara air mendidih yang dituang ke daun teh kering selalu menjadi pertanda dimulainya sesi minum teh yang menenangkan.
Setelah air dituangkan, teh dibiarkan "mingkem" atau didiamkan sebentar agar sari dan aromanya keluar maksimal. Warna air yang semula bening perlahan berubah menjadi cokelat pekat, menandakan teh sudah siap.
Pilihan penyajian teh sangat bergantung pada selera. Kadang-kadang, kami menyajikan teh tawar. Teh tawar ini sangat cocok diminum bersama camilan gurih, seperti yang baru-baru ini kami lakukan di kampung halaman.
Di kampung, kami menyeduh air teh tawar yang pekat dan diminum sambil menikmati kulub sampeu atau rebusan singkong. Perpaduan pahit-sepet dari teh tawar dengan rasa manis dan pulen dari singkong rebus terasa sangat pas dan enak. Itu adalah kenikmatan yang otentik dan bersahaja.
Namun, di lain waktu, kami menyukai teh manis. Untuk membuat teh manis, air mendidih dicampur dengan teh Cap 2 Tang, lalu ditambahkan gula secukupnya. Gula yang kami gunakan biasanya gula pasir biasa.
Peran gula di sini penting. Ia tidak hanya memberi rasa manis, tetapi juga menyeimbangkan rasa sepet yang kuat dari teh tubruk. Hasilnya adalah teh manis hangat dengan warna cokelat kemerahan yang jernih dan aroma melati yang lembut.
Harga teh ini yang sangat terjangkau, bahkan untuk ukuran besar seharga sekitar Rp 5000 per bungkus, menjadikannya pilihan ideal. Keterjangkauan ini memastikan bahwa kebiasaan minum teh berkualitas tidak menjadi beban dan dapat dinikmati setiap hari oleh seluruh anggota keluarga.
Dengan segala kesederhanaannya, ritual seduh ini telah membentuk memori rasa. Setiap aroma yang keluar dari teko bukan hanya sekadar uap, tetapi juga membawa kembali kenangan masa lalu, saat duduk santai bersama Ibu dan Bapak.
Jejak dan Identitas: Komposisi dan Pabrik Asal
Teh Cap 2 Tang bukan hanya sekadar produk, ia membawa identitas yang jelas. Di kemasan tertera dengan jelas komposisinya: daun teh dan bunga melati. Kesederhanaan komposisi inilah yang menjamin cita rasa alaminya.
Penggunaan bunga melati menunjukkan identitas teh wangi khas Jawa Tengah, khususnya daerah Tegal dan sekitarnya. Melati dipilih karena aromanya yang lembut dan kemampuannya untuk berharmoni dengan rasa pahit-sepet daun teh.